Rasa 23 - Ramdan Sya!

114 14 0
                                    

P E N Y A T U  R A S A
________________________

Apartemen Danendra berada di kawasan elit, penyewa disana rata-rata anak pejabat atau anak sultan dengan kelas kasta tertinggi. Disini kehidupan layaknya surga buatan, kedamaian dan ketentraman menjadi alasan apartemen ini dibuat.

Kabar miringnya sih dengar-dengar, apartemen ini adalah pelarian bagi anak-anak yang sudah terlahir kaya sejak awal. Keluarga yang sudah bergelimangan harta, dengan mewarisi bisnis keluarga.

Mereka tak mau dicap sebagai penjilat keluarga, makanya mereka pergi dari rumah dan memulainya sendiri tanpa campur tangan keluarga.

Danendra Ardana adalah salah satunya.

Pria itu ingin membuktikan bahwa dia tak serendah pandangan orang tentangnya, dia ingin kebebasan dan mencari jati diri yang sebenarnya.

BRAK!

"Kalian dari mana aja? Kenapa baru nyampe, gue udah disini lama banget tau! Sya pasti lo di apa-apain kan sama Raka?!" tuduh Huda begitu pintu apartemen terbuka.

"Engga kok, jangan fitnah deh Kak Raka itu orang baik tau." bela Sasya.

"Tuh kan lo diapa-apain! Raka! Lo apain si Sasya! Parah lo ngga ngajak gue!" omel Huda.

"Apaan sih Hud, lo aja yang bawa motornya kaya setan. Yakali gue bonceng cewek ngebut," kilah Raka.

"Udah ih, gue ngga di apa-apain juga. Danendra mana? Gue mau ketemu sama dia, abis itu pulang."

"Ck! Tuh di dalem abis main tadi sama— Akh! Sakit babi!" protes Huda pada Raka yang menendang tulang kering Huda.

"Udah Sya ngga usah di gubris, masuk aja duluan. Gue mau ngomong sama Huda dulu," potong Raka dengan gelagat mencurigakan.

"Kenapa gue dah! Anjir ngga usah pake nendang kali!" Huda memegangi kakinya yang masih ngilu.

"Lagian lo ngomong janji ceplos bego amat. Tau keadaan dong!"

Sasya melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen Danendra, meninggalkan dua orang yang sedang membuat keributan.

Lantai marmer dan perabotan mengkilap membuat dirinya sadar, "Wew, ini bukan tempat gue—"

"Ini Danendra dimana sih, ruang tamunya gede banget njir gue takut kesasar."

Sasya celingukan mencari keberadaan Danendra, namun tak ada yang menunjukkan keberadaannya.

"Lah mending gue balik, minta kak Raka nganterin aja ah!"

SET!

"Mau kemana, beby?" ucap Danendra dengan nada sensual, bulu kuduk Sasya langsung terbangun.

"Ih jangan deket-deket, lo bau keringet tau!" olok Sasya sambil menutup hidungnya.

"Sebau apa sih sampe lo nutupin hidung segala, gue abis olahraga malam," ucap Danendra dengan senyum aneh yang baru Sasya lihat.

Danendra merangkul Sasya, membawanya masuk lebih dalam. Sasya selalu berdecak kagum atas furniture dan tata letak apartemen ini.

"Tunggu disini dulu ya, gue mau mandi bentar," ujar Danendra sambil mendudukkan Sasya di sofa yang empuk, bak terbuat dari bulu angsa.

"Lah, ngga usah mandi juga ngga papa kok. Lagian gue kan cuma sebentar doang disini," elak Sasya.

Danendra menatap Sasya tajam, "Nurut atau gue paksa mandi bareng?" ancam Danendra.

"Hah! Terserahlah! Cepet sana atau gue pulang!" lawan balik Sasya, dia terbawa suasana hingga tubuhnya menegang.

"Baguslah, gue mandi bentar doang oke!"

Penyatu Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang