"El, kamu pulang? Gimana keadaan Sera?" Tanya Lena saat melihat putra kesayangannya pulang di jam 10 malam seperti ini. Lena masih menunggu suaminya yang lagi berkunjung ke rumah sahabat mereka."Besok sore udah bisa pulang, Papa mana?" Jawab Jericko menyalimi tangan mamanya.
"Papa lagi ke rumahnya om Johan" jawab mamanya dengan nada khawatir. Suaminya pergi dari jam 6 tapi belum pulang.
"Loh dari jam berapa? Ini udah pukul 10. Papa nggak biasa pulang sampai selarut ini." Jericko melihat sebentar jam yang melingkar ditangannya.
"Iya. Mama juga mikir gitu. Mama telpon aja kali ya," Ucap Lena melihat ponselnya.
"Coba dulu Ma, aku ke kamar dulu." pamit Jericko.
"Iya sayang, kamu balik lagi ke rumah sakit kan?" Tanya Lena sambil meletakkan ponselnya ketelinga.
Jericko mengangguk, pria itu sebenarnya kelelahan yang luar biasa tapi apa boleh buat, calon istrinya lagi terbaring di rumah sakit dan dia enak-enak tidur begitu."Ya udah sana, habis itu kamu makan. Mama masak makanan kesukaan kamu, tadinya mau diantar kerumah sakit tapi Papa keburu ditelpon sama om Johan jadi Mama batal deh."
Jericko tersenyum. "Iya Ma. Makasih ya," Katanya lalu beranjak menuju kamarnya dilantai dua.
Tiga puluh menit kemudian.....
"Itu anak mandi atau semedi, lama benar," gumam Lena.
"Ma, kok belum tidur?" sapa Leon dari arah belakang. Ternyata suaminya itu baru pulang.
"Tunggu Papa lah, emang apa urusannya sampai larut malam begini sih, Pa?" Omel Lena.
"Duduk dulu, Papa cerita tapi Mama jangan kaget ya," Jawab Leon, dia was-was. Takut kalau berita ini malah membuat istrinya kembali seperti dulu lagi.
"Apasih Pa? Jangan buat Mama penasaran deh!"
"Mama duduk sini."
Lena bangun dan duduk di samping suaminya sambil menunggu apa yang akan dikatakan oleh suami tercintanya itu "Ini tentang Sarah ma," Ucap suaminya pelan. Ada jeda sejenak untuk memperhatikan raut wajah istrinya. "Johan sudah menemukan----"
"Stop pa! Jangan dilanjutkan....., yang ditangan Papa juga buang. Ini sudah berlalu, Mama nggak mau Papa sama Johan ungkit-ungkit lagi. Sarah udah tenang disana Pa, tolong!" Lena sudah terisak. Setelah penyembuhannya, ia betul-betul berusaha kuat demi kedua anaknya yang tentu masih butuh kasih sayang dari ibu mereka, apalagi Naomi yang masih kecil waktu itu.
"Iya ma tapi__"
"Mama bilang nggak usah ya nggak usah! Papa ngerti nggak sih, besok Mama nggak mau lihat itu," Lena marah ia lantas menunjuk berkas yang ditaruh diatas meja dan beranjak memasuki kamarnya.
"Mah..." panggil Leon. Ia mengikuti istrinya menuju kamar, saat akan masuk ternyata sudah dikunci.
Dari arah tangga Jericko terlihat sudah rapi dengan celana jeans dengan atasan kaos hitam ditambah jaket kulitnya. Berjalan menuruni tangga.
"Papa udah pulang? Mama mana?" Jericko melihat papanya lagi memijat keningnya didepan kamar utama. Kamar Papa dan Mamanya.
"Mama shock, El! Ini karena Papa," ucap Leon dengan nada sendu. Jericko mengerutkan keningnya bingung. Maksudnya bagaimana?
"Apa maksud papa?" Suara Jericko sedikit meninggi.
"Kita duduk dulu, Papa pengen bicara sama kamu." Jericko makin bingung. Raut wajah Papanya terlihat begitu serius, berarti ini bukan hal sepele.
Dia mengangguk dan berjalan menuju ruang keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
РазноеFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...