Part 43

3.9K 212 4
                                    

Selamat membaca❤

"Sayang......, makan siang aku jemput sekalian beli cincin," ucap Jericko disebrang sana.

"Iya." Jawab Sera malas karena pria itu sudah mengingatkan hal ini berulang kali.

"Are you okay, Ay?" Terdengar suara panik dari sebrang.

"Hm."

"Hm?"

"Iya, aku baik-baik aja, ih!" Jawab Sera geram, wanita itu memutar bola matanya kesal.

"Ya udah, ingat jaga kesehatan. Aku nggak mau calon istri aku kenapa-kenapa." Pret lah! Umpat Sera dalam hati meski ia sedikit berbunga.

"Iyaaa"

Panggilan terputus dan wanita itu menghela napasnya gusar.

Sebenarnya Sera masih di ambang keraguan untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama Jericko meskipun ia telah mengiyakan lamaran Jericko yang kedua setelah pertama gagal. Ia di lamar dua minggu lalu oleh kelurga Hayden.

Apa ia membatalkan saja rencana pernikahan mereka yang tinggal hitung hari, atau kabur kemana begitu.

Tidak! Calon mertuanya pasti akan kecewa mengingat mereka yang sangat menyayangi Sera.

Berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak maka pernikahan mereka akan diadakan empat hari lagi dan persiapan sudah mencapai 95% tinggal pemilihan cincin nikah bahkan undangan sudah tersebar, Sera tidak sejahat itu untuk mempermalukan keluarga Hayden apalagi sampai mempermalukan abangnya.

Altar yang minggu lalu balik dari Bandung dan keesokan harinya keluarga besar Hayden langsung bertandang kerumah, lebih tepatnya apartemen pria itu. Meski berat melepaskan adik semata wayang kepada pria yang pernah menorehkan luka dalam untuk adiknya, namun melihat ada pancaran cinta dan keseriusan dari Jericko maka Altar menyerahkan semua keputusan kepada Sera dan membiarkan adiknya yang menentukan masa depannya. Dan Altar berharap Sera bisa bahagia bersama Jericko.

Jam makan siang tiba dan Jericko menjemput Sera, mereka akhirnya melaju ke restoran yang di klaim Jericko sebagai restoran terenak versi pria itu, sedangkan Sera cuma iya-iya saja.

"Silahkan ditunggu," ucap pelayan yang mengenakan kemeja merah hitam.

Sera memandangi interior restoran pilihan Jericko, desain mewah dengan sentuhan klasik, siapa saja yang masuk kesini pasti terpesona dan jangan lupa dengan harga makanan yang Sera hitung dapat membeli skin care wanita itu untuk beberapa kali. Meski abangnya juga punya restoran namun punya Altar adalah desainnya berdasarkan sentuhan alam jadi yang kasta bawah seperti dirinya masuk kedalam ya masih bisa rileks, berbeda dengan yang ini.

"Kenapa geleng-geleng?" Tanya Jericko saat matanya memandang Sera.

Sera menoleh sekilas. "Nggak apa-apa, cuma....uang kamu nggak habis ini kan?" Tanya Sera dengan lugunya. Bukan apa-apa hanya makanan yang dipesan Jericko adalah makanan termahal dalam daftar menu, Sera sampai bergidik ngeri melihat gambar makanan yang bahkan tidak membuat wanita itu kenyang namun harganya bikin geleng.

Jericko terkekeh gemas lantas menggeleng singkat.
"Uang aku yang akan jadi uang kamu kelak itu nggak akan habis cuma gara-gara kita lunch disini, Sayang." Sambil menegukkan air mineral yang tersedia didepannya, Jericko memandang Sera yang lagi bersemu? Pria itu ingin tertawa namun mengingat mood wanitanya yang kadang naik turun maka ia memilih menahannya saja. "Lagian ini resto punya abang kamu." Jawaban Jericko sontak membuat Sera membelalakkan matanya.

"Abang..... sekaya ini?" Sera masih tidak percaya. "Abang punya berapa resto sih? Kok aku enggak tau yah!"

Jericko mengangkat bahunya. "Tapi daftar kekayaan Calon suami kamu masih diatas kakak kamu." Jawab Jericko bangga namun Sera cuma memutar bola matanya malas. Dasar sombong!

SERAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang