Part 11

11.8K 654 2
                                    

Jericko memukul kuat stir mobilnya dengan begitu keras hingga meninggalkan rasa nyeri pada telapak tangannya. Ia bersandar, Menyugar rambutnya keras sampai rontok. Morning sickness sialan! Bukan hanya itu saja, Jericko juga merasa ada sesuatu yang disembunyikan Sera darinya.

Naomi.

Pasti adiknya itu mengetahui apa yang tengah disembunyikan Sera darinya. Jericko tau bahwa Naomi sering mengunjungi Sera akhir-akhir ini, tidak mungkin adiknya itu tidak mengetahui apa-apa.

Dengan menarik pedal gasnya dan beranjak meninggalkan komplek tempat tinggal Sera. Saat ini tujuannya adalah pulang kerumah dan mudah-mudahan adiknya itu lagi berada dirumah dan tidak sedang keluyuran.

Dia harus memaksa adiknya itu untuk jujur, meskipun saat ini adik perempuannya itu sedang mogok bicara kepadanya sejak insiden pengakuannya di kantor. Sungguh adik yang sangat berbakti.

Selang 30 menit, mobil Jerikco sudah berbelok masuk kekediamannya. Memarkirkan mobilnya dengan sembarang, Jericko membuka pintu mobil dan membantingnya cukup keras sampai satpam rumah mereka yang lagi berada dipos juga ikut terkaget.

"Naomiii..." Jericko tidak ada waktu untuk mengucapkan salam.

"Ada apa, boy? Jangan teriak-teriak" ayahnya yang lagi bersantaipun kaget dengan kedatangan Jerikco yang langsung berteriak seperti berada dihutan saja.

"Naomi dimana Pa?"

"Kalian sudah baikan?" bukannya menjawab pertanyaan Jericko, Ayahnya ini malah balik bertanya

Diam-diaman dua kakak beradik itu sudah diketahui oleh kedua orang tuanya. Tapi mereka tidak ada niat mau ikut campur karena anak-anaknya sudah dewasa dan bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Tanpa diketahui bahwa ada kesalahan besar dari anak sulung mereka dibalik semua ini.

"Siapa yang marahan sih Pa, Naomi nya aja yang nggak mau bicara sama El."

"Papa lihat Noami nggak?"

"Ah Papa lama!" dari pada menunggu jawaban dari ayahnya. Jericko beranjak menaiki tangga untuk menuju kamar adik perempuannya itu.

Tanpa perlu mengetuk Jericko langsung membuka pintu kamar itu dengan kasar.

Brak.

Naomi yang lagi serius mengejarkan tugas, seketika kaget dan menoleh.

"Apa-apaan sih! Masuk kamar orang tanpa permisi." setelah berkata seperti itu, Naomi mengambil earphone yang ada disampingnya dan memasangkan di kedua telinganya, pertanda bahwa dia tidak ingin diganggu.

Jericko berjalan cepat melepaskan earphone yang sempat terpasang di telinga adiknya dan menarik adiknya berdiri dari duduknya.

"Kakak apa- apaan sih! Jangan ganggu Naomi deh!"

Naomi di buat kesal oleh tingkah kakaknya saat ini. Sudah tidak menghargai perempuan, sekarang berbuat kasar kepada adiknya lagi.

Jericko tidak terpengaruh dengan mimik wajah adiknya yang terlihat emosi.

"Kamu nggak lagi nyembunyiin sesuatu dari kakak kan, Nom?" Jericko harus memastikannya saat ini juga.

"Maksudnya? Aku masih marah dan juga kecewa sama kakak jadi sekarang lebih baik keluar dari kamarku!"

Jericko tahu adiknya masih kecewa padanya tapi dia tidak ambil pusing, ini demi kenyamanan batinnya yang terusik akhir- akhir ini.

"Sera hamil kan?" Dari pada berlama- lama lebih baik to the point saja.

Pertanyaan Jericko membuat Naomi sedikit kaget bagaimana kakaknya bisa berkata seperti itu meskipun itu adalah kenyataannya.

Naomi sudah mengetahui perihal kehamilan Sera dan kesengsaraan kakaknya di setiap pagi. Tapi jangan harap dia akan memberitahukannya.

SERAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang