Part 36

5.9K 351 13
                                    

Selamat berekspektasi 😂

"Kok cepat bicaranya?" Tanya Lena saat Jericko kembali masuk dan mengambil duduk disamping Sera. Pria itu sepertinya tidak bisa jauh-jauh sedikit saja dari Sera.

"Hanya urusan pekerjaan tapi udah selesai" jawab Jericko singkat sambil memandang Sera. Lena cuma mengangguk tanda mengerti.

"Nak Altar belum makan kan? Cobain masakan tante, dijamin enak kok. Ini itu makanan kesukaan Jericko lho"

Altar yang baru masuk pun cuma mengangguk dan tersenyum.

"Kak, bangun dong. Kak Altar mau makan itu" tegur Naomi mengingat kursinya tidak cukup buat mereka dan Altar tidak kebagian. Jericko menatap jengkel ke arah adiknya lalu bangkit dari duduknya kemudian beralih menatap Sera.

"Ay, aku pengen bicara" ucapnya sambil tangannya mengacak rambut wanita itu dan berjalan mendahului Sera kembali ke ruang depan.

Sera bangun dengan malas-malasan dan berjalan mengikuti Jericko. Ketiga orang yang disana hanya memandang mereka berdua dengan berbagai pandangan. Naomi memandang kakaknya dengan tatapan mencibir. Perasaan kakaknya itu tidak pernah semanis itu kepada dirinya, yang ada malah mereka berdua suka sekali cekcok meskipun dengan hal-hal kecil. Lena memandang dengan tersenyum penuh arti dan Altar tidak ambil pusing ia hanya diam lalu mengambil tempat duduk untuk makan, biarkan adiknya menyelesaikan masalahnya.

"Bicara apa?" Tanya Sera saat mereka berdua tiba diruang depan.

"Duduk dulu"ucap Jericko memandang Sera dengan tatapan yang sulit diartikan, berbagai perasaan yang berkecamuk dalam diri pria itu, membuatnya harus berbicara kepada Sera saat ini."kamu memangnya kuat berdiri? Aku bicaranya lama lho, Ay"

"Ck" decak Sera lalu mengambil duduk jauh dari jangkauan Jericko.

"Kok duduk situ? Dekat sini dong. Aku mau bicara sambil pegang tangan kamu" ucap Jericko tersenyum geli melihat Sera yang ogah-ogahan.

"Bicara aja sih. Banyak aturan deh!" Jawab sera dengan nada sewotnya.

Jericko menghela napasnya lalu terdiam beberapa detik sambil memandang Sera yang lagi memilin kukunya, wanita itu lebih serius memandangi kukunya daripada memandangi Jericko didepannya.
"Ay, lihat sini dong. Aku pengen bicara serius sama kamu" ucap Jericko dengan nada pelan.

"Kamu tinggal bicara aja, lagian telinga aku bisa dengar ya. Banyak aturan nanti makin lama lagi"

"Banyak aturan dari mana, Ay.....Aku cuma minta kamu lihat aku. Masa aku bicara kamunya nunduk" ucap Jericko berusaha sabar.

"Ya udah, bicaranya jangan lama, aku mau istirahat" Sera mengangkat wajahnya dan mata mereka saling menubruk. Inilah yang tidak Sera sukai saat melihat manik coklat itu, degup jantungnya berkali lipat lebih cepat saat manik coklat itu memandanginya dengan tatapan yang entah apa itu.

"Kamu jadi pergi ke Bandung?"

Sera mengalihkan pandangannya ke lain arah lalu memutar bola matanya malas, pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya tapi masih ditanya lagi
"Iya" jawab Sera singkat.

"Kamu nggak ada sedikitpun niat untuk minta persetujuan dari aku?"

Mendengar perkataan Jericko, Sera kemudian berbalik dan menatap pria itu. "Memang kamu siapanya aku?" Jawab Sera dengan pandangan serius membalas tatapan Jericko.

"Aku calon suami kamu kalau kamu lupa" ucap Jericko dengan nada tertahan, pria itu berusaha untuk tetap bersabar dalam menghadapi wanita keras kepala ini.

Sera terkekeh singkat sambil menundukkan kepalanya lalu diangkat dan kembali memadang Jericko dengan serius."Itu dulu waktu aku masih mengandung anak kamu kalau kamu lupa" Sera masih menatap Jericko.

SERAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang