Selamat membaca❤
"Eh..eh, ini bukan jalan menuju apartemen bang Altar, kalau kamu lupa!" Sentak Sera. Ia bingung, pasalnya sekarang Jericko malah membelokkan mobilnya menuju kearah berlawanan.
"Emang bukan," balas Jericko santai setelah sebelumnya melirik sebentar kearah Sera.
Sera panik. "Terus kamu mau bawa aku kemana?" Pertanyaan disertai dengan lirikan tajam. Sebagai seorang yang pernah menorehkan kenangan kelam Sera tidak akan mempercayai Jericko begitu saja.
"Ke Gereja," jawab Jericko cepat.
"Ngapain?...Jangan bilang....," Sera melirik curiga kearah Jericko. Yang dilirik hanya menahan senyumnya agar tidak dilihat oleh Sera.
"Kamu.....maksud aku, kita__
"Kita menikah." Jericko memotong ucapan Sera dengan cepat. Sera melotot tidak terima. Keputusan macam apa itu? Sera saja masih ragu dengan pria tua ini. Dan mereka saja belum ada persiapan apapun.
Sedetik kemudian pecah sudah tawa Jericko, pria itu membuang sebelah tangannya mengacak rambut Sera gemas sambil matanya fokus menyetir. Senang rasanya bisa membuat Sera panik.
"Kamu ngerjain aku?" Tanya Sera dengan nada terdengar sedikit kesal.
Jericko melirik sebentar kearah Sera dengan sisa-sisa tawanya. "Enggak....aku serius kok!" Jawab Jericko sambil menghentikan mobilnya saat pria itu melihat ada alfa di samping jalan, mungkin terlalu tertawa Jericko jadi kehausan.
"Sebentar," ucapnya sambil membuka pin.....Brak....tu. Suara tabrakan dari arah belakang menginterupsi pergerakan Jericko saat akan membuka pintu.
"Aduh..." Sera mengaduh sambil mengusap keningnya yang mengenai dashboard mobil Jericko.
"Kamu nggak masang sabuk pengaman sejak tadi? Ya Tuhan, Ay....tapi kamu nggak apa-apa kan?" Jericko panik. Tangannya menangkup wajah Sera, jarinya beralih mengelus kening Sera yang mengenai dashboard, tabrakannya sedikit kencang dilihat dari kening Sera yang memar. Ia meringis.
"Nggak apa-apa gimana. Kamu nggak lihat kening aku kena benturan keras," Sera sungguh kesal meski dirinya yang salah karena lupa memasang seatbelt tadi. Nggak apa-apa matamu!!
"Iya maaf.....kamu tunggu bentar," ucap Jericko, pria itu mengeraskan rahangnya saat pandangannya beralih kebelakang, ia kemudian membuka pintu mobilnya lalu membantingnya dengan keras sampai membuat Sera terlonjak kaget. Siapa yang sudah berani menabrak mobilnya dari belakang sampai membuat kening wanitanya memar begitu. Orang mabuk dari mana yang berkeliaran disiang bolong seperti ini?
Diluar seorang pria tengah menatap ngeri bagian depan mobilnya dan bergantian menatap bagian belakang mobil milik Jericko.
"Maaf.....saya tidak sengaja menabrak mobil anda, sepertinya ada masalah dengan rem mobil saya" pria itu berucap cepat saat melihat Jericko telah berada didekatnya, ia memandang Jericko dengan penuh penyesalan.
Jericko melirik sebentar kearah mobilnya, ia sempat emosi namun diredamnya karena si penabrak malah meminta maaf terlebih dahulu. Sebagai sesama pengendara, Jericko mentoleransi hal itu apalagi alasannya rem mobil.
"Iya nggak apa-apa. Lain kali harus lebih hati-hati," balas Jericko dengan nada rendah, ia melirik sebentar kearah mobil si penabrak, kelihatannya rusak yang paling berat adalah mobil orang itu. Miliknya cuma tergores meskipun tergoresnya lumayan besar tapi bukan apa-apa dibanding niat baik orang yang sudah meminta maaf terlebih dahulu.
"Oh..iya, ini kartu nama saya. Jika mobilnya ingin dibawa kebengkel dan butuh biaya maka anda bisa menghubungi saya di nomor ini," ucap si penabrak sambil menyodorkan kartu namanya. Jericko melirik sebentar penampilan orang itu, kemudian menerima kartu namanya dan membaca. Angkasa Gunawan? Seorang pengacara. Jericko lantas mengiyakan niat baik dari orang itu meskipun masalah biaya baginya bukan masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
AcakFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...