Rasa 25 - Hari Kebebasan Sasya

113 13 0
                                    

PENYATU RASA
__________________

Berhari-hari telah berlalu, Sasya juga sedang menikmati kebebasan yang diberikan oleh sang kakak. Meski keberadaan Ramdan tak diketahui Sasya, namun gadis itu mencoba untuk positif thingking saja.

"Mungkin kakak gue lagi banyak tugas, dia pan suka ngilang kalo lagi penelitian. Gue ngga perlu khawatir deh, justru semakin kakak menghilang piala di kamar dia bakal bertambah banyak," monolog Sasya yang tengah menatap room chatnya dengan Ramdan.

Hari ini di DHARMAWANGSA terasa begitu panas, hiruk pikuk siswa dan siswi menggema disegala penjuru.

Sasya tengah duduk di kantin, bersama sahabatnya Caca. Dua-duanya asik dengan ponsel masing-masing. Gadis itu mengerutkan kening saat satu notifikasi muncul, matanya terbuka lebar.

________________________
DANENDRA GEBETAN GUE!
Online

Jangan lupa, libur panjang nanti lo ikut ngecamp sama gue. Ajak temen lo juga kalo lo risih, asal jangan doi lo yang dibawa oke!
__________________________

Deg!

"CACA! DEMI ALEX LO KUDU IKUT!" suara Sasya menggema dikantin yang ramai.

"Ngga usah teriak kali Sya!" kesal Caca yang langsung membekap mulut Sasya. Sekarang mereka menjadi pusat perhatian seisi kantin.

Caca terpaksa menyeret Sasya ke halaman belakang sekolah, aksi Sasya tadi telah menodai harga diri Caca yang notabene adalah cewek anggun.

"Kenapa sih Sya? Diomongin baik-baik kan bisa ish!" omel Caca.

"Sorry Ca hehe, refleks aja tadi. Maapin ya?" mohon Sasya dengan menangkupkan kedua tangannya.

"Udah gue maapin, jangan diulangi."

"Yeheyy! Ini baru sahabat gue! Liburan nanti lo ada acara ngga Ca?" tanya Sasya dengan senyum mencurigakan.

Melihatnya, Caca menggelengkan kepala.

"Ngga, gue sibuk. Pacar gue ngajak jalan, lo sih jomblo kita ngga bisa double date lagi kan!" ejek Caca dengan senyum congkak.

"Busyet! Sombong amat lo neng. Makanya temenin gue aja yok, lo ngga kasian sama gue emang?" tanggap Sasya dengan muka memelas.

Caca mendengus, "Emang lo mau kemana? Traveling? Kalo traveling, dengan rela hati hamba ikut Tuan Putri."

Sasya mengipasi wajahnya dengan tangan, udara di belakang sekolah lebih menyengat ternyata.

"Iya, lebih tepatnya ngecamp Ca." jawab Sasya enteng.

"WHAT! NGECAMP? Seriusan lo?" kaget Caca, sambil memegang bahu Sasya.

"Iya ngecamp Ca, lo mau kan?" jelas Sasya sekali lagi.

"Gue sibuk, dahlah. Ngga usah ajak gue!" jawab Caca dengan menghela nafas berat.

••••

Keesokan harinya masih sama. Sasya mati-matian membujuk Caca, pasalnya sahabatnya itu tak mau diajak ngecamp bersamanya.

"Gue ngga dibolehin sama pacar gue Sya!" teriak Caca gemas, karena Sasya selalu membuntutinya kemanapun dia pergi.

"Ayolah Ca— Pliss yah, mau yah, buat nemenin aku disana," rayu Sasya.

"Sya, kalo lo bisa ngeyakinin pacar gue, gue mau ikut deh," lolong Caca frustasi dengan sahabatnya ini.

"Beneran ya Ca! Gue temuin pacar lo sekarang nih!"

Dengan berat hati Caca mengangguk, dia menatap kepergian Sasya dengan memegang kepalanya yang terasa pening.

••••

Penyatu Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang