Sambil menunggu pelanggan dan pemesan kue, Sera dan kedua temannya duduk sembari bercanda karena urusan belakang sudah selesai.
"Ra, maaf yah kalau pertanyaan aku menyinggung perasaan kamu. Memangnya kamu nggak ada niat untuk meminta pertanggung jawaban dari pria itu?" Tanya Lia sembari tangannya beralih mengusap perut ratanya Sera dengan sayang.
Menggeleng kepala kuat Sera menjawab "Aku nggak mau, aku udah cukup sakit hati disaat dia ambil paksa apa yang aku jaga. Bukan hanya itu aja, setelah dia melakukannya dia juga melempar cek bernilai ratusan juta tepat diwajahku. Dengan itu aja aku udah tau gimana sifat pria itu," balas Sera tersenyum miris sambil bangun dari duduknya karena melihat ada pelanggan yang masuk yang tak lain adalah sang pemesan kue ulang tahun.
"Sore mbak, kebetulan pesanannya sudah jadi dari lima belas menit yang lalu," kata Sera kepada pelanggan yang langsung dibalas dengan anggukan lalu tersenyum manis.
"Berapa semua kak?" Tanya Naomi.
"125 ribu semuanya, mbak tinggal bayar setengahnya aja kekasir yah saya ambil kuenya dulu," kata Sera berjalan untuk mengambil pesanan.
"Di cek dulu, apakah sesuai pesanan?" Tanya Sera menyerahkan kue pesanan kepada gadis itu.Naomi langsung membuka kotak kuenya dan mengecek sesuai permintaan dari Sera "sesuai pesanan kak, makasih," pamit Naomi sambil menyimpan kartu kreditnya kedalam dompet dan bersiap untuk pergi.
"Terima kasih sudah mampir, salam ucapan selamat ulang tahun untuk kakaknya," kata Sera sopan karena itu kebiasaan mereka jika ada yang memesan kue ulang tahun di selfbakery. Mungkin itu suatu strategi untuk meningkatkan pembeli.
"Iya kak, makasih juga. Saya pamit," balas Naomi sambil tersenyum manis lantas melangkah keluar untuk pulang dan memberi kejutan untuk kakak sulungnya.
Sementara Sera tiba- tiba mengingat wajah si pria itu saat melihat wajah gadis tadi. Ia menggeleng cepat, mungkin hanya kebetulan wajah mereka mirip, soalnya banyak yang wajahnya mirip namun bukan saudaraan.
"Ra, kamu kenapa?" tanya Sasa kala melihat raut wajah sahabatnya.
"Eh, oh...itu...gak apa-apa," balas Sera terkejut sambil berjalan menuju dispenser untuk mengambil air mineral karena tenggorokannya tiba- tiba kering. Mungkin efek sedang mengandung?"Sa, entar mampir ke supermarket mau beli susu. Stok dirumah lagi sekali minum kayaknya," pinta Sera berjalan menuju Sasa yang lagi sibuk menata kue dietalase padahal masih rapi dan jangan lupa Lia yang sedang berselancar asik didunia maya.
"Sip deh bumil ku sayang. Kenapa gak bilang biar aunty yang ambil minumnya." ini bukan Sasa tapi Lia, ia menyimpan ponselnya lantas menatap wajah sahabatnya yang lagi mngandung. Lebay, kata Sera dalam hati sambil terkekeh singkat menanggapi ucapan Lia.
"Sera bilang ke aku kenapa kamu yang jawab? Udah selesai ngintipin para pria yang kata kamu hot itu?!" Cibir Sasa.
"Apa sih, Sa! Sewot jadi orang, keriput duluan baru tahu rasa, lo!" Balas Lia tidak terima.
Sera hanya tersenyum menanggapi berdebatan unfaedah teman-tamannnya. Dalam hatinya ia sangat bersyukur karena meskipun dia hamil diluar nikah tapi masih ada yang peduli setidaknya kepada buah hatinya.
Yah, dia mulai menyayanginya setelah dua minggu yang lalu dia mengetahui ada makluk mungil didalam perutnya.
Sera bersyukur karena setelah mengetahui dirinya hamil, dia langsung memberitahukan masalah ini kepada pemilik toko ini, takutnya nanti tidak diijinkan bekerja lagi maka dia akan mencoba bekerja ditempat lain. Tapi apa yang dia dengar dan rasakan hingga saat ini adalah sesuatu yang patut disyukuri.
bagaimana tidak? Pemilik toko ini bahkan menaikan gajinya,katanya untuk tambahan beli susu buat calon anaknya. Bukan hanya itu saja, bosnya itu yang adalah seorang wanita kira -kira usianya 50an itu juga mengurangi jam kerjanya.Sera beruntung waktu itu dia melamar kerja disini. Wanita itu tidak bisa membayangkan jika dia dulu bekerja ditempat lain dan mendapat musibah seperti ini dan justru dia di pecat. Untuk memikirkan itu saja Sera sudah menggelengkan kepalanya kuat.
Masih mengelus perut ratanya yang hampir berjalan satu bulan Sera berkata dalam hati, "Yang kuat ya sayang, mama sayang selalu sama kamu."
Kalian akan rasakan perasan ini jika sudah berada diposisi Sera.
****
Di tempat lain disebuah rumah besar yang tidak bisa dipungkiri bagaimana mewahnya terdapat tiga orang, terdiri dari ayah ibu dan seorang anak perempuan.
"Ma Pa, kak El pulang jam berapa kira- kira yah?" Tanya Naomi kepada kedua orang tuanya.
"Kamu kan tau kakakmu itu gimana, palingan jam sepuluhan lah itu juga kalau dia nggak keluyuran dan langsung pulang," jawab ibunya sambil memutar bola matanya malas untuk membahas anak lelakinya yang gila kerja dan tidak tahu kapan waktu istrahatnya.
"Sabar sayang, namanya juga lelaki matang single, yaudah biarin aja. Kita cukup berdoa aja buat dia biar nggak salah jalan aja," balas suami tercintanya sambil mengelus sayang pundak istrinya
"Iya Pa tapi----"
"ssstt, sudah lah sayang kamu nggak mau kan ada keriput diwajah cantikmu itu? Tapi meskipun keriput papa tetap cinta kok." Omongan ibunya dipotong dengan kata gombalan dari ayahnya yang ditanggapi dengan senyum manis malu- malu ibunya meskipun awalnya kesal karena dikira mau dibilang keriput oleh suaminya.
Naomi hanya memutar bola matanya malas. "Tadi aku bahas apa sehingga berakhir dengan acara gombalan receh wahai tua- tua." sambil mencibir dan menghentakan kakinya kesal lalu melangkah menuju kamarnya dilantai atas.
"Anak itu kenapa?" Tanya sang suami kepada istrinya saat melihat putri kesayangannya kelihatan kesal dan berjalan menuju kamar.
"Gara- gara gombalan receh papa," balas istrinya melangkah menuju kamarnya "kok aku sayang? Aku tadi bilang yang sebenarnya, lho!" balas suaminya setengah teriak karena istrinya sudah berlalu pergi.
"TERSERAH PAPA AJA MAMA MAH IKUT" ini istrinya yang balas dan bisa didengar oleh seisi rumah itu termasuk putrinya yang langsung menggeleng- gelengkan kepala melihat kelakuan orang tuanya.
"Halo kak, kakak pulang malam ini kan? jangan coba-coba keluyuran! Aku mutilasi kalau malam ini nggak pulang. Bye!" tadi sampai dikamar Naomi langsung menghubungi kakaknya hingga panggilan kedua barulah dijawab oleh sang penerima.
Diseberang sana seorang pria yang masih pusing dengan berbagai pikiran akhir- akhir ini ditambah dengan suara cempreng adiknya yang baru mengultimatumkan untuk pulang.
Apa katanya mutilasi? oh tidak sebaiknya dia pulang sebelum hal itu diwujudkan oleh adik kurang ajarnya itu yang sialnya dia sayang setengah mati.
Sebenarnya ada bagian-bagian yang ingin saya revisi tapi biarkan saja sampai cerita ini benar-benar tamat jadi pikiran saya tidak terbagi.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
RandomFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...