Part 12

11.6K 610 7
                                    

Menikah?

Perkataan ayahnya satu minggu yang lalu membuat Jericko tidak bisa membantah, jangankan membantah membuka mulutnya saja dia tidak sanggup.

Satu minggu ini juga pria itu tidak lagi mengalami yang namanya mual seperti saat- saat sebelumnya

Mungkin karena dia sudah jujur kepada kedua orang tuanya.

Apa hubungannya?

Lewat.

Bisa jadi itu efek karena dia kecapean dan wanita itu juga tidak mungkin hamil. Begitu pikirnya dengan menepis perkataan dokter waktu itu. Mamanya juga tidak pernah mengungkitnya setelah mendengar perkataan "ngawur" dokter itu.

Sekarang apa yang harus dilakukan supaya dia terbebas dari pernikahan yang dicetuskan papanya itu. Demi apa pun Jericko masih ingin sendiri, dia akan menikah kalau usianya telah mencapai 30an.

Tidak ingin berlama-lama.

Jalan terakhir adalah wanita itu.

Jericko pikir dia harus mengatakan ini kepada wanita itu untuk tidak menyetujui pernikahan ini sebelum papanya yang meminta langsung.

Pikiran Jericko melayang pada kejadian satu minggu lalu.

"Siapa wanita itu?" Tanya Papanya sebelum beranjak ke kekamar.

"Kak Sera, Pa." Naomi yang lebih dulu menjawab pertanyaan Papanya

"Sera? Maksud kamu Sera yang di supermarket itu?" Lena tentu saja kaget mendengar penuturan anak perempuannya. Naomi hanya mengangguk dan itu membuat Lena seketika mendukung keputusan suaminya. Sera yang dia kenal adalah anak perempuan yang sungguh manis dan pastinya baik meskipun mereka baru kenal.

"Kamu kenal wanita itu?" Mengerutkan keningnya bingung Leon bertanya.

"Kenal Pa, kak Sera kerja di toko roti yang waktu Naomi pesan kue ulang tahunnya kak El." sambil berkata Naomi melirik sinis kakaknya. Yang ditatappun hanya pasrah-pasrah saja.

"Bawa kerumah atau Papa sama Mama yang kesana. Papa kasih waktu kamu satu minggu lebih tapi bukan dua minggu. Jika kamu tidak membawanya maka papa yang akan hampiri dia dan menyeret kamu kegereja tentunya."

Oh tidak akan Jericko biarkan.

Pria itu bangkit dari duduk, mengancing Jasnya lalu menyambar kunci mobil kemudian berjalan keluar ruangan.

"Sesil, batalkan kegiatan saya hari ini. Saya lagi ada urusan penting."

"Tapi pak, tiga puluh men---"

"Saya yang memerintah disini! Sudah kerjakan apa yang saya perintah."

Setelah berkata seperti itu Jericko langsung melangkah meninggalkan Sesil yang sedang mencibir. Urusan penting apaan, palingan bertemu gurita itu.

Tapi omong-omong sudah hampir 3 bulan dia tidak pernah bertemu gurita itu yang dulu hampir setiap hari muncul disini.

Ah sudahlah bukan urusan Sesil juga.

"Iya Pak." setelah dipastikan bosnya itu sudah menjauh Sesil lalu melanjutkan. "Urusannya semoga seminggu. Biar gue bisa nyantai kayak dipantai" Ha ha ha ketawa jahad.

****

Tak berselang lama Jericko akhirnya tiba ditempat tujuan. Jam segini pasti masih disana pikirnya lalu keluar dari Merzedes hitamnya.

Mendorong pintu yang masih bertuliskan open, Jericko melangkah masuk.

"Selamat siang Pak, selamat datang di Self bakery." Sapaan itu hanya dibalas anggukan singkat oleh Jerikco sambil matanya mencari seseorang yang menjadi tujuannya kesini.

SERAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang