Malam menjelang...
Tepatnya pukul 7 kurang lima belas menit.
Sasa dan Lia, kedua gadis itu pulang sejak satu jam yang lalu bersamaan dengan dokter yang akan mengecek keadaan Sera.
Demi mengusir kebosanannya. Wanita itu mengambil buku pemberian Lia, katanya dari kakak perempuannya untuk Sera. The Conny Method (Menjalani Kehamilan dan Persalinan dengan Tenang, Nyaman, Bahagia serta Penuh Percaya Diri)
Entah berapa lama membaca hingga masuk halaman kelima, pintu ruangan terbuka, Sera pikir yang datang adalah pria menyebalkan itu.
"Hai, Kak," Sapa Naomi membuka pintu kamar rawat Sera.
"Hai, Nom. Dari rumah?" Tanya Sera menaruh buku yang sedang dibacanya.
"Enggak kak, aku habis dari kafe, kerja tugas. Puyeng kepalaku!" Naomi mengeluh sambil membuka flat shoes nya kemudian duduk berselonjoran disofa.
"Buku apa itu kak? kayaknya bagus deh?" Tanya Naomi penasaran."Buku panduan kehamilan. Tadi dikasih sama Lia, katanya dari kakak perempuanya," jawab Sera, Naomi cuma membulatkan mulutnya tanda mengerti.
"Kuliah ternyata berat juga ya kak!" Keluh Naomi. "Apalagi bukan keinginan kita. Aku tuh udah coba bilang ke mama papa kalau aku nggak bisa di kedokteran tapi kata mama aku harus terusin cita- citanya kak Sarah. Aku kan nggak bisa nolak. Hiks!" Curhat Naomi panjang lebar. Dia bisa apa kalau mama papanya sudah bawa-bawa mendiang kakaknya.
Mereka sebenarnya ada tiga bersaudara tetapi kakak keduanya kecelakaan dan meninggal ditempat saat itu. Hal itu membuat Lena harus menjalani terapi selama satu tahun karena tidak bisa menerima kematian anak keduanya. Beruntung ada Naomi yang masih bisa mengobati rasa kehilangan itu.
Sera tersenyum tipis menanggapi keluhan Naomi sekalian prihatin.
"Dulu kak Sera juga gitu Nom, untungnya aku kuliah ambil jurusan yang memang sesuai passion aku jadi ya, enjoy aja!" jelas Sera menceritakan pengalamannya. "Lagian Mama sama Papa kamu nggak mungkin sejahat itu untuk meminta kamu melanjutkan cita-cita mendiang kakak kamu deh Nom, mereka tahu kamu bisa. Semangat ya!"Neomi mengangguk "Iya. Tapi kan aku nggak suka kedokteran!" keluh Naomi. Memang gadis itu lebih menyukai fashion designer di banding jurusannya sekarang.
"Dokter itu pekerjaan mulia lho ya, apalagi spesialis anak. Keren banget!" Sera berusaha memberi dukungan.
"Aku dulu bercita-cita jadi dokter tapi semenjak Ayah Bunda nggak ada, aku putar haluan. Dan ternyata aku menyukainya sampai sekarang," jelas Sera."Kok, kak Sera enggak pernah cerita yang itu?" Tanya Naomi penasaran.
"Kan, kamu enggak nanya," balas Sera tersenyum geli.
"Iya yah! By the way.... kak El mana yah?" Tanya Naomi, ia baru sadar kalau kakak laki-lakinya sedang tidak berada diruangan ini.
"Lagi keluar," Jawab Sera unmood. Mendengar nama orang itu senyumnya luntur seketika.
"Nah itu orangnya? Umur panjang kamu kak," kata Naomi melihat kakaknya muncul dengan tentengan berlogo restoran ternama.
Sera juga melihat kearah pintu, Pria itu belum mengganti pakaiannya sama sekali, rambutnya acak-acakan namun terkesan hmm....seksi! Sera buru-buru mengusir pikiran kotornya. Ia tidak habis pikir, apa yang dilakukan pria itu berjam-jam diluar hingga lupa mandi dan kelihatan berantakan begitu.
Untuk masih tampan. Lah?
Jericko berdiri seperti patung disana dengan pandangan yang Sera tidak tahu artinya apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
AcakFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...