E N A M P U L U H 🌧️

487 25 0
                                    

-"Gila Ra lo keren banget si sampai bikin mereka berdua diem karena omongan lo yang super pedes ngalahin gue," Puji Uti.

-"Orang sabar kan ada batas nya, berkali-kali di maki masa kita terus-terusan diem aja," Ucap Ara. "Udah yuk samperin bunda, kasihan dia pasti udah nungguin," Mereka pun menghampiri bunda yang sedari tadi sedang menunggu.

-"Bunda!," Teriak Ara mengagetkan bunda nya.

-"Astagfirullah untung aja gak jantungan, kalo jantungan tanggung jawab bunda mau si Tulus yang gotong bawa ke rumah sakit," Ucap bunda sangat mendrama. Ara dkk pun memutar bola nya malas.

-"Bun! Inget umur ah anaknya udah tiga juga," Ledek Ara hingga semuanya tertawa.

-"Meskipun anaknya tiga tapi masih tetep cantik kan," Puji bunda kepada dirinya sendiri.

-"Lagian mana mau si Bun, artis disuruh gotong orang yang gak dia kenal, apalagi modelan nya emak-emak," Yang lain tambah tertawa terbahak-bahak.

Hingga tak sadar, pembawa acara berbicara memberitahu bahwasanya penyanyi wanita atau Nadine Amizah sudah hadir dan pembawa acara akhirnya menyambut Nadine untuk naik ke atas panggung menyanyikan lagu miliknya.

"Halo semua, selamat malam semoga masih pada semangat ya! Aku mau kalian yang request aku nyanyi apa!," Ucap Nadine menyapa.

"Sorai"

"Beranjak dewasa"

"Bertaut"

Semua saling berteriak meminta agar request yang di minta nya di nyanyikan.

"Oke karena ini spesial, aku bakalan nyanyi 'beranjak dewasa' terlebih dahulu"

Nadine Amizah (Beranjak dewasa)

Pada akhirnya ini semua

Hanyalah permulaan
Pada akhirnya kami semua
Berkawan dengan sebentar

Berbaring tersentak tertawa
Tertawa dengan air mata
Mengingat bodohnya dunia
Dan kita yang masih saja
Berusaha

Kita beranjak dewasa
Jauh terburu seharusnya
Bagai bintang yang jatuh
Jauh terburu waktu
Mati lebih cepat
Mati lebih cepat

Kita beranjak dewasa
Jauh terburu seharusnya
Bagai bintang yang jatuh
Jauh terburu waktu
Mati lebih cepat
Mati lebih cepat

Pada akhirnya
Tirai tertutup
Pemeran harus menunduk
Pada akhirnya
Aku berdoa

Namaku akan kau bawa
Berbaring tersentak tertawa
Tertawa dengan air mata
Mengingat bodohnya dunia
Dan kita yang masih saja
Berusaha

Kita beranjak dewasa
Jauh terburu seharusnya
Bagai bintang yang jatuh
Jauh terburu waktu
Mati lebih cepat
Mati lebih cepat

Kita beranjak dewasa
Jauh terburu seharusnya
Bagai bintang yang jatuh
Jauh terburu waktu
Mati lebih cepat
Mati lebih cepat

Kita beranjak dewasa
Jauh terburu seharusnya

Oh, oh-oh-oh-oh, oh
Oh, oh
Oh, oh

Pada akhirnya ini semua
Hanyalah permulaan

Semua bertepuk tangan usai mendengar Nadine menyanyi.
Menurut mereka suara nya sangat bagus dan arti dari lagu tersebut juga bagus.

Ada dua lagu yang akan Nadine Amizah nyanyikan, kini semuanya beristirahat.

Ara dkk berjalan untuk menghampiri Varel dan juga Kenzo. Sesampainya disana Ara langsung memeluk keduanya.

-"Eh eh kenapa nih, tumbenan amat peluk-peluk? Biasanya kalo kayak gini ada mau nya," Ucap Kenzo.

-"Ih Abang kali ini nggak tau, Ara kangen aja padahal baru beberapa jam ninggalin," Lirih Ara memasang muka cemberut nya.

-"Iyaiya orang bercanda aja baper," Ujar Kenzo.

Tak lama Riki, Abi dan Tata pun datang ikut menyusul.

-"Weh bang, apa kabar?" Sapa Riki sambil bertos ria kepada Kenzo dan Varel, Abi dan Tata pun juga sama.

-"Alhamdulillah baik, kalian gimana," Tanya Kenzo.

-"Syukur deh, sama ya seperti yang lo pada liat. Eh btw kita jangan kayak gini nanti ada yang lihat," Ucap Varel mengode semuanya, kecuali Ara yang tak mengerti apa-apa.

-"Ayo si bang ikut ke dalam aja, masa abangnya Ara kayak bodyguard yang cuma nungguin tuan rumahnya sampai selesai acara. Siapa tau di dalam Abang mau nyumbang lagu. Yuk yuk masuk," Ara menarik tangan kedua Abang nya. Kenzo dan Varel pun hanya pasrah diperlakukan seperti itu.

Sesampainya di dalam, semua murid perempuan memandang kagum kepada Kenzo dan juga Varel. Kenzo yang semakin tebar pesona dan Varel yang semakin menunduk takut Dara sang kekasih cemburu.

-"Udah nggak bang, Dara mah gak bakal cemburu kok. Ya nggak Dar," Ucap Ara menggoda Dara sambil menaik turunkan alisnya.

-"Hehe iya nggak kok," Jawab Dara kalem.

Seseorang di sebrang sana menatap Kenzo heran, samar-samar seperti mengenal nya.

-"Kok gue kayak kenal, dia mirip banget sama Abang nya Rain. Apa cuma halusinasi doang soalnya kan yang gue inget muka waktu kecil nya aja. Kalo udah gede mana gue tau," Gumam Ray.

Saat yang tepat ketika Ray sedang memandang Kenzo, Kenzo langsung menoleh dan melirik tajam.
Yang di perhatikan langsung pergi dari sana.

Sekarang pukul sembilan malam, waktu masih panjang untuk menikmati alunan musik. Saat nya makan malam untuk para murid.

Seketika tiba-tiba Ara mengingat Ray, dirinya sangat merindukan sosok Ray di sampingnya namun semua itu mustahil baginya.


✨✨✨

JANGAN LUPA VOTE ⭐DAN KOMEN 🔥

SUN JAUH UNTUK KALIAN SEMUA YANG UDAH BACA CERITAKU 💋 SEMOGA KALIAN SUKA THX U.

____________NEXT PART____________

You Are The Rain [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang