Rasa 43. Tawaran

121 12 0
                                    

Detak ini kembali tak keruan, perihal luka jiwa yang diingatkan oleh semesta tanpa jeda bahagia.

-Meliana wldr
_____________________

Malam ini akan diadakan prom night, sebagai kelanjutan dari acara perpisahan inti tadi siang. Meski khusus untuk anak kelas dua belas, mereka bebas membawa gandengan ke prom dengan siapa saja.

Caca sudah jelas berpasangan dengan Kenzo. Sedangkan Sasya masih belum menemukan gandengan, bahkan dia sempat berpikir untuk tidak ikut saja.

____________
CACA MA BESTAI
Online

Today

KUDU IKUT! BODO! AWAS AJA KALO SAMPE NGGA DATENG, PERBESTIAN KITA CUKUP SAMPAI DISINI!
____________

"Ah Caca mah" lenguh Sasya begitu membaca watsep dari Caca.

"Kenapa Sya?" tanya Dera yang sudah mengambil pose untuk berfoto.

"Gapapa kak, kak Dera besok ada acara ngga?"

"Eh besok? Ngga ada deh kayaknya, kenapa?"

"Malam ini sebenernya ada prom kak, kakak mau ngga jagain Kak Ramdan bentar doang?" ungkap Sasya sungkan, namun demi perbestiannya dengan Caca dia akan melakukan segalanya. Ayolah demi bestai!

"Boleh banget dong Sya, lagian ini kan acara terakhir kamu sama temen-temen kamu kan. Jangan sampe kelewatan deh, kakak kamu aman kok sama kakak."

Sasya menunjukkan cengiran kudanya, sesuai yang diharapkan Sasya.

"Aa makasih kak Dera..."

"Iya, tenang aja. Ayo foto sama kakak kamu, biar ada kenang-kenangan."

"Ayo kak!"

"Satu, dua, tiga!"

CEKREK

Mereka bertiga abadi dalam sebuah foto selfie, dimana Sasya masih memakai toga kelulusan dengan senyum cerianya. Dera nampak sedikit melirik Ramdan, lalu terakhir Ramdan yang hanya mampu diam membisu.

••••

Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu ruang rawat Ramdan dengan perlahan, disana Dera terlihat beranjak dari duduknya.

"Iya, siapa?" tanya Dera begitu membuka pintu.

Didapatinya tiga pria dengan setelan kemeja hitam, dengan jas yang tersampir di bahu lebar mereka.

Dera yang kebingungan menatap mereka satu persatu, raut kebingungan Dera seolah menjawab pertanyaan kenapa mereka tidak dipersilahkan untuk masuk.

"Kalian temennya Ramdan?" tanya Dera memastikan.

Seseorang dari ketiga itu menatap temannya, lalu mengangguk mantap.

"Saya temennya Sasya, apa dia disini?" jawab salah satu pria yang nampak paling angkuh dan membawa parsel uang pecahan seratus ribuan.

"Oh temennya Sasya, mau jemput ke prom?"

Sekali lagi Dera memastikan, kalau tidak salah Sasya tadi sore bilang mau ke Prom kan?

"Iya bener," ucap seorang itu kembali.

"Silahkan masuk, dia lagi siap-siap. Bentar lagi juga selesai, tunggu di dalem aja ya," perintah Dera. Perasaannya menjadi gelisah, mengingat satu orang di antaranya adalah orang paling ditakuti di universitasnya.

Penyatu Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang