T I G A P U L U H D U A 🌧️

419 74 5
                                    

Thank you for 1k readers dan 500 vote 🎉✨ Ga nyangka sih dalam waktu kurang dua bulan untuk cerita pertama yang aku buat dan sebelum nya ga pernah berfikir kalau bisa sampe segitu yang baca dan juga vote.💜

semoga bisa lebih banyak yang baca dan juga vote. Ribuan bahkan hingga jutaan insyaallah.😊


🦋🦋🦋


"BERLARUT DALAM KESEDIHAN TAK AKAN MEMBUATMU BANGKIT. HAPUS AIR MATA DAN SEGERA BERGERAK MAJU"

Satu bulan berlalu, kini gadis mungil itu sudah bangkit dari kesedihan yang ia alami. Tak terlalu ia pikirkan menurut dirinya tanpa sosok ayah pun tidak masalah, masih ada bunda nya yang kini bersemangat untuk mengurus butiknya.
'I love you bunda, semangat terus ya untuk Ara dan juga Abang. Doa Ara selalu menyertai bunda' Itulah kata-kata yang selalu ia lontarkan kepada bunda nya ketika ingin berangkat ke sekolah.

Jam menunjukkan pukul 6:20, 10 menit lagi bel berbunyi. Sekolah sangat ramai sudah banyak murid yang datang. Kini Ara berlari kecil sambil bersenandung riang menuju kelasnya.

-"Pagi ku cerah ku matahari bersinar. Ku gendong tas merah ku di pundak. Selamat pagi se...," Nyanyi Ara terputus kala murid di koridor membalas nyanyian itu.

-"Pagi," Sapa beberapa cowok yang berada di koridor dengan tersenyum.

-"Pagi Ara"

-"Pagi cantik"

-"Pagi imut"

-"Pagi boncel,"

-"Aneh orang Ara nyanyi bukan nyapa," gumam Ara dengan suara pelan

Ara yang mendengar menoleh siapa yang berani berkata dirinya boncel? Dan ya itu Abi manusia rusuh yang selalu membuat orang darah tinggi.

-"Abiiiiiiiii, ko Ara di panggil boncel sih," Tanya Ara dengan melipat tangannya di dada.

-"Kan emang bener lo boncel hehe," Ujar Abi cengengesan.

-"Abi mah gak seru,"

-"Iya maafkan kakanda Abimanyu ya Ra," Ucap Abi menggoda mengedipkan matanya.

-"ih apaan dah genit," Ucap Ara memutar matanya malas.

-"Yuk gue anterin ke kelas," Ujar Abi menggandeng tangan Ara. Yang di gandeng hanya diam saja menuruti.

Beberapa Minggu ini memang Ara sudah akrab dengan teman-teman nya Ray.
Sesampainya di kelas Abi membisikkan sesuatu di telinga Ara yang membuat seisi kelas memandang nya.

"........."

-"Oke Abi siap," Ujar Ara bergaya hormat.

-"Yaudah sana gih masuk," Pinta Abi.

Ara pun memasuki kelas dan Abi pergi ke kelasnya, namun seseorang telah melihat kejadian tersebut rahangnya mengeras, tangannya mengepal sangat kuat.

°°°

Kelas XII IPA 3 yaitu kelas Ray dkk sangat ramai dan gaduh. Abi dan Tata membuat konser dadakan, Abi yang memukul meja seperti gendang dan bernyanyi diikuti oleh seisi kelas, Tata memegang sapu seperti memainkan gitar. Dimana Riki? Dia berada di dalam hanya saja semenjak berpacaran dirinya menjadi sangat bucin hampir setiap hari benda pipih itu ditangannya dan setiap detik dirinya meWhatsApp Bulan.

-"ATU TITAH TITUT ATU TUTUH TATIH TAYA..." Nyanyian Abi terputus kala terdengar suara seseorang menggelegar hingga memenuhi kelas itu.

-"ABIIIIIIII APA-APAAN KAMU, GENDANG-GENDANG MEJA KAMU PIKIR ITU GENDANG! KAMU ITU BUDEK YAH GAK DENGER BEL!" Teriak Bu tita sambil berkacak pinggang.

-"Yaampun Bu Tit jangan marah-marah dong, nanti bedaknya luntur loh," Jawab Abi santai.

-"NAMA SAYA TITA DI PANGGIL NYA TITA JUGA BUKAN TIT!" Ucap Bu Tita dengan keras dan menjewer telinga Abi.

-"Aduh Bu sakit, apa-apa di jewer ibu mah. Telinga murid SMA Kencana Bangsa mungkin pada caplang gara-gara ibu jewerin terus," Ujar Abi meringis kesakitan mengusap telinganya dan Bu Tita melepaskan jeweran nya lalu memberi peringatan dan pergi meninggalkan kelas Abi.

Bel pun berbunyi dan seluruh murid masuk kedalam kelas nya masing-masing. Ray pun sedari tadi hanya diam saja memikirkan Abi dan mendekati Ara entah ada hubungan apa.

-"Kenapa lo diam-diam aje," Ucap Riki menyenggol tangan Ray.

-"Bisa diam gak? Jangan sampai gue emosi terus nonjok muka lo," Ujar Ray menatap tajam mata Riki.

-"Kenapa nih? Patah hati apa gimana? Baru kali ini gue ngeliat Ray ngelamun, ngelamunin cewek?" Ujar Abi yang tiba-tiba saja datang. Ray yang sedang kesal dengan Abi pun tersulut emosi bahwasanya tadi dirinya melihat langsung Abi dan Ara sangat mesra.

Sebuah bogeman mentah mendarat di pipi Abi, kini Ray sudah sangat emosi rahangnya mengeras dan tangannya mengepal hingga keluar urat.

-"ANJING, BANGSAT, MATI LO!" Ucap Ray yang masih menonjok muka Abi hingga pipi nya memar dan hidungnya mengeluarkan darah.

-"Ray udah Ray inget ini Abi, sahabat lo kenapa lo bisa kayak begini," Ujar Tata memisahkan mereka berdua.

Ray pun menyudahi perkelahian itu tanpa menghiraukan ucapan tata. Lalu pergi menuju rooftop sekolah untuk menenangkan dirinya.

°°°

Kringggg

Bel istirahat berbunyi. Seisi kelas berhamburan menuju kantin untuk mengisi perutnya. Ara dkk sudah berada disana dan memesan makanan. Ara melihat Ray dkk sedang duduk namun hening tidak ada canda tawa Abi yang biasanya bikin heboh pun diam.

-"Eh Ra, ko Abi mukanya lebam si?," Tanya Nana kepada Ara.

-"Lah iya ya, gak tau Ara juga na. Masa berantem tapi sama siapa?," Tanya Ara balik kepada Nana.

-"Samperin gih sana, kasian tau mukanya bonyok gitu hidungnya merah," Ujar Ara kepada Nana sambil melihat ke arah Abi.

-"Gua malu Ra," Jawab Nana menyengir.

Tiba-tiba Triana dan juga antek-anteknya datang menghampiri meja Ray dkk. Triana membawa mangkuk berisi Bakso.

-"Hai sayang," Ucap Triana kepada Ray dan disambut dengan teman-teman Ray dengan tatapan menjijikkan.

-"Hm," jawab Ray singkat.

-"Kamu udah makan belom," Tanya nya lagi.

-"Belom, gue lagi gak nafsu makan,"

-"Aku bawa bakso, aku suapin yah,"

-"Hm,"

Lalu Triana menyuapi Ray bakso, hingga seluruh siswa menatap tak percaya bahwasany dari dulu Triana mengejar-ngejar Ray namun dirinya ditolak bahkan diperlakukan dengan sangat kasar. Triana menoleh ke arah Ara lalu tersenyum smirk.

Kini Ara. Hati gadis itu sangat teriris bak tergores pisau yang sangat tajam, melihat pria yang ia cintai ternyata bermesraan dengan wanita lain di hadapannya. Dia berfikir memang benar jika Ray dan Triana berpacaran.

Nana bangun dari duduknya dan menghampiri Abi yang sedari tadi diam saja. Nana pun berniat mengajak Abi untuk ke UKS untuk mengobati luka nya.

-"Bi, ke UKS yuk obatin luka kamu," Ujar Nana dan Abi pun mengangguk.

-"Aciattttt, boleh lah Abi cintanya terbalaskan nih," Ucap Riki dengan tertawa.

Abi dan Nana pun tak menanggapi lalu pergi dari kantin. Ara pun menoleh ke arah Ray dan melihat Ray yang seperti orang kebingungan.
Makan Ara pun tak enak dan memilih meninggalkan kantin dan di ikuti oleh teman-temannya yang lain nya. Ray pun melihat kepergian Ara dengan raut wajah yang sulit di artikan.

🦋🦋🦋

JANGAN LUPA VOMENT YA SAYANG²KUH 💜 SUN JAUH UNTUK KALIAN YANG UDAH BACA CERITAKU 😚 SEMOGA KALIAN SUKA ALAFYOU.

You Are The Rain [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang