Hari ini tepat dimana papi Ara menikah dengan wanita lain, meninggalkan bunda nya dan juga abangnya. Masih sangat tidak menyangka ini semua terjadi kepada Ara gadis lugu dan polos.
Varel tidak ingin datang ke acara itu, kalau dia fikir untuk apa? Bagi dia papi nya adalah laki-laki brengsek yang tidak cukup dengan satu wanita. Dirinya pun sama sangat kecewa dengannya, karena siapapun yang menyakiti bunda nya sama saja seperti menyakiti dirinya.
Kini Ara sudah siap memakai dress hitam, sepatu heels haknya tidak terlalu tinggi, rambut nya tergerai dan sedikit di Curly, memakai makeup natural sangat cocok di wajah Ara.
Dirinya menuruni anak tangga, disana sudah ada varel, bunda dan juga Ray yang sudah menunggu Ara.
-"Lo bener-bener cantik banget Ra, ah kenapa sekarang lo selalu ada di pikiran gue" Batin Ray memuji Ara dan memandangi Ara sambil menuruni tangga.
-"Hai maaf ya udah nunggu lama," Ucap Ara saat menghampiri Ray.
-"E-h i-ya gapapa ko," Jawab Ray gugup.
-"Kenapa ko gugup, aku gak cantik ya? Apa gak cocok pakai pakaian begini," Ujar Ara melihat dirinya.
-"Lo cantik," Gumamnya sangat pelan.
-"Hah apa? Kamu ngomong apa?" Tanya Ara tidak mendengar ucapan Ray.
-"Udah udah berangkat gih nanti keburu siang, makeup kamu nanti luntur loh," Ujar bunda menggoda
-"Iya bun, ini Ara berangkat," Jawab Ara.
-"Bang, abang beneran gak ikut?" Tanya Ara kepada varel yang sedang duduk di sofa.
-"Nggak, kamu aja Abang gak Sudi buat ngeliat muka dia lagi," Jawab varel dengan ketus.
-"Bang udah jangan ngomong begitu ah," Ucap bunda menasehati varel.
-"Udah kalian berangkat sekarang, titip salam aja buat papi," Ujar bunda lagi tersenyum sendu dan matanya sudah berkaca-kaca.
-"Iya nanti Ara sampein itupun kalau Ara sanggup Bun,"
-"Yaudah Ara berangkat dulu Bun, assalamualaikum," Salam Ara mencium tangan bunda dan juga varel, begitupun sama dengan Ray.
-"Waalaikumsalam," Jawab salam Ara.
Akhirnya Ara memasuki mobil Ray, mobil berwarna ungu sama seperti kesukaan Ara. Sangat canggung diantara keduanya
Ray melajukan mobilnya dengan kecepatan normal, Ara hanya memandangi ke arah luar jendela entah apa yang sedang di pikirkan olehnya.-"Hai Ra, ko ngelamun sih cantik-cantik jangan ngelamun senyum dong," Ucap Ray menggoda gadis itu.
-"ih malu tau, aku deg-degan Ray kamu tetap di samping aku ya jangan jauh-jauh," Ujar Ara menatap ke arah Ray yang sedang menyetir mobilnya.
-"Iyaiya gue temenin lo," Balas Ray dengan senyum.
Butuh waktu hampir satu jam, mereka akhirnya pun sampai di lokasi pernikahan papi nya. Gedung yang sangat megah di hiasi dengan bunga-bunga beragam warna yang harum.
Jantungnya kini berdegup sangat kencang, melihat janur kuning tertera nama Raden&Reva. Sekuat mungkin ia menahan air mata nya agar tidak jatuh di pipi.
-"Yuk, udah jangan di pikirin santai aja ada gue disini," Ucap Ray menggandeng tangan Ara.
-"Huft," Ara menghela nafas berkali-kali untuk menetralkan degup jantung nya.
Ara dan Ray memasuki gedung tersebut dan menggandeng tangan Ara. Disana Ara melihat papi nya dan juga wanita itu duduk bersanding di kursi pelaminan.
Sekuat dan setegar mungkin Ara menghampiri papi nya.-"Anak papi akhirnya datang juga," ucap Raden seperti tidak melakukan kesalahan apapun.
-"Selamat menempuh hidup baru Pi, aku cuma gak nyangka aja papi bisa sejahat ini sama aku, bunda dan abang. Orang yang selama ini aku anggap super Hero ternyata jahat " Ujar Ara dengan mata berkaca-kaca dan tersenyum kecut.
-"Maafin papi Ra," Jawab Raden seraya menundukkan kepalanya.
-"Dan untuk kamu" Ara menatap Reva dengan penuh amarah -"Selamat karena kamu udah merebut semua kebahagiaan saya dan Abang saya. Sudah sangat puas bukan? Apa yang kamu mau dari papi saya sehingga dengan mudahnya kamu merebutnya? Kamu sangat cantik tidak dengan perlakuanmu. Kalau saya jahat disini saya bisa saja mengumumkan kepada semua tamu undangan kalau kamu itu gak lebih dari seorang pelacur yang menggoda suami orang," Ucap Ara dengan marah, entah sejak kapan Ara mempunyai keberanian seperti itu untuk berkata kepada orang lain.
Plak
Raden menampar Ara dengan sangat kuat, Sakit hati gadis mungil itu hancur hingga berkeping-keping. Air matanya tak lagi dapat membendung lolos begitu saja di pipi mulusnya.
-"Sudah cukup kamu seenaknya bilang Istri saya seperti itu, anak tidak tahu di untung. Mulai sekarang biaya sekolah kamu saya tidak akan bayar, terserah mau kamu tidak sekolah pun saya tidak peduli," Ujar Raden membentak hingga mengundang perhatian tamu yang datang.
-"Tamparan ini akan selalu Ara ingat Pi, Ara cuma mau bilang jangan sampai papi menyesal nantinya, Ara masih punya bunda yang jauh lebih baik dan selalu berjuang demi anaknya, jangan takut Ara juga gak akan pernah sudi pakai uang papi untuk sekolah Ara, bunda juga masih mampu!" Ucap Ara memegang pipinya penuh penekanan, lalu pergi menggandeng tangan Ray.
Kini Ara dan Ray sudah berada di dalam mobil, Gadis itu menangis sejadi-jadinya menundukkan kepalanya. Hatinya sangat teramat sakit. Ray yang berada di sampingnya ikut merasakan kesedihan lalu Ray memeluk Ara di dekapan nya.
-"Udah jangan sedih lagi, gak baik terlalu lama larut dalam kesedihan. Lo juga gak seharusnya ngomong begitu, kalo dia jahat lo juga jangan jadi jahat dengan berbicara seperti itu," Ucap Ray menasehati mengelus rambut lebat milik Ara. Ara pun mengangguk mengerti apa yang di ucapkan Ray.
🦋🦋🦋
JANGAN LUPA VOMENT YA SAYANG²KUH 💜 SUN JAUH UNTUK KALIAN YANG UDAH BACA CERITAKU 😚 SEMOGA KALIAN SUKA.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Rain [End]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Cerita lengkap. Kehadiran murid baru yang bernama Ara membuatnya kembali mengingat gadis kecilnya. Raynan atau biasa dipanggil Ray. Lelaki tampan yang sedang mencari gadis kecilnya dulu. Ia berjanji akan menikahinya jika sud...