Saat ini Jericko tengah bersama Sera, wanita itu sudah siuman dari setengah jam yang lalu saat baru pindah ruangan rawat.
"Pak, enggak kerja?" Tanya Sera tak enak hati. Jericko yang lagi serius membaca macbook ditangannya seketika mengalihkan tatapannya memandang Sera.
"Ini lagi kerja." Sambil menunjuk macbooknya.
"Maksud saya itu ke kantor."
"Ini juga sama aja, saya pantau dari sini," terang Jericko masih memandang Sera. Lelaki itu meletakkan benda persegi itu kemudian beralih mengelus perut calon istrinya. "Baby nggak rewel kan didalem?" Sera mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Jericko.
"Bulan depan kita nikah yah. Kamu dengar kata papa tadikan?"
"Iya pak dengar kok. Bapak udah bilang ini tiga kali, lho!" Sera sebenarnya greget dengan pria satu ini. Pikun apa gimana sih.
"Ya,..saya cuma mengingatkan. Siapa tahu kamu lupa," jawab Jericko enteng yang membuat Sera memutar bola matanya malas. Situ yang pikun kok ajak-ajak saya.
Flashback on.
"Jadi, bagaimana ceritanya sampai kamu mau untuk menikah sama putra brengsek saya ini?" Papa Jericko bertanya santai sambil melirik ke arah putranya dengan tampang mengejek. Jericko cuma mendengus.
"Nggak ada yang bisa menolak pesona aku pa!" Jawab Jericko percaya diri.
Sera mencibir dalam hati "gimana enggak nolak, orang situ tukang paksa!"
"Papa nggak nanya kamu ya!"
Naomi dan ibunya terkikik. Gantian adiknya yang senang karena saat ini kakaknya yang akan ditatar oleh papanya.
Sera memilih untuk mengulum bibirnya kedalam dan memandang kearah calon suaminya.
Calon suami? Tanpa sadar senyumnya mengembang, tak bisa dipungkiri bahwa separuh hatinya bahagai. Apalagi saat melihat pria itu dengan wajah khawatir saat dia siuman dan berbagai pertanyaan yang menggambarkan bahwa pria itu sungguh mengkhawatirkan dirinya.
"Memangnya kak Sera terpesona sama kakak? Naomi rasa kak Sera biasa-biasa aja tuh!" Ejek adiknya yang mampu membuat Jericko makin gondok.
"Ay, kamu nggak ada rasa tertarik sedikitpun sama saya?" Tanya Jericko memandang Sera. Dia ingin membuktikan ucapan adiknya adalah bohong. Siapa sih yang bisa menolak pesona seorang Jericko yang sebelas duabelas sama Liam Hemsworth.
"Dih saya. Formal banget!" Naomi makin mengejek kakaknya. "Sama calon istri sendiri juga."
"Diam kamu Nom! Ingat ya, uang jajan kamu dari aku," kata Jericko sudah kesal setengah mati dengan adik kurang ajarnya.
Naomi cuma mendengus. "Dasar tukang ngancem!"
Jericko sudah tidak berniat menanggapi adiknya. Dia bangkit dan berjalan menuju Sera. Duduk disamping tempat tidur wanita itu kemudian beralih menggenggam tangannya. "Ay...disini ada mama, papa sama Naomi," katanya sambil memandang penuh harap kearah Sera. "Saya mau kamu jawab iya dihadapan mereka sekarang seperti jawaban kamu semalam." Terkesan memaksa tapi Jericko harus melakukan ini biar papa dan mamanya serta adiknya itu bisa mendengar dan percaya.
Sera sudah malu bukan main. "Dasar tukang paksa!"celetuk Sera pelan dan hanya bisa didengar oleh Jericko. Laki-laki itu terkekeh.
"Pa, ma. Sera bilang iya.....Udah aku bilang kan kalau----"
"Saya enggak bilang gitu!" Potong Sera, mana dia ada jawab begitu. Memangnya celetukan bisa terdengar sebagai jawaban iya?
Suara tawa Naomi memenuhi ruangan itu. Kapan lagi dia bisa melihat wajah nelangsa kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
AlteleFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...