Rasa 42 - Hari Kelulusan

130 12 2
                                    

PENYATU RASA
____________________

Minggu-minggu ini adalah penyiksaan untuk Sasya, pikirannya diperas habis-habisan. Ujian yang diselenggarakan tak mungkin ditunda hanya karena Sasya sibuk mengurusi Ramdan.

Untungnya ada sahabatnya-Caca- yang selalu memudahkan Sasya, entah memberitahu jawaban atau bahkan memberikan Sasya catatan penting untuk dipelajari.

KLOTAK!

Sasya berpura-pura menjatuhkan penghapus agar Caca yang duduk di barisan depan menoleh ke tempat duduknya yang berada di baris tengah.

"Nomor lima," ucap Sasya melalui gerakan mulut tanpa bersuara.

Sasya mengangguk, lalu melihat lembar jawabnya dan memberitahu Sasya.

Sasya mengacungkan jempol sebagai simbol terimakasih kepada Caca yang sudah mau berbagi jawaban dengannya. Jangan ditiru ya teman-teman.

••••

CAUTION!
HARAP TENANG, SEDANG ADA UJIAN!

Sasya membaca papan peringatan itu dalam hati, dia tak menyangka waktu berjalan secepat ini. Perasaan baru kemarin masuk SMA, sekarang tiba-tiba saja sudah berada di babak terakhir.

"SYA!"

"Monyong lo Ca! Ish lo mah ngagetin aja, udah tau gue orangnya latah."

"Ya maap. Lagian lo bengong aja sih dari tadi liatin tuh papan, btw ngga nyangka ya kita udah mau lulus," ucap Caca dengan buku-buku tebal di tangannya.

"Iya Ca, barusan gue juga lagi mikirin itu tau. Perasaan pan kita baru MOS kemaren ya, gue inget banget pas ketemu pertama kali sama lo, sama Kenzo, sama A-lan..."

"Weh mupon weh! Lo ngga inget apa yang udah dilakuin Alan? Inget besti dia bukan pria baik, main tangan lagi!" maki Caca yang justru lebih agresif ketika mengingat kelakuan Alan yang pernah menampar Sasya.

"OH NO! IYA JUGA YA! Harusnya gue bersyukur udah dijauhin dari Alan! Sasya lo harus move on!"

Lagi asik-asiknya bahas masa lalu, Kenzo datang membawa sekresek jajan. "Nih gue kasih mumpung lagi baik."

"Kesambet apa lo KENTANG GOSONG!" sembur Sasya yang langsung mencomot plastik yang Kenzo sodorkan untuk Caca.

"Eh ini buat calon bini gue bukan buat lo!"

"Elah pilih kasih amat sih sama temen! Gue ngga restuin kalian mampus loh!" umpat Sasya dongkol.

"Gapapa kok Sya! Ambil aja," ucap Caca lalu menggamit tangan Kenzo lengket.

"CIE! CIE! PRIKITIW!"

Teman sekelas yang berada disekitaran dua sejoli itu langsung pada histeris, lagian Caca pake acara lendat lendot segala.

"Haaa malu Sya!" Caca langsung menubruk Sasya.

"Jangan lupa dimakan, gue pergi dulu," pamit Kenzo yang wajahnya sama-sama merona kayak bokongnya patrick squarepant.

"Cie salting ya Mas." ledek Sasya yang mengundang tabokan dari Caca.

"Gue tandain lo ye! Sial!" Kenzo pergi dengan langkah lebar, kerumunan yang tadi tercipta pun bubar dalam sekejap pandang.

Sasya dan Caca kembali membahas masalalu, serta merencanakan banyak hal untuk masa depan.

"Ca, makasih ya buat semuanya. Makasih karna lo sama pacar lo selalu ngesuport gue, gue banyak ngerepotin kalian. Gue minta maaf ya kalo ada salah selama ini," tukas Sasya dengan senyum kecil dibibirnya.

Penyatu Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang