Sebenarnya Sera tidak habis pikir dengan pria sinting itu.
Sera selama ini tidak pernah macam-macam, contoh meminta tanggung jawab untuk calon bayinya. Ia juga bukan seperti wanita kebanyakan yang hamil lalu pergi ke rumah pria yang menghamilinya dan memegang perut buncit menangis tersedu-sedu supaya dikasihani oleh orangtua lelaki itu dan akhirnya meminta anak mereka menikahinya, sungguh Sera tidak ada dalam daftar itu.
Kok malah dia yang dihampiri terus. Tidak dirumah, tidak di tempat kerja.
Terus datang- datang dan bilang saya tidak ingin menikahi kamu. Siapa juga yang minta situ tanggung jawab.
"Ra, pulang yuk. Aku antar pakai mobil aja." kata Lia menghampiri Sera yang lagi asyik melamun. Sera mengangguk.
"Sasa mana?" tanya Sera karena tidak melihat sahabatnya itu keluar.
"Tuh anaknya."
"Ayo." Ajak Sera sambil bangkit berdiri setelah Sasa tiba. Sasa dan Lia dapat melihat bahwa sahabat mereka satu ini lagi memikirkan sesuatu. Dan bisa Lia pastikan bahwa pelakunya adalah si Dono.
Sasa memandang Lia dan bertanya menggunaka isyarat mata namun Lia hanya membalas dengan gelengan, biarkan Sera yang nanti bercerita. Mereka tidak mau memaksa.
"Jalan-jalan yuk, mumpung masih jam tiga ini." Kata Sasa melihat pergelangan tangannya.
"Ide bagus tuh." Tanggap Lia bersemangat.
"Ra, kamu gimana?" Tanya Lia hati-hati karena ini adalah pertama kali mereka hangout lagi setelah kejadian itu.
Sera mengangguk singkat.
"Thank you mama baby." ucap Sasa dan Lia bersemangat. Mereka pikir Sera akan menolak untuk hangout karena kejadian itu.
Sera hanya terkekeh singkat.
"Tumben bawa mobil? Katanya mau mandiri?" Kata Sasa mencibir Lia setelah mereka sudah masuk ke dalam mobil gadis itu.
"Ck diam deh! Protes aja kerjanya. Aku bawa mobil makanya kita bisa hangout, kamu mau hangout naik angkot? Aku sih ogah! Ya nggak, Ra?" Yang ditanya ternyata sudah langsung memejamkan matanya sejak tadi masuk mobil. Jadi lagi-lagi hanya dibalas anggukan.
Lia tidak ingin berlama- lama jadi perempuan itu langsung menancap gas mobil memasuki keramaian biar mereka bisa hangout. Rasanya mereka tidak pernah hangout setelah kira-kira tiga bulan lalu dihotel yang membawa musibah untuk Sera.
Mereka menginap dihotel atas permintaan Lia karena gadis itu berulang tahun dan pastinya keuntungan buat Sasa dan Sera karena kapan lagi bisa nginap gratis dihotel mewah.
Mengingat itu Lia jadi ingin mencincang halus- halus itunya pria sinting itu. Gara- gara napsu bejatnya terhadap sahabat kesayangannya maka rencana mereka akan tiga hari disana jadinya cuma dua hari.
Melihat sahabatnya yang masuk kamar dengan wajah pias seperti orang kehilangan gairah hidup membuat Sasa dan Lia bingung, lalu tiba- tiba sahabatnya minta pulang. Tanpa mau berlama- lama mereka menyanggupinya dan pulang pada hari itu. Setelah tiga minggu kemudian barulah kronologi sebenarnya diketahui setelah mereka mengantar Sera yang pingsan kerumah sakit. Saat itu Lia rasanya ingin mencari laki-laki brengsek itu namun ditahan oleh Sera.
Seketika Lia menggeleng kepalanya sadar bahwa tidak baik melamun saat sedang menyetir. Gadis itu menoleh kesamping melihat sahabat kesayangannya yang sudah terlelap, mengangkat wajahnya melihat kebelakang lewat spion dan mendapati sahabat yang satunya itu juga sudah tertidur dengan mulut terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
OverigFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...