PENYATU RASA
____________________Pada dasarnya Sasya tak ingin di make up terlalu berlebihan, namun MUA yang mendandaninya sudah hafal betul bagian mana yang harus lebih ditonjolkan.
Gadis itu melihat dirinya di depan cermin yang besar, hasil riasan yang tak membuatnya terlihat tua adalah keinginannya.
Sederhana, namun tak terlalu natural. Sasya menyukainya, salon kecantikan yang Danendra pilih bukan salon abal-abal.
Salon yang begitu ramai oleh orang-orang sempat menyurutkan semangat Sasya, dia takut terlambat gara-gara mengantri. Namun ternyata Raka dan Huda mengantarnya ke ruang VIP, disini hanya ada dia dan MUA yang membawa satu asisten.
Cepat dan cekatan, namun hasilnya begitu memuaskan.
"Cantik banget sih kamu dek, ini mah ngga di make up juga udah paling manis," puji MUA yang telah selesai menunjukkan bakatnya.
"Thanks Kak, Kakak juga pro banget deh. Aku suka hasilnya Kak!" balas Sasya tersenyum malu.
"Eh kalo itu mah bakat Kakak, Dek. Oh iya, kamu lagi buru-buru ya? Rin, ambilin gaun yang dikasih Endra. Ini adeknya takut telat," perintahnya pada asisten yang berada tak jauh darinya.
Sasya sedikit tertegun, "Kakak kenal, Danendra?" tanya Sasya penasaran.
"Dia mah udah langganan disini, Cantik. Tenang aja, dia ngga bakal bawa sembarang cewek kok." terangnya seolah tahu apa yang ada di dalam pikiran Sasya.
••••
"Udah Ka! Fokus nyetir aja. Ngga usah lirak- lirik ke belakang!" sindir Huda yang duduk di samping Raka.
Sasya menggeser duduknya, agar Raka tak bisa melihatnya dari kaca dashboard lagi. "Halah! Cantikan juga partner gue ntar." sinis Raka dengan wajah merengut.
__________________
CACA MA BESTAI
OnlineTo day
P
P
P
Weh dimana lo? Udah dandan belom?
Jadi ke Prom kan!
Awas aja kalo ngga ikut.
Bestai! Kutunggu kehadiranmu malam ini, jangan kau beri harapan pada ku.
___________________
Sasya tersenyum masam, gara-gara bestinya ini dia terpaksa datang ke prom. Padahal dia sangat malas, apalagi harus berurusan dengan seorang Danendra Ardana.
"Woi bocah, ntar lo gue turunin di rumah lo. Danendra udah pesen buat nganter ke rumah lo dulu," jelas Huda pada Sasya.
"Eh ngga sekalian bareng aja? Danendra lagi apa sih sampe gue harus ke rumah dulu." cibir Sasya gemas.
"Paling dia lagi tidur, ntar lo bangunin aja." perintah Huda seenak jidat.
"Haa Kak! Yang bener aja dong! Temenin gue kek!" gerutu Sasya.
"Kalo sama gue mau?" sambar Raka tiba-tiba.
Sasya memutar bola matanya, "Ah ngga jadi deh, mending gue sendiri aja kak." ucap Sasya yang secara tidak langsung telah menolak penawaran Raka.
Sementara Huda terkikik geli mendengarnya, Raka emang ngga ada rasa malunya sih.
••••
#SASYA'S HOME#
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyatu Rasa [Selesai]
Romance⚠ CERITA LENGKAP ☑ FOLLOW SEBELUM BACA Danendra Ardana. Kehadiran lo dalam hidup gue bener-bener ngebuat gue bingung, kenapa lo jahat sekaligus baik? Banyak pertanyaan yang harusnya gue cari tahu kebenarannya, tapi lo ngga pernah menjadi satu sosok...