Haiiii!!
Part ini buat yang komennya ngegass
Semoga cepat ngerem yah😂
Vote komen ❤
----------
Jericko menekan tombol power pada ponselnya saat Sera sudah menaiki tangga hendak memasuki kamarnya yang saat ini dan seterusnya akan menjadi kamar mereka berdua.
Jericko ingin mengetahui siapa penelpon tadi, ia ingin memastikan sesuatu. Pikirannya sungguh tidak tenang waktu menatap wajah istrinya yang nampak pias ketika menerima panggilan.
"Beb...."
Deg.
Jericko mengenal betul suara ini. Pantas saja istrinya langsung diam seribu bahasa. Pasti Grita sudah berucap yang tidak- tidak kepada Sera.
"Aku pikir kamu marah, soalnya kamu tiba- tiba matiin panggilan. Kita bisa ketemuan gak? Aku ingin bahas hal penting. Ini soal hubungan kita."
Hubungan kita? Ular betina ini, masih sempat- sempatnya ingin membahas hubungan mereka yang Jericko sudah tidak ingat lagi kapan terakhir mereka bertemu.
"Halo.."
"Jangan pernah hubungi saya lagi. Kita tidak punya hubungan apapun. Kamu ngerti!" Setelah mengatakan itu, Jericko lantas mematikan panggilannya secara sepihak.
Saat akan beranjak. Bunyi notifikasi pesan masuk dan mampu membuat Jericko menggeram marah.
081342867***
"Aku gak main- main soal anak. Aku tunggu kamu di restoran biasa."
Anak? Anak siapa?
Kenapa dengan si Ular Betina ini, menghilang sekian lama dan kini muncul dengan dalih anak? Jangan- jangan....
"Sera, Ya tuhan." Jericko sudah kalang kabut. Istrinya pasti termakan omongan ular betina itu.
Ia berjalan tergesa- gesa dan berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
"Sayang...," panggilnya saat ia membuka pintu.
Sera yang tengah duduk di pinggir ranjang sambil memainkan ponselnya pun terkejut dengan kedatangan suaminya yang tiba- tiba.
Jericko melebarkan langkahnya menuju istrinya lalu menarik Sera kedalam pelukan. "Apapun yang terjadi, Just trust me!" Bisik Jericko pelan sambil mengusap pelan rambut istrinya. Sera diam tak bergeming, rasanya ia ingin menangis saja, mendengar ucapan suaminya barusan. Sera pastikan, rumah tangga mereka sedang dalam keadaan tidak baik- baik saja entah sampai kapan.
"Tapi dia hamil." Sera tidak bisa membayangkan jika apa yang diucapkan wanita itu adalah benar adanya.
Jericko melerai pelukan mereka lantas beralih menangkup kedua pipi istrinya. "Aku gak yakin kalau itu anakku," jelas Jericko. Ia berharap istrinya ini tidak berpikir yang macam- macam. "Aku... memang pernah beberapa kali melakukan hal itu dengan dia tapi aku rasa, aku main aman Sayang."
Sera menatap keseriusan dan kesungguhan dari manik suaminya, semoga saja apa yang di bilang Jericko benar. "Maka kasih aku bukti," putus Sera sembari melepas kedua tangan suaminya yang masih bertengger dipipinya.
"Ay--"
"Aku ingin sendiri dulu." Rasanya sungguh berat. Belum sehari menikah namun tantangannya sungguh menguras hati.
"Ok. Kamu istirahat, ingin hot chocolate?" Tawar Jericko, istrinya penyuka cokelat dan ia tahu persis kalau Sera akan sedikit tenang jika sudah menikmati cokelat panas.
"Aku minta bibi buatin, ya?" Bujuk Jericko dengan masih setia memandang wajah istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
RandomFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...