Part 49

4K 152 7
                                    

Haiiiii, aku minta maaf karena kelamaan up part baru. Kesibukan didunia nyata amat padat heheeee.

Loveyouuu all🥰
________

Sekitar hampir sejam perjalanan mereka. Akhirnya mobil Jericko terparkir di JSH apartemen. Jericko keluar bersama istrinya, dan melangkah masuk dengan Jericko yang setia memeluk pinggang Sera. Banyak pasang mata yang memandang iri kedua pasangan suami istri itu.

"Jericko!" Panggil sebuah suara. Jericko berhenti dan menoleh ke samping dan saat itu juga rahangnya mengetat, Sera sedikit tersentak saat merasakan suaminya yang makin mengeratkan pelukan dipinggangnya.

"Mas, sesak ih," ucap Sera mengingatkan Jericko. Jericko tak menggubris ucapan istrinya.

"Ayo, Sayang." Jericko lantas kembali mengajak Sera untuk berjalan menjauhi si Ular Betina itu.

Lengan Jericko dicekal. "Mainan baru kamu?" Tanya Grita. Wanita itu beralih memandang Sera dengan tatapan remeh. "Jangan lupa sama pesan yang aku kirim." Setelah mengatakan itu, Grita berjalan meninggalkan kedua orang itu. Jericko beralih memandang wajah Sera yang sulit terbaca.

"Gak usah dengar ucapan wanita itu barusan," ucapnya sembari mengajak Sera pergi dari sana.

Namun Sera yang melihat gelagat suaminya yang tiba- tiba berubah menjadi menyeramkan saat bertemu wanita tadi membuat Sera sedikit curiga.

"Siapa dia?"

"Bukan siapa- siapa!" Jawab Jericko sembari meremas pinggang Sera.

"Kamu tidak berniat membohongi aku kan," tanggap Sera, ia berusaha melepas lengan kekar yang melingkar dipinggangnya.

"Kamu pernah bicara dengan dia," jawab Jericko sembari menekan tombol pada benda persegi di depan mereka. "Jangan dipikirin, dia masa lalu aku," lanjutnya setelah mereka melangkah masuk kedalam lift.

"Gimana aku gak kepikiran kalau ternyata dia sedang mengandung anak kamu!" Sera jadi mengingat percakapan dia bersama wanita tadi lewat ponsel suaminya.

"Bukan anakku Ay! Aku sudah jelaskan, kenapa mesti dibahas lagi."

"Kita lihat aja nanti." Sera melenggang pergi menuju unit Altar meninggalkan Jericko yang mengusap wajahnya gusar.

"Bang Al, Bulan boleh ikut abang ke Bandung?" Tanya Sera kepada Altar saat mereka masuk ke dalam unit.

Jericko yang mendengar pun tak terima, apa- apaan ini. "Ay, please. Jangan kekanakan dong!" Pinta Jericko memandang tajam ke arah Sera.

"Kalian punya masalah padahal baru menikah?" Tanya Altar tak mempercayai hal ini. "Inilah kenapa aku gak mau cepat- cepat nikah," ucap Altar.

"Bulan serius pengen ikut Abang!" Kekeuh Sera tanpa menggubris tatapan Jericko.

Jericko menghela napasnya pelan. Istrinya lagi dalam mode marah maka dirinya harus pintar- pintar membujuknya.

"Jadi mana berkas- berkasnya Sera?" Tanya Jericko setelah mengingat berkas- berkas sialan itu yang sudah membawa masalah baru bagi mereka. Coba saja Altar mau berbaik hati mengantar sendiri berkas Sera ke rumahnya mungkin mereka tidak akan bertemu Grita tadi.

Altar mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Halo Imam, berkasnya sudah sampai belum?"

"Ok. Terima kasih," ucap Altar dan mengakhiri panggilan itu.

"Berkasnya sudah sampai rumah kamu," jawab Altar santai.

"Abang!"

"Kamu gak baca pesan?" Tanya Altar tanpa merasa bersalah.

****

Jericko mengumpat beberapa kali saking kesalnya dengan Altar. Gara- gara Altar, Sera masih mendiaminya hingga saat ini. Coba saja pria menyebalkan itu tidak menyuruh mereka mengambil berkas-berkas Sera maka dia tidak perlu bertemu dengan ular betina jelmaan setan dan berakhir dia harus bertemu kembali hari ini sesuai permintaan wanita itu.

"Mana buktinya kalau itu anak saya!?" Tanya Jericko tegas. Dia tidak ingin berlama-lama dengan perempuan yang berpotensi akan menjadi dalang pertengkaran dirinya dan Sera.

"Karena aku tidak pernah tidur dengan pria manapun," jawab Grita dengan tampang bangga.

Jericko terkekeh. "Oh ya, benarkan? Kamu berani bertaruh apa jika terbukti itu bukan anak saya?" Jericko memandang remeh kearah perut Grita. Orang bodoh pun akan paham jika kandungan Grita belum memasuki bulan empat minimal. Sedangkan mereka tidak pernah bertemu sekitar enam atau tujuh bulan lalu.

Jericko merasa menang saat melihat wajah wanita itu yang seperti sedang berpikir, apalagi pandangan Grita yang mencoba untuk melihat kearah lain dan tidak lagi memandang Jericko.

"Jika ini alasan kamu untuk membuat rumah tangga saya berantakan maka kamu salah." Jericko tersenyum mengejek. "Saya menyesal punya masalalu dengan perempuan seperti kamu. I'm so sorry but saya tidak tertarik lagi sama kamu jadi dengan dalih apapun kamu mau menarik perhatian saya, itu tidak akan membuat saya melirik kamu. Terakhir, I just wanna say, berhenti bermain- main jika kamu tidak ingin menyesal!"

Jericko bangkit lalu mengancing jas lantas pergi dari sana meninggalkan Grita yang tengah meremas tali tasnya sekuat mungkin.
Wanita itu sedikit tersinggung dengan perkataan Jericko.

"I'm so sorry too, tapi aku tidak ingin menyerah untuk membuat kamu kembali," gumamnya lantas menyeruput minuman dan pergi dari sana.

Dia sudah dibuang oleh Damar karena ketahuan hamil, Damar adalah pria yang ingin berhubungan tetapi tidak ingin memiliki anak. Maka saat Grita memberitahukan kehamilnnya, Damar marah besar dan memutuskan hubungan mereka. Fyi, Damar adalah  pria yang dilihat Jericko sedang berduaan dengan Grita di hotel.

Grita salah jika Jericko akan dengan mudah dibodohi seperti dulu. Dulu Jericko begitu tertarik dengan Grita hingga tidak menggubris perkataan sahabat- sahabatnya bahwa wanita itu bukan wanita baik- baik hingga hari dimana dirinya melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa sahabat- sahabatnya berkata benar. Jericko malah bersyukur waktu itu ada gadis yang kebetulan lewat dan mampu menarik perhatiannya hingga bukannya memukul pria yang sedang berduaan dengan wanita kesayangannya waktu itu, ia malah punya hasrat lain dengan menarik gadis yang kebetulan lewat didepannya lantas menyetubuhi gadis itu yang akhirnya diijinkan Tuhan menjadi istri dan wanita yang dicintainya. Dengan kata lain, Sera hadir tepat waktu dan mereka memang ditakdirkan untuk berjodoh.

Sekarang fokus pria itu hanyalah membahagiakan istrinya. Grita bagi Jericko hanyalah tantangan kecil. Yang dikhawatirkan saat ini adalah istrinya, semoga Sera bersedia membantunya dalam membasmi satu hama dalam rumah tangga mereka.

Jericko merasa bersalah bertemu dengan Grita diam- diam. Rasanya dia harus memberitahukan istrinya tentang hal ini sehingga tidak ada kesalahpahaman nantinya.

___________

TBC.

SERAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang