Kuasai amarahmu ya, ganteng.
Main tangan bukan hal yang dibenarkan, meskipun dalihmu adalah wujud kasih sayang.
_______________________
PENYATU RASA - ALAN TERJEBAKSeseorang mungkin mudah melupakan, namun jejak digital paling susah dihilangkan. Sasya memang sudah memaafkan Alan, namun video saat Alan menampar Sasya masih tersebar.
Karena kecepatan jaringan, semua orang sudah tahu kejadian tadi pagi. Banyak yang memihak Sasya, karena bagaimanapun juga Alan memang salah.
"Sya lo ngga apa-apa?"
"Sakit ngga sya?"
"Udah Sya, untung kamu udah putus dari Alan!"
"Gue ngga nyangka ternyata couple goals kebanggan kita endingnya kayak gini!"
"Kasian Kak Sasya."
Kalimat itu terus menyambutnya kemanapun Sasya pergi. Di lingkungan DHARMAWANGSA, bahkan orang yang sebelumnya tak mengenal Sasya sekarang menyapanya tanpa sungkan. Guru-guru pun banyak yang bersimpati padanya.
Lalu bagaimana nasib Alan? Atau Sindi?
Saat keluar dari ruang BK.
Alan menghadang Sasya, membawanya ke gudang sekolah. Dengan alasan, dia ingin berbicara empat mata dengan Sasya.
"Lepasin gue bisa ngga!"
Namun Alan tak bergeming. Pria itu menyeret Sasya, tanpa memperdulikan seberapa sakit yang akan Sasya rasakan setelah ini.
"Duduk," perintah Alan begitu sampai di gudang yang pengap dan lembab. Sasya menurut, ini terakhir kalinya Sasya akan berbicara dengannya.
Setelah ini, jangan harap Sasya mau menemuinya.
"Lo beneran cuma jadi pacar boongan pria itu?" tanya Alan menatap lekat mata Sasya.
Gadis itu terdiam sesaat, 'Gue pikir lo bakal minta maaf ke gue! Bajingan!'
"Lo jauh-jauh nyeret gue cuma mau nanya ini doang?" tanya Sasya tak percaya.
Sikap Alan tiba-tiba melembut, lalu dia menggamit kedua tangan Sasya.
"Sya... Maafin gue ya Sya... Ayo balikan." ucapnya dengan mimik muka memohon.
"BRENGSEK!" umpat Sasya. Ditariknya kedua tangan yang sempat disentuh oleh Alan.
"Sya! Gue mohon, iya gue akuin deh hubungan gue sama Sindi cuma sebates manas-manasin lo doang," ujar Alan pada akhirnya.
Sasya tak habis pikir, kemana hilangnya otak Alan? Bisa-bisanya setelah semua ini terjadi dia minta balikan?
"Sakit Lan! Sakit banget sumpah! Pipi ini belum pernah di tampar! Bahkan mami sama papi walaupun mereka kejam, mereka ngga pernah main fisik. Dari dulu gue udah ngga tahan sama sikap lo yang temperamen ini, mungkin sekarang waktu yang tepat untuk putus?" jelas Sasya, seraya memegangi pipinya yang masih kebas.
"Lo sih tadi mancing emosi gue!" bentak Alan.
"Engga! Dari dulu juga kalo ada masalah lo nampar gue, makin kesini lo makin parah tau ngga! Bahkan di depan orang banyak, lo buka sendiri topeng lo itu."
"Halah bacot! Jangan sok cantik deh lo! Lo pasti jadi demenan tuh orang kan? Berapa yang dia kasih ke lo? Kasih tau gue dong biar gue nyobain tubuh lo yang ngga seberapa itu!"
"BAJINGAN!"
PLAK!
"SIALAN! Berani lo sama gue hah!" teriak Alan tak terima. Cowok itu meludahi ubin, dengan nafas memburu Alan mencengkram tangan Sasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyatu Rasa [Selesai]
Romance⚠ CERITA LENGKAP ☑ FOLLOW SEBELUM BACA Danendra Ardana. Kehadiran lo dalam hidup gue bener-bener ngebuat gue bingung, kenapa lo jahat sekaligus baik? Banyak pertanyaan yang harusnya gue cari tahu kebenarannya, tapi lo ngga pernah menjadi satu sosok...