"Kak aku benaran lho soal kakak cantik itu." Naomi mulai mengoceh didalam mobil. Saat ini mereka berdua sedang berada dimobil dalam perjalanan menuju tempat camilan favorit Naomi.
"Nggak nanya yah Nom. Kamu bisa diam nggak sih! Ngoceh aja kerjaannya," balas Jerikco sewot karena kepalanya akhir-akhir ini lagi banyak pikiran ditambah kebawelan adiknya ini. "Untung sayang, kalau nggak udah kulelepin kamu digot." Lanjutnya sambil membelokkan mobil masuk ke jalan yang ditunjukan Naomi.
"Ih kakak mah!"
Jericki menghela napasnya dalam.
"Emang cantiknya kayak apasih? Ngalahin Raisa nggak?" sambil fokus menyetir Jerikco berusaha mengimbangi adiknya dari pada panjang acara merengeknya."Kakak akan kaget waktu lihat dia, aku kalo udah muji orang itu memang real orangnya cantik lho kak." benar sih! Adiknya yang satu itu paling jarang memuji orang, sekali memuji pasti tidak salah.
"Iya iya! Emangnya kapan mau ditunjukin?" Tanya Jerikco sembari mengelus kepala adiknya dengan sebelah tangannya.
Naomi tersenyum misterius. "Eh kak, depan situ berhenti. Itu tempat aku beli camilannya," kata Naomi menyadari kalau mereka sudah hampir sampai di selfbakery.
"Yang mana?" Tanya Jerikco memastikan.
"Itu yang depan, yang tulisannya Selfbakery."
Tanpa bertanya lagi Jerikco lantas memberhentikan mobilnya didepan selfbakery.
"Entar pulang kampus langsung pulang rumah. Jangan keluyuran kamu!" Ucap Jerikco menasehati adik semata wayangnya.
"Lho kak. Nggak temanin aku gitu?"
Jerikco hanya mengkerut bingung.
"Kan udah nyampe, kamu tinggal masuk kedalam dan beli sendiri bisakan?" balas Jerikco dengan nada sedikit menekan di akhir kallimat."Ih, kakak harus temani aku lah." balas Naomi tidak terima. Enak saja, kalau begini perjuangannya sia-sia dong untuk mempertemukan kakaknya dengan kakak cantik itu.
Jerikco merogoh dompetnya disaku jasnya lalu mengeluarkan dua lebar uang seratus ribu. "Nih tambahin. Sekarang kamu turun!" Jerikco greget sekali dengan adiknya ini. Apa susahnya masuk sendiri kedalam. Dasar manja!
Sedangkan Naomi lagi sibuk memikirkan bagaimana cara agar kakaknya bisa masuk kedalam. Dan seketika ada semacam bola lampu menyala diatas kepalanya dengan bunyi ting! Aha aku punya ide. Sambil tersenyum dalam hati dan pura-pura cemberut Naomi keluar dari mobil kakaknya dan Jerikco tentunya langsung menjalankan mobilnya menuju kantor.
Berjalan dengan senyum merekah Naomi membuka pintu toko yang bertuliskan Open dengan papan persegi kecil.
"Selamat datang di selfbakery" kata pegawai menyambut kedatangan Naomi. Yang disambut hanya membalas dengan senyum manisnya sambil mencari-cari seseorang.
"Mau pesan apa mbak. Langsung makan atau ?" kata pegawainya tersenyum ramah.
Sambil melihat-lihat sesekali Naomi berusaha mencari orang yang ditunggu-tunggunya namun tak kunjung terlihat.
"Dibungkus aja mbak. Yang coklat itu sama strowberi ya mbak, masing- masing dua" sambil menyodorkan uang seratus satu lembar yang dikasih oleh kakaknya waktu dimobil, Naomi berusaha bertanya.
"Mmm mbak...Sasa?" Sambil membaca nametag pegawai tersebut Naomi sudah tidak tahan untuk bertanya. Bertanya lebih baik bukan?
Takut- takut kakaknya keburu datang dan rencananya bisa gagal soalnya orang yang dimaksud untuk dipertemukan tidak kelihatan, padahal kemarin dia yang melayaninya.
Sedikit kaget Sasa hanya mengangkat kedua alisnya karena pelanggan ini mengetahui namanya dan Naomi juga mengerti jadi hanya dibalas dengan tunjukan tepat dinametagnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
De TodoFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...