Kala mentari mulai meringkuk
Menepi sejenak dalam ufuk
Membawa seikat janji lapuk
Mengapa tercium bau busuk?
-;-
===================PENYATU RASA - THE START
Sasya dirundung rasa penuh lega, setelah mengetahui keadaan Ramdan berangsur membaik. Semenjak pulang dari restoran tadi, pikirannya benar-benar kacau. Ia sangat cemas, takut terjadi hal yang membuat ia ragu untuk melanjutkan hidup tanpa Ramdan.
Sasya tidur dengan Kakaknya, memberikan kehangatan dengan memeluknya. Ia sangat menyayangi Ramdan, lebih dari rasa sayangnya pada kedua orang tua nun jauh disana.
Sedari kecil mereka bersama, saling melindungi dan dilindungi, saling menjaga dan dijaga, saling mengasihi dan dikasihi, saling berbagi satu sama lain.
Hingga satu sakit, yang satunya lagi akan merasakan sakit yang sama.
===PENYATU RASA===
Cip... Cip... Cip...
Suara cericip burung di pagi hari, serta cahaya sang mentari yang mencoba menerobos masuk melalui lubang ventilasi. Menyorot dua insan yang masih terbungkus hangat, oleh selimut tebal yang membungkus diri.
Sasya dan Ramdan.
Mereka masih berada di alam mimpinya masing-masing, menjelajahi dimensi penuh teka-teki.
"Sya... Bangun... Udah siang...."
Ramdan mencoba untuk membangunkan adiknya yang masih tertidur pulas."Wait a minute Kak..., 5 minute okay..."
Sasya menjawab dengan suara parau, ia ingin sekali melanjutkan mimpinya yang terputus."Bangun... Jangan males ah..." Ramdan mencubit hidung mancung adiknya, Sasya yang merasa terusik malah membalikkan badan ke arah lain.
Ramdan bangkit, ia menarik selimut yang menutupi tubuh Sasya.
"Dingin... Kak..." Sasya menggigil, Ramdan melirik jam weker yang ada di atas nakas.
"BANGUN WOYY UDAH JAM 7!"
"APA!"
Sasya terlonjak kaget, matanya membuka sempurna, nyawanya terkumpul seketika.
"BENERAN?!" Sasya mengguncang bahu Kakaknya.
"Noh liat sendiri!" Ramdan menunjuk jam weker yang masih berdetak, tanda jam itu masih berfungsi normal.
"KELUAR!"
"Ye... Udah mending Kakak bangunin."
Sekuat tenaga Sasya mendorong tubuh kakaknya untuk segera keluar dari kamar. Pasalnya kamar ini adalah kamar Sasya, mana mungkin Sasya membiarkan Ramdan tetap di kamarnya.
#DHARMAWANGSA HIGH SCHOOL#
"Aduh! Udah ya Pak, pegel nih Pak kaki Sasya."
Sasya merengek pada Pak Agung, ia sangat kelelahan karena harus berdiri terus-menerus sejak ia telat masuk sekolah tadi.
Lututnya kaku, tangannya ngilu sebab mengambil sikap hormat sepanjang waktu. Sasya terus mengeluh, terik matahari seolah bekerja sama dengan Pak Agung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyatu Rasa [Selesai]
Romance⚠ CERITA LENGKAP ☑ FOLLOW SEBELUM BACA Danendra Ardana. Kehadiran lo dalam hidup gue bener-bener ngebuat gue bingung, kenapa lo jahat sekaligus baik? Banyak pertanyaan yang harusnya gue cari tahu kebenarannya, tapi lo ngga pernah menjadi satu sosok...