Karena perut Sera yang tidak memungkinkan wanita itu untuk terus berada di dapur. Maka dengan kebijakan dari pemilik Self bakery yaitu bu Fatma, Sera akhirnya dipindahkan ke bagian kasir dan tidak diperbolehkan didapur lagi.
Ting.
Satu pesan masuk ke ponselnya. Karena lagi senggang jadi Sera menyempatkan untuk melihat siapa pengirim pesan itu.
Bang Al❤
Tempat kerja kamu dimana? Abang kerumah tapi kamu nggak ada. Kata tetangga, kamu lagi kerja.Sera tersenyum lalu membalas.
Seraya Rembulan
Tempat kerja Bulan enggak jauh kok, palingan 10 menitan doang kalau dari rumah. Abang tanya aja ke orang2 Self bakery disebelah mana, pasti pada tau.Bang Al❤
Ok!
Lunch di luar yah, abang jemput kamu.Seraya Rembulan
Bulan langsung lepas siftBang Al❤
Ok! Sekalian kita jalan2.Sera cuma mengangguk antusias seolah hal itu akan dilihat oleh abangnya. Tanpa membalas pesan terakhir, Sera mengembalikan ponselnya kedalam Slingbag dengan masih tersenyum. Sudah lama sekali dia tidak pernah jalan bareng abangnya. Terakhir waktu mereka pergi yaitu bersama ayah dan bunda dan itu sudah sangat lama. Ah, mengingat itu Sera jadi sedih.
"Ris, yang bagian situ diisi sama rasa coklat sama strowberry aja gimana. Tadi banyak yang nanya soalnya," ucap Sera waktu melihat Risa yang lagi menata Display diujung bagian kirinya.
"Iya Ra, tadi kata Sasa juga gitu. Tapi itu anak kayaknya kebanyakan makan apa sih? Toilet mulu kerjaannya," balas Risa sambil tangannya mengelap kaca display yang sebenarnya masih bersih.
"Kemarin sore kebanyakan makan lombok Ris, kita kan singgah makan bakso mang Odel yang di simpang itu," jawab Sera sambil tangannya mengelus- elus perutnya.
Risa manggut-manggut. "Lagian ngapain makan bakso aja sok-sok banyakin lombok. Yang rasakan akibatnya kan dia sendiri," omel Risa yang bisa didengar oleh Sasa karena baru muncul dengan muka merah karena perutnya masih mules.
"Aku dengar ya Ris," ucap Sasa lemah."Iya dengar! Habis itu lain kali banyakin lombok lagi!" Risa bukan takut malah tambah mengomel. Sera cuma terkekeh melihat Sasa yang tidak bisa apa-apa sekarang, padahal gadis itu selalu cerewet disetiap saat.
"Sa, pulang aja. Aku panggil Lia dibelakang ya?" Saran Sera. Dia tidak tega melihat sahabatnya ini kesakitan. Dia tahu sakit perut sangat tidak enak sekali.
"Terus yang ini gimana?" Tanya Sasa menunjukan kue-kue yang belum tersusun rapi.
"Udah, pulang sana. Ini nanti aku sama Sania yang urus, ya kan San?" kata Risa bertanya kepada gadis 18 tahun yang baru muncul dari dapur, gadis itu mengangguk sambil tersenyum. "Iya, mbak Sasa pulang aja."
"Nggak ah. Males! Dirumah sendirian. Bunda lagi kerumahnya bude aku," jawab Sasa menyandarkan dirinya dikursi.
Semuanya langsung menggelengkan kepala. "Ya udah sana buat teh panas. Biar agak enakan," suruh Risa. Sasa cuma memasang wajah cemberut. "Buatin." Mohonnya.
"San, tolong buatin teh panas untuk mbak Sasa ya," pinta Risa kepada Sania." Dasar manja" omelnya saat matanya melihat Sasa yang tersenyum kearahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERAYA
RandomFollow dulu guys ❤ Biar kita makin dekat hehee. Mengandung hasil dari perbuatan bejat orang yang tidak dikenalinya sungguh membuat Sera tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menerima janin itu. Jika bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? _Ser...