Rasa 15 - Sidang Pak Agung

141 15 0
                                    

PENYATU RASA - SIDANG PAK AGUNG
-;-

________________

Seperti palu raksasa yang menghantam kepala, Sasya terpaku tak bisa berkata-kata. Hatinya remuk sejadi-jadinya, sakit yang teramat sangat. Apakah ini puncak rasa sakit ditinggal move on sang mantan pacar?

Sasya menyapu pandangan orang-orang terhadapnya, tatapan kasihan. Cih!

"Eh udah pacaran ya?"

"Padahal mereka couple goals loh dulunya!"

"Yah kasihan princess, pasti galau nih..."

"Eh tapi denger-denger penyebab mereka putus, si Sasya selingkuh duluan loh!"

"Eh seriusan? Gue pikir dia orang yang setia!"

"Ah ngga jadi ngefans deh aku!"

"CUKUP!" teriak Sasya.

Semua orang yang membicarakannya langsung tak berani membuka suara, Sasya sangat sakit hati mendengarnya.

"Emang bener kan, lo selingkuhin Alan. Dia udah bilang sendiri ke gue haha! Dasar tukang selingkuh!" cewek itu mencaci maki Sasya di hadapan Alan dan semua orang yang berada disini.

Sasya menatap Alan dengan penuh amarah, sialnya pria itu tetap diam tak bersuara. Seolah membuktikan bahwa omongan yang keluar dari mulut cewek sok cantik itu benar adanya.

'Gue bener-bener kecewa sama lo, Lan. Nyesel gue nangisin lo!'

"Bajingan!" lirih Sasya namun masih bisa terdengar di telinga Alan.

"Heh barusan lo ngatain pacar gue? Punya nyali besar ya lo?" Sindi memancing emosi Sasya.

Tapi Sasya acuh. Dia masih berdiri tegak dengan dagu terangkat, menatap mata Alan dengan tatapan paling mematikan.

Sasya berdecih.

"Bekas gue aja lo bangga? Haha!" ucap Sasya yang langsung membuat Alan melotot.

PLAK!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Sasya, gadis itu sampai terhuyung ke samping sangking kerasnya. Begitu Sasya membuka mata dan melihat siapa pelakunya, Sasya menjadi berang.

ALAN!

"Anjir, nyesel gue pacaran sama lo! Lo adalah mantan terburuk yang pernah gue kenal! Padahal niatnya gue mau jujur kalo Danendra itu pacar boongan gue!"

"Makasih loh Sin! Lo liat sendiri cowok lo suka main tangan! Hahah untung gue udah putus!"

Semua orang menatap Alan tak percaya.

"Lo tuh ya didiemin ngelunjak! Panteslah gue tampar karna lo cewek murahan!" desis Alan.

"Jangan bilang bekas, emang lo bukan bekas gue juga?" sindir Alan.

"DASAR BAJINGAN! BANGSAT!" umpat Sasya.

"ANJING LO! CUIH CEWEK JELEK KAYA LO MAH BANYAK DILUAR SANA!" ucap Alan.

Keadaan semakin panas, tak ada yang berani melerai. Keriuhan tak bisa dikendalikan, bahkan kerumunan semakin banyak.

Disaat Alan masih cekcok dan hendak mengangkat tangan untuk menampar Sasya lagi, Pak Agung datang.

Guru BK itu membubarkan kerumunan dan menjewer telinga Alan.

"SEMUANYA BUBAR! MASIH PAGI KOK MALAH PADA NGUMPUL! CEPET MASUK KE KELAS!" toa Pak Agung.

Penyatu Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang