Selamat membaca ❤
Tadi ada kesalahan sedikit pada saat saya lagi ngedit part ini jadi tidak sengaja terpublish makanya saya cepat- cepat unpublish. Aduh belibet! Intinya Hp saya butuh belaian kayaknya, mulai error ini 😁
Pagi harinya Sera bangun dengan suasana baru, semalam mereka berdua kakak beradik itu akhirnya menginap di apartemen Altar karena pria itu tidak tega membiarkan adiknya yang dalam keadaan lemah seperti itu tidur sendiri di kontrakannya. Altar juga mau lihat kesungguhan pria yang semalam katanya ingin melamar adiknya.
"Abang mau kemana pagi-pagi?" Tanya Sera saat dirinya mendapati Altar yang sudah rapi dipagi hari.
"Mau cek restoran sebentar, kamu nggak papa kan disini sendirian?" Sera mengangguk dan menarik kursi untuk duduk. "Abang masak dari jam berapa ini?" Tanyanya saat melihat sarapan yang tertata rapi di meja makan.
"Buat sarapan seperti itu nggak perlu berjam-jam kali dek" jawab Altar berjalan mengambil kunci mobilnya dekat Sera lalu mengecup puncak kepala adiknya. "Kalau ada apa-apa langsung telpon ya" Sera tersenyum dan mengangguk.
Altar melangkah keluar dan akhirnya bunyi bip pertanda pintu ditutup, Sera melanjutkan sarapannya dengan pelan. Pikirannya kemana-mana, abangnya tidak memperbolehkan dia ke Bandung jadi apa yang harus dia lakukan disini. Satu-satunya cara adalah kembali bekerja di self bakery seperti biasa setelah dirinya sembuh betul.
Tentang perkataan pria semalam yang ingin melamarnya tidak dia pusingkan, mereka sudah tidak punya urusan lagi. Meskipun dirinya akui dia punya sedikit perasaan kepada Jericko tapi itu bukan masalah, pelan-pelan Sera akan menepisnya.
Pria itu katanya ingin ke luar negeri selama kurang lebih tiga bulan maka itu adalah waktu yang tepat untuk dia membenahi perasaannya.
Sera bangkit dari duduknya dan berjalan pelan karena dirinya baru merasakan perih diperutnya. Mungkin efek kuret atau bagaimana dia juga tidak tau.
Berjalan tertatih mengambil air lalu melangkah ke kamar mengambil obat yang ditebus Jericko kemarin atas resep sang dokter saat.
Sepertinya dia butuh istirahat saat ini.
Setelah menelan obat, Sera kembali menaiki ranjang dan tidur meringkuk meremas perutnya. Mustahilnya semalam dirinya tidak merasakan perih apa-apa tapi pagi ini entah kenapa rasa perihnya ingin membuatnya menangis.
Sambil meremas perutnya pelan, Sera mencoba memejamkan matanya hingga akhirnya kembali terlelap. Beruntung tadi sebelum keluar kamar, wanita itu sempat mencuci wajah dan menyikat giginya jadi tidak masalah jika saat ini dirinya kembali terlelap.
Semalam atas bujukan dari abangnya untuk menginap sementara di apartemen ini jadi wanita itu membawa sebagian keperluannya dari alat mandi hingga lain sebagainya.
Tak terasa Sera terlelap selama dua jam dan terbangun karena mendengar getaran ponselnya diatas nakas, Sera mengulurkan tangannya lalu meraih ponsel namun benda pipih itu sudah berhenti bergetar. Sera membaca di lock screen kemudian manautkan alisnya.
6 missed call.
2 message.Papanya baby is calling...
Sera hampir melempar ponselnya saat membaca nama si penelpon. Dia bahkan lupa mengganti nama kontak pria itu.
Wanita itu memilih mengumpulkan kesadarannya yang sudah terlambat namun itu perlu karena dirinya sempat kaget tadi. Sera beralih menggantikan nama kontak pria itu lalu meletakkan kembali ponselnya dan tidak berniat mengangkat panggilan itu, Sera lantas turun dari ranjangnya dan mengambil ikatan rambut diatas nakas lalu mengikat rambutnya sembarang dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Dirinya butuh mandi agar kambali segar meskipun terkurung dalam apartemen ini. Mungkin dirinya harus memberi kabar kepada kedua sahabatnya itu agar mampir ke apartemen abangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
LosoweFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...