"Siapa dia?" Ulang Jericko dengan wajah dinginnya. Sera bingung, kenapa dengan laki-laki ini.
"Maksudnya ini?" Tunjuk Sera pada ponselnya. Orang Sasa yang menelponnya tapi kenapa laki-laki ini jadi lebay begitu?
"Kamu lagi mengandung anak saya dan masih berhubungan sama pria lain? Bahkan kamu mengenalkan anak saya ke dia? Atau dia yang lebih dulu mengetahui keberadaan anak saya dalam kandungan kamu? Atau.... mungkin bayi itu adalah anak dari orang itu makanya kamu dulu ngotot tidak mau menerima pertanggung jawaban dari saya begitu?!" Suara Jericko begitu dingin. Demi Tuhan Jericko marah karena masih sempat-sempatnya wanita ini menerima panggilan dengan begitu santai sementara ada dirinya berdiri menjulang tinggi disampingnya. Dia bahkan tidak menyadari jika perkataan yang terakhir sangat berpengaruh bagi perasaan Sera.
Sera, wanita itu menganga tak percaya dengan apa yang baru didengarnya! Dia? siapa? Hei, yang menelponnya adalah sahabat perempuannya. Kenapa Jericko seperti kelihatan orang cemburu gomblok begitu? Tunggu, cemburu? Sera rasa pria itu bukan cemburu karena tidak ada perasaan cinta diantara mereka. Lalu ia mengingat pertanyaan pria itu yang seperti menjurus ke sebuah pernyataan bahwa dia meragukan bayi yang dalam kandungan Sera.
Enak saja! Dia pikir Sera wanita apaan, bahkan sebelum bertemu dengan Jericko, wanita itu tidak pernah punya hubungan spesial dengan pria manapun bahkan Jericko adalah pria pertamanya yang sekaligus memberi kenangan buruk. Kenapa akhirnya jadi begini? Jericko yang merusaknya, lelaki itu juga yang memohon-mohon supaya Sera mau memaafkannya bahkan tadi sebelum wanita itu terlelap. Lalu apa ini? Pria itu meragukan janinnya! Bahkan perkataannya waktu di self bakery pun belum Sera lupakan.
Wanita itu terkekeh sinis tidak percaya, wah.
Sambil memandang pria plin-plan ini Sera berkata tajam.
"Pertama, si penelpon adalah Sasa sahabat saya." Penjelasan Sera barusan, membuat mimik wajah Jericko jadi melembut semacam ada kelegaan. Rasa malu karena marah tanpa bertanya dulu membuat Jericko menggaruk tengkuknya yang pasti tidak gatal, pria itu berusaha terlihat cool biar rasa malunya tidak sampai kelihatan.Jadi dia sudah cemburu buta?
Cemburu? Mungkin! Pria itu tidak tahu mengapa tapi hatinya tidak bisa menerima jika Sera, wanita yang tengah mengandung buah...
"Atau....mungkin bayi itu adalah anak dari orang itu makanya kamu dulu ngotot tidak mau menerima pertanggung jawaban dari saya begitu?!" Shit shit shit!!!!Laki- laki itu mengumpat dalam hati, diperhatikannya wajah wanita disampingnya dengan seksama. Seketika ketakutan melanda dalam diri pria itu, bahkan kesalahannya yang dulu belum bisa dimaafkan dengan sepenuhnya, beruntung Sera mau menerimanya dan berusaha memaafkan kesalahannya.
Demi Tuhan, Jericko marah karena melihat nama kontak yang alay dengan emoticon yang alay pula. Jangan lupakan pesan yang masuk bahkan terlihat menjurus kepada kebenaran tuduhannya, makanya.....
"Ay?" Panggil Jericko dengan suara yang entah mengapa terdengar seperti orang panik ketakutan. Berjalan mendekat, berusaha meraih tangan wanitanya tetapi ditepis secara kasar.
Sera masih menatapnya.
"Kedua... saya bukan perempuan murahan!" Mata wanita itu berkilat dingin namun berkaca-kaca, jangan tanyakan hatinya.
"Ketiga..... " Jari telunjuknya diacungkan tepat ke wajah Jericko. "Bapak yang membuat saya terlihat murahan dimata orang-orang karena hamil diluar nikah." kata Sera memukul pelan perutnya, sungguh Sera ingin menangis. Kenapa dia bisa selemah ini? Anaknya salah apa coba."Dan yang terakhir...bapak boleh keluar dan jangan muncul lagi dihadapan saya SELAMANYA!" tekan Sera dengan kilat kemarahan yang luar biasa. Wanita itu membuang wajahnya kesamping.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
RandomFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...