Part 45

3.9K 171 1
                                    

Suasana haru bercampur bahagia kala pintu gereja terbuka. Disana Sera mengamit lengan Altar dan berjalan menuju tempat dimana Jericko berada.

Bisik-bisik kagum dari semua orang yang melihat mempelai wanita berjalan dengan anggun dibaluti gaun putih indah yang melekat pas ditubuh Sera.

"Gilaa! Sera seksi banget. Pantas Jericko gak bisa nahan waktu kejadian dulu," Bisik Tomo kepada Bima.

Bima menganguk setuju. "Iya, padahal Jericko males gereja, tapi sekalinya dikasih istri, beuhh ... seksiii!"

"Allah itu milih kasih gak sih? Gue yang taat beribadah sampai saat ini masih jomblo," ucap Tomo dramatis.

Bima memukul keras kepala Tomo sampai Tomo mengaduh pening dikepalanya. "Jangan bicara sembarangan! Pakai acara bilang Tuhan milih kasih, lo aja kali yang gak berusaha, dekat cewek malah gemetaran!" Cibir Bima, ia membuang pandangan kedepan tepat dimana Jericko berdiri menyambut sang mempelai wanita, Bima tidak menggubris Tomo yang masih mengoceh tak jelas. Disampingnya ada Axel yang diam tak bicara banyak. Pria itu seperti patung hidup.

Terlihat dari jauh, Jericko tersenyum haru kala melihat Sera muncul bersama Altar, pria itu sampai beberapa kali menghapus pelan air mata yang menetes. Tidak di sangka bahwa hari ini dirinya akan mengikat Sera menjadi istri dan wanita seutuhnya untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama-sama.

Lena dan Leon saling menggenggam tangan erat, Lena menangis haru kala mengingat putranya yang akan menikah. Akhirnya setelah sekian masalah yang dihadapi putranya, saat ini, didepan sana Jericko sebentar lagi akan menjadi seorang suami.

"Pa, gak nyangka ya. El bakal jadi suami Sera. Mama sampai saat ini masih belum percaya."

"Iya, Papa juga," Leon menanggapi ucapan istrinya disertai senyum bahagia. Mengelus pelan telapak tangan istrinya. "Ya sudah gak boleh nangis, make up mama nanti luntur lho." Leon berusaha menghibur istrinya sambil memberikan tisu kepada Lena. "Hapus airmata, Ma. Ini hari bahagianya El. Please, don't cry, okay!" Bisik Leon.

Lena mengangguk. "Maaf..., Mama hanya terlalu bahagia."

Terlihat Altar yang menyerahkan Sera  kepada Jericko. "Hari ini, saya Altar Gemilang. Sebagai Kakak sulung sekaligus pengganti almarhum Ayah, menyerahkan adik perempuan saya kepada saudara Jericko Samuel Hayden." Altar tidak mampu menahan laju airmata yang merembes keluar begitu saja. "Sebagai pengganti almarhum ayah, saya...." ada Jeda saat Altar meraih tisu yang diberikan salah satu petugas. "Saya bahkan belum lama bahagiakan dia, maka saya mohon..." mata Altar memandang kearah Jericko. Pandangan itu syarat akan kesungguhan "Setelah janji pernikahan nanti dan adik saya resmi menjadi seorang istri.... saya mohon, bahagiakan dia. Bukan saja seperti seorang suami kepada istri, tetapi juga ... sebagai kakak kepada adik, sebagai saudara kepada saudaranya...."Altar menghapus sisa airmatanya. "Saya titip Bulan kepada kamu," diakhir dari kalimat itu Altar memandang Sera. "Abang sayang kamu."

Setelah penyerahan mempelai wanita kepada mempelai pria. Sang pendeta mengambil alih acara.

"Saatnya kita masuk kedalam janji suci pernikahan," Ucap sang pendeta dan suasana tegang menyelimuti Jericko. Telapak tangan pria itu terasa basah. Sera bisa merasakan ketegangan Jericko saat mereka berdua diminta untuk berhadap- hadapan sambil menggenggam tangan.

"Saudara Jericko Samuel Hayden, dihadapan Tuhan dan JemaatNya,  apakah kamu bersedia mengambil Seraya Rembulan Moole menjadi istrimu selamanya, dan berjanji tidak akan meninggalkannya dalam untung maupun malang, saat susah maupun senang dan akan tetap memegang teguh janji pernikahan?"

"Ya, dihadapan Tuhan dan JemaatNya, saya bersedia mengambil Seraya Rembulan Moole menjadi istri saya dan berjanji tidak akan meninggalkan nya dalam untung maupun malang, saat susah maupun senang dan akan tetap memegang teguh janji pernikahan." Jericko berucap lantang dengan satu tarikan. Pria itu masih setia memandang Sera dengan penuh kekaguman bercampur haru.

"Saudari Seraya Rembulan Moole, dihadapan Tuhan dan JemaatNya,  apakah kamu bersedia mengambil Jericko Samuel Hayden menjadi suamimu selamanya dan berjanji tidak akan meninggalkannya dalam untung maupun malang, saat susah maupun senang dan akan tetap memegang teguh janji pernikahan?"

Sera memandang tepat pada manik coklat Jericko, wanita itu seperti terhipnotis kala pandangan sang pria pun tak lepas darinya. "Ya, dihadapan Tuhan dan JemaatNya, saya bersedia mengambil Jericko Samuel Hayden menjadi suami saya.... dan berjanji tidak akan meninggalkan nya dalam untung maupun malang, saat susah maupun senang dan akan tetap memegang teguh janji pernikahan." Airmatanya tumpah ruah saat ia berhasil mengucapkan janji suci.

Selanjutnya pemasangan cincin nikah dan di ikuti dengan pemberkatan dari sang pendeta kepada kedua mempelai. Suasana haru masih meliputi ruangan gereja hingga satu jam kemudian karena diisi dengan acara sungkeman kepada orangtua.

****

"Seraa....., ya ampun, kamu udah sah jadi istri konglomerat," ucap Sasa heboh, gadis itu tidak bisa menahan rasa harunya untuk tidak memeluk sahabatnya yang telah resmi menjadi istri orang.

"Jadi pengen nikah juga," celetuk Lia kala mereka melepas pelukan.

"Laki mana laki!" Cibir Sasa. Dan terdengar tawa dari beberapa orang yang mendengar perdebatan mereka.

"Lagi On the way dong!"

"Iyain aja!..... Sumpah aku terharu banget Ra," Sasa masih tidak menyangka jika sahabatnya kini sudah jadi seorang istri.

Sera tersenyum. Dirinya juga tidak menyangka bahwa kini ia telah menjadi seorang istri. Segala rasa bercampur menjadi satu.

"Kedua mempelai diminta ke depan untuk berfoto bersama keluarga," suara MC memotong pembicaraan mereka.

"Yaudah sana, habis itu giliran kita- kita." Suruh Sasa kepada Sera. Sera mengangguk dan melangkah pelan menuju keluarga besar suaminya yang telah berkumpul di depan untuk berfoto bersama.

Setelah foto keluarga, kemudian di ganti dengan foto bersama para sahabat. Cukup lelah buat Sera namun ini adalah hari bahagianya jadi wanita itu cuma meringis karena kakinya yang pegal.

Pandangan Jericko tidak pernah luput dari istrinya. Dirinya bersumpah, Sera tidak akan dia ijinkan untuk memakai heals setinggi ini, dirinya cukup kesal dengan penata busana istrinya, kenapa juga harus memberikan sepatu bertumit luar biasa tinggi seperti ini.

"Capek?" Bisiknya pada telinga Sera. Sera menggeleng namun Jericko tahu bahwa istrinya lagi berusaha untuk terlihat baik di depan semua orang.

Jericko melirik jam ditangannya, pukul sepuluh pagi, masih ada waktu istirahat untuk resepsi sore nanti.

Sera menarik napas lega saat sesi foto selesai.

Saat ini, detik ini dan seterus Sera telah menjadi istri dari pria yang mengambil mahkota berharganya. Tuhan mengangkat harga dirinya dengan kembali menjodohkan Jericko yang jadi suaminya. Satu tekad Sera, Tuhan telah menyatukan mereka dalam ikatan suci ini, apapun tantangan rumah tangga mereka kedepan, Sera akan hadapi.

_____

Pendek banget part ini. Tapi saya double up atas bentuk maaf dari saya buat kalian yang udah nunggu lama 😊

Vote komen

Tbc.

SERAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang