Chapter sebelumnya:
"Mama dukung kalian buat nikah muda."
-;-
========================PENYATU RASA - COWOK MISTERIUS
Sasya terkesiap tatkala mendengar ucapan yang keluar dari mulut Maminya. Hatinya begitu sakit saat mendengarnya, apakah patut seorang ibu berkata demikian? Pertanyaan paling mengganjal di hati Sasya adalah; "sebenarnya gue ini anak kandung bukan sih?"
"Sorry, gue ngga tau bakal kaya tadi endingnya," celetuk Danendra yang tengah menyetir mobilnya.
"Gue mah udah biasa digituin sama mereka. Sekarang gue tanya, lo ngga malu sama keluarga gue? Oh, pasti mulai besok lo bakalan menjauh dari gue atau bahkan menghilang dari kehidupan gue, ya kan?!" cecar Sasya yang merasa tak punya muka lagi berhadapan dengan Danendra.
"Gue pikir selama ini lo dimanja sama bonyok lo di rumah, tapi jujur sih tadi itu benar-benar surprise banget buat gue. Gue berasa jadi om om yang mau nyulik lo dari rumah, tau ngga?" Danendra menepikan mobilnya begitu sampai di tempat nongkrong anak-anak satu gengnya.
"Soal tadi, gue mohon bisa ngga jangan kasih tau ke siapapun?" pinta Sasya sebelum turun dari mobil.
"Tenang, gue ngga bakal kasih tau siapapun. Tapi ada syaratnya lah ya, lo tau sendiri kan di dunia ini ngga ada yang gratis." Danendra keluar dari mobil duluan.
Sasya masih diam tak bergeming, ini yang ia takutkan. Orang semacam Danendra, pasti akan menggunakan kelemahannya untuk terus mengancamnya.
"Silahkan keluar, Tuan putri." Pria itu membukakan pintu untuk Sasya.
Sebelum benar-benar keluar, Danendra mengukung Sasya.
"Mulai sekarang, gue mau lo jadi cewek gue di depan temen-temen gue," ucap Danendra, dengan nada penuh ancaman.
Sasya mendorong tubuh Danendra, ia malas berbicara terlalu dekat.
"Udah gue tebak bakal kayak gitu endingnya," ucap Sasya seraya merapikan bajunya yang sedikit berantakan.
Mereka jalan beriringan menghampiri teman-teman Danendra, semua pasang mata menatap keduanya dengan ekspresi menganga.
"Cepet banget dapet gantinya," celetuk Raka. Orang pertama yang membuka percakapan begitu mereka sampai.
"Sesuai omongan gue kan bro!" bangga Danendra sambil ber tos ria dengan teman-temannya yang lain.
"Raka," sambut Raka dengan mengulurkan tangannya.
"Sasya," jawab Sasya seraya menjabat tangan Raka.
"Udah, jangan lama-lama. Ntar lo suka dia terus gue sama siapa?" cibir Danendra yang sudah duduk sambil menyeruput kopi entah milik siapa.
"Kuliah dimana neng?" tanya Huda si cowok berambut kriting yang ngomongnya asal jeplak.
Sasya yang notabene masih siswa Sma hanya diam, sambil memberi tatapan membunuh pada Danendra. Pria yang merasa terpanggil jiwanya, angkat bicara.
"Heh broh! Dia masih SMA btw," ujar Danendra memutar bola matanya malas.
"Eh sorry! Gue kira lu udah kuliah, soalnya dilihat dari body lu ngedukung sih. Haha!" Huda tertawa lebar, padahal semua orang hanya diam tak menanggap hal ini sebagai lelucon.
Suasana menjadi awkward, semua orang yang ada di cafe saling pandang.
"Apaan sih Da! Emang body seseorang bisa menilai status pendidikan? Orang jaman sekarang bocil aja bodynya udah kek tante girang asal lo tau," bela Raka yang kemudian menepuk pundak Sasya.
"Jangan dipikirin ya Sya! Huda mah emang orangnya gitu, janji jeplak aja tuh mulut kalo ngomong," tenang Raka agar gadis itu tak berpikiran negatif setelah ini.
"Haha iya, gue mah udah biasa lagi ditanya gitu. Selow aja kak, gue ngga baperan kok," jawab Sasya, meski wajahnya sudah sangat kesal.
Sementara Danendra hanya memberinya senyuman lebar dan simbol piece dengan dua jarinya. Seolah berkata 'sorry! Dia bukan temen gue!'
Perkenalan berlanjut hingga cowok terakhir yang duduk paling ujung, sepertinya dia tidak tertarik untuk berkenalan dengan Sasya. Bahkan terkesan bodo amat dengan kehadiran gadis itu di Cafe ini.
Malam ini sepertinya Sasya harus ekstra sabar, menghadapi para lelaki yang Danendra sebut dengan sebutan TEMAN.
'Dasar cowok ngga ada akhlak! Lu yang ngajak gue kesini malah gue di cuekin! Kak Ramdan... Gue nyesel ngga dengerin perkataan Kakak!' gerutu Sasya dengan bara api berkobar dimatanya, saat melihat Danendra asik bermain kartu dengan teman-temannya.
'Ngomong-ngomong, Kak Ramdan gimana kabarnya ya? Papi sama mami udah pulang belum ya?' batin Sasya, lalu meraih ponselnya.
KAKAK GUE!
Terakhir dilihat hari ini.P
Kak!
Mami sama Papi udah pergi belum?
Kakak baik-baik aja kan?
Fasilitas aman?"Hah centang satu!" rutuk Sasya jengah.
Begitu Sasya mengalihkan pandangannya dari ponsel, tiba-tiba ia terkejut.
Orang terakhir yang tidak mengajaknya berkenalan kepergok tengah memandanginya sedari tadi, apa ada yang salah dalam diri Sasya?
"Sya sini, jangan jauh-jauh!" ucap Danendra lalu membawa Sasya lebih dekat dengan dirinya, nampaknya Danendra marah besar begitu melihat orang tadi menatap Sasya.
"Liatin apaan sih, sampe bola mata lo mau keluar? Gue ada disini jangan liatin orang lain bisa ngga?" cecar Danendra memeluk Sasya dengan posesif. Seolah-oah menunjukkan bahwa Sasya itu miliknya, ngga ada satu orang pun yang boleh menyentuhnya.
"Iya, lepasin! Ngga usah segitunya kali," ketus Sasya pada pria di sampingnya ini.
Siapa yang ngga dongkol coba? Giliran asik main sama temen, Sasya di cuekin. Eh pas ada cowok lain ngelirik dikit aja langsung ngambek. Dasar cowok!
"Biarin gini dulu, jaga mata lo Sya. Lo itu milik gue," atur Danendra posesif.
Keadaan di Cafe ini semakin panas, tentu saja semua orang tau kecuali Sasya. Bertepatan dengan suasana yang semakin tak terkontrol, pria yang duduk paling pojok tadi bangkit dan memakai hoodie nya.
"Ehem, gue pulang dulu! Bye!" ucapnya tanpa menatap mereka sedikitpun.
'Aneh! Kenapa semua orang acuh sama dia? Dia punya salah apa?' pikir Sasya.
Melihat raut Sasya yang kebingungan, Danendra menghela nafas. "Udah ngga usah dipikirin, btw lo harus hindari dia kalo pas ketemu di jalan. Anggep aja lo ngga kenal, plus anggep aja ngga ada dia kalo lagi ngumpul disini. Ya Sya?"
Danendra tersenyum tipis, terkesan dipaksakan. Hal itu malah membuat Sasya semakin bertanya-tanya.
Siapa pria tadi?
Kenapa dicuekin segitunya?
Padahal dia good looking loh?!
Selepas kepergian cowok tadi, atmosfer di Cafe ini terasa lebih hidup. Semua orang bercanda lebih lepas, bahkan Huda lebih sering menggoda Sasya sampai-sampai semua orang tertawa terbahak-bahak karenanya.
Sial! Gue dijadiin bahan bullyan!
============================
IN MY IMAGINATION
10 Juli 2021
============================
-;-Sebel ngga kalo dicuekin doi?
Thanks udah mampir guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyatu Rasa [Selesai]
Romance⚠ CERITA LENGKAP ☑ FOLLOW SEBELUM BACA Danendra Ardana. Kehadiran lo dalam hidup gue bener-bener ngebuat gue bingung, kenapa lo jahat sekaligus baik? Banyak pertanyaan yang harusnya gue cari tahu kebenarannya, tapi lo ngga pernah menjadi satu sosok...