Di Selfbakery.
Semua pegawai lagi sibuk karena pesan antar yang begitu banyak dari pemesan lewat telepon ataupun dari pengunjung langsung.
Ada yang melayani langsung, ada yang sibuk mengangkat telepon pelanggan dan ada juga yang sibuk menata display dengan kue-kue ataupun roti yang baru diolah.
"Ra, kalau capek kamu duduk aja dulu, jangan sok kuat deh" kata Lia memperingati Sera yang sedari tadi sibuk melayani pelanggan.
"Nggak papa Lia, aku masih bisa ih" balas Sera
"Aku cuma mengingatkan lho ya, soalnya aku lihat kamu belum ada duduk sedikit pun" kata lia mengingatkan lagi Sera karena setelah berkutat dibelakang Sera masih sempat-sempatnya melayani pembeli.
"Iya iya bawel deh, nanti juga aku duduk kok. Kamu nggak lihat pesanan kita banyak? Aku nggak mau makan gaji buta ya" kalimat Sera tidak bisa dibantah lagi.
Tiba- tiba telepon berdering.
"Halo dengan Self bakery" Sasa yang menjawab telepon."Ok baik. Jam berapa bu? Alamatnya?" Sambil berbicara Sasa mulai mencatat, mungkin dari pelanggan pesan antar.
"Ok baik, ditunggu ya bu"
"Ya?" Tanya Sasa mengerutkan keningnya.
"Sera? Maksudnya gimana bu, saya kurang mengerti?" Sera yang mendengar namanya disebut kemudian berbalik menghadap ke Sasa dengan wajah bertanya dan menunjukkan diri sendiri yang diangguki oleh Sasa.
"Ok baik. Terima kasih sudah memesan pada kami. Selamat siang" kata Sasa mengakhiri panggilan
"Ra, katanya kamu yang disuruh ngantar ke alamat ini?" Kata Sasa setelah memberikan alamat pemesan kepada Sera.
"Kenapa harus aku? Kan kita punya kurir" Sera bingung! biasanya kurir yang mengantar jika ada pesan antar seperti ini, terus kenapa harus dia.
Pelanggan sengklek.
"Nggak tau deh! Katanya kami mau langsung diantar oleh pegawai yang bernama Sera dan Sera disini ya cuma kamu doang. Atau gini deh aku temani kamu gimana?" Dari pada panjang urusannya lebih baik ikuti apa mau pemesan itu.
Kata pepatah pembeli adalah raja.
"Jam berapa katanya?" tanya Sera, ia tidak masalah dengan kehamilannya tidak terlalu menyusahkan, bayinya juga baik-baik saja, mungkin dia tau kondisi ibunya.
"Katanya antar pas makan siang gitu, sekalian makan diluar aja gimana?" balas Sasa yang diangguki oleh Sera.
"Aku nitip kalau gitu" ini Lia
"Pakai uang kamu kan? Bukan maksud pakai uang aku"
Yang ditanya hanya menyegir lebar"Aku pinjam uang kamu Sa, janji gantian bulan depan aku yang traktir deh"
"Alesan! Katanya anak orang kaya, beli makan aja ngutang ke teman" Sasa mencibir sedangkah Sera hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya ini. Lia itu memang anak orang kaya, katanya bekerja disini hanya untuk mencari pengalaman sekalian bisa dekat terus sama Sasa dan Sera.
Ada-ada saja.
**
Tak terasa waktu jam makan siang lagi beberapa menit, untuk menghindari kemacetan Sasa dan Sera langsung menuju alamat pemesan. Menurut alamatnya sih pemesan ini bekerja di salah satu perusaah besar.Dengan memberikan alamat kepada sopir taksi, sopir taksi itu kemudian membawa mereka menuju alamat tersebut.
15 menit kemudian Sasa dan Sera telah sampai didepan sebuah perusahaan bertuliskan Hayden Company sesuai alamat.
![](https://img.wattpad.com/cover/243599706-288-k568701.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
RandomFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...