Rasa 26 - Camp Going On

110 11 0
                                    

PENYATU RASA - CAMP GOING ON
_____________________

Pagi hari ini, Sasya disambut hangat oleh tanggal merah beruntun dalam kalender. Urusan tugas sekolah ia kesampingkan, pikirannya meronta-ronta menginginkan jatah kebebasan.

Disamping itu, dia juga sudah siap jika pukul tujuh nanti Danendra akan menjemputnya.

"Untung gue pasang alarm jam lima, gila aja kalo gue kesiangan ngga sempet make up. Apalagi nanti banyak temen cewek Danendra, bisa-bisa gue diecengin kalo penampilan gue dekil. Iuwh ngga mau amit-amit! Haha Gue emang Princes sih! Cantik banget gila!" celoteh Sasya menyemangati diri di depan cermin, lalu mengoleskan lip cream berwarna nude.

TING!
__________________________
CACA PACARNYA KENTANG GOSONG!
Online

Today

Woi! Dimana lo? Gila disini udah rame banget! Cepet woi gue ngga kenal sape-sape dimari!

Ya elah, kecepetan lo Ca!
Baru aja jam delapan-

Kelamaan dandan lo Sya, cepet buka pintu. Tadi ada perwakilan yang mau jemput lo ke rumah. Yang lain udah pada sewot nih, gegara nungguin lo tau.
________________________

"LAH JAM DELAPAN? Bentar. Kok gue rada ngga yakin, eh iya njir. JAM DINDING SIALAN!" panik Sasya begitu tahu jam dinding di kamarnya berhenti berdetak, alias mati kehabisan baterai.

Gadis itu, buru-buru memakai sepatu dan memakai jaket sambil berlari menuju pintu rumahnya.

"KAK RAKA! KENAPA NGGA GEDOR PINTU AJA! GUE NGGA TAU KAKAK YANG JEMPUT!" teriak Sasya pada Raka yang sudah standby duduk manis di kursi depan teras rumah Sasya.

"Santai aja, baru satu jam kok gue nunggunya," jawab Raka dengan senyum yang dipaksa.

"HAH CUMA? Cuma kakak bilang?!" tukas Sasya tak percaya, pasalnya dia malu karena telah salah melihat jam.

Gara-gara jam dinding di kamar gue mati!Gue jadi tengsin njir, gue pikir gue yang lagi nunggu dijemput.

"Udah nggapapa, gue udah bilang anak-anak kok jam berangkatnya diundurin, nunggu kita." jelas Raka yang tak ingin membuat Sasya panik.

Tidak, hal itu justru membuat raut wajah Sasya pucat pasi. Cuma gara-gara Sasya doang, waktu mereka terbuang sia-sia, itulah kalimat yang terus muncul dalam kepala Sasya.

"Yaudah Kak, bentar gue kunci rumah dulu," pamit Sasya lalu bergegas mengunci pintu rumahnya. Meski dia kesulitan memasukkan kunci ke lubang kunci karena tangannya yang tremor.

"Kak, tolongin...," rengek Sasya.

Raka datang dan mengambil alih kunci, dalam sekejap langsung jadi.

"Tenang Sya, oke." nasehat Raka.

Setelahnya Raka membawa motor bersama Sasya yang diboncengnya ke titik kumpul.

Meski sifat Raka penuh ketenangan, begitu menyabet gas motor Sasya berasa diajak terbang.

BRMM!

Sasya memeluk erat tubuh Raka dari belakang, bukan mencari kesempatan hanya saja dia tidak sudi mencium aspal.

••••

#TITIK KUMPUL#

Tak sampai dua puluh menit, Raka dan Sasya disambut huru-hara. Banyak yang tidak terima dengan keputusan Raka, tapi mau gimana lagi.

Penyatu Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang