Seorang gadis kini telah tertidur, tubuhnya lemas, wajahnya pucat, selang infus berada di tangannya. Ara kini berada di ruang rawat ditemani oleh bunda, varel, dan sahabatnya. Dokter mengatakan bahwa dirinya kehabisan oksigen untung saja mereka lebih cepat menyelamatkan nyawa nya.
-"Bun, pulang yuk disini banyak yang nemenin Ara kok, Varel yakin Ara anak yang kuat bunda juga harus jaga kesehatan kalo bunda juga sakit, Ara pasti sedih," Ujar varel mengajak bunda nya pulang.
-"Yaudah kita pulang, Ray bunda percayakan kamu untuk menjaga Ara," Ujar bunda mengelus rambut Ray.
-"Baik Bun, insyaallah Ray akan menjaga nya dengan baik. Maafkan Ray karena sudah lalai menjaga Ara hingga Ara seperti ini," Ucap Ray menundukkan kepalanya.
-"Sudah tidak perlu menyalahkan diri sendiri, yang penting kita tau dulu siapa orang yang telah menyebabkan Ara seperti ini," Jawab Ray serasa tersenyum.
-"Iya Bun, Nanti Ray akan tanyakan," Ujar Ray.
-"Lo jaga adik gue satu-satunya bro, jangan sampe dia kenapa-kenapa lagi," Ucap varel kepada Ray.
-"Iya bang, gue akan selalu jaga Ara," Jawab Ray tegas.
Setelah mengatakan bunda dan varel bergegas pergi. Namun seseorang menahannya.
-"Varel, aku mau bicara sebentar," Ujar Dara kepada varel. "Bun, Dara izin mau bicara sebentar," Ardina pun tersenyum dan mengangguk.
Kini Dara dan Varel berada di taman belakang rumah sakit, Entah apa yang ingin dibicarakan sampai Dara mengajaknya.
-"Ada apa Dar?" Tanya varel.
-"Maaf," Lirih Dara.
-"Hey, maaf untuk apa hm?" Tanya nya lagi sambil memegang bahunya.
-"Maaf kalo aku gak bisa jaga adik kamu," Jawab Dara menundukkan kepalanya.
-"Bukan salahmu Dar," Ucap Varel mengangkat dagu Dara.
-"Ini salahku, kalau saja aku menemani Ara dia gak akan seperti ini. Dia sudah seperti adikku sendiri," Ujar Dara menangis.
Varel menarik tubuh Dara dan memeluknya. Varel bersumpah siapapun yang telah menyakiti adiknya ia tak segan-segan menghabisi nya.
-"Sudah jangan menangis, cantikmu hilang sayang," Goda Varel menenangkan Dara yang masih saja menangis.
-"ih apaan sih," Ucap Dara pipi nya merona.
-"Cie blushing nih," Godanya lagi lalu mencolek dagunya.
-"Ekhem, udah mesra-mesraan nya? Yuk pulang. Ini masih di sekitar rumah sakit kok kalian malah mesra-mesraan," Ucap bunda tiba-tiba datang mereka pun terkejut.
-"Bunda ganggu momen aja nih," Ujar varel, Dara mencubit pinggang nya.
-"Kamu ini gak boleh begitu ah," Dara yang menyela pembicaraan Varel.
-"Bun maaf ya hehe," Ucap Dara sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.
-"Iya bunda maklumi bunda juga pernah cinta-cintaan waktu remaja. Yaudah yuk pulang sekalian Varel anterin. Tadi yang lain udah pada pulang," Tawar bunda kepada Dara dan Dara pun mengangguk.
Dara dan Varel sudah berpacaran semenjak Ara memberi nomor ponsel nya. Varel semakin gencar untuk mendapatkan Dara dan tak membutuhkan waktu lama akhirnya mereka berpacaran. Dara pun menerima nya karena Varel adalah pandangan pertama nya.
°°°
Seorang laki-laki sedang menunggu kekasihnya sadar, ia menelungkup kan kepalanya di brankar dimana kekasihnya sedang tertidur dan setia menggenggam tangan kekasihnya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Rain [End]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Cerita lengkap. Kehadiran murid baru yang bernama Ara membuatnya kembali mengingat gadis kecilnya. Raynan atau biasa dipanggil Ray. Lelaki tampan yang sedang mencari gadis kecilnya dulu. Ia berjanji akan menikahinya jika sud...
![You Are The Rain [End]](https://img.wattpad.com/cover/256274544-64-k281699.jpg)