Rasa 18 - Penasaran Sasya

122 17 0
                                    

Serumit inikah yang kalian sebut dengan
'C I N T A'
_____________________________
PENYATU RASA - PENASARAN SASYA

Hari ini Sasya berangkat lebih pagi, dia gengsi untuk meminta Ramdan mengantarnya. Sasya lupa, kan kemarin lagi ngambek ke kakaknya gara-gara dibeliin helm baru oleh Danendra.

Langkah gadis itu bisa terbilang santai, sambil satu tangannya menenteng helm warna hitam.

"Bodo amat lah mau dikatain, pd aja!" semangat Sasya pada dirinya sendiri.

Begitu sampai di halte, Sasya duduk di kursi yang tersedia. Sepertinya bus kali ini akan lama datangnya.

"Eh lihat tuh, masa naik bus pake helm!"

"Iya! Hahaha! Mau jadi alien kali hahaha!"

Telinga Sasya panas, bisikan dan tawa itu mengundang tatapan semua orang agar menertawai Sasya.

'Sial! Gue dikatain! Sabar Sasya sabar! Orang sabar pantatnya lebar!' batin Sasya.

Tak lama bus datang, Sasya memilih untuk masuk paling terakhir. Dia ingin melihat siapa yang mengejeknya tadi. Ternyata dua orang murid yang memakai badge sama dengannya, mungkin adik kelas karena wajahnya masih polos minta di cekik.

Sasya memberi tatapan mematikan, hingga dua orang itu berhenti menertawainya dan menunduk ketakutan. "Kena kan lo! Mental kerupuk emang!" sindir Sasya sekilas.

Tempat duduk Sasya masih sama, kursi paling ujung dekat jendela. Sasya candu dengan pemandangan kota yang selalu ramai ini. Tak seperti di rumah yang selalu sepi.

'Gue sebenernya udah maafin Alan, gue udah keterlaluan. Gara-gara gue, nama baik dia jadi tercemar. Tapi sumpah, gue ngga bermaksud ngebuat masalahnya jadi sebesar ini.'

Sasya melamun, pikirannya terus berkelana.

'Gue kayaknya udah mati rasa deh Lan, terserah lo deh mau pacaran sama siapa gue udah ngga perduli. Gue ngga marah kok sama lo, yang penting lo enyah dari pandangan gue.'

Bus berhenti di lampu merah, pandangan Sasya jatuh pada pengendara motor di samping bus yang ditumpanginya.

DEG!

Seperti dejavu, Sasya dibuat membeku di tempat. Teman Danendra yang misterius itu tengah memandangnya dari atas motor, di belakangnya juga ada wanita yang sama.

Dua kali Sasya dipertemukan dengan mereka, kali ini suasananya lebih ngeri. Wanita itu menoleh ke arah Sasya, sial!

Buru-buru Sasya menutupi kaca bus dengan tas yang ia bawa, 'Anjim gue kayak ngepergokin orang selingkuh!'

••••
DHARMAWANGSA HIGH SCHOOL
______________________

Saat memasuki gerbang sekolah, Sasya hanya mendapati segelintir murid.

"Ah syukurlah, jadi gue ngga perlu ngehindarin orang yang kepo sama kejadian kemarin."

Helm yang dibawanya ia ayunkan.

"Uh Danendra! Gara-gara lo gue jadi malu tau, disuruh bawa helm padahal kan gue naik bus. Aih malu gue sama adik kelas yang ngga sopan itu! Bodo ah yang penting pd ya kan! Semoga hari berjalan lancar!"

Doa Sasya terkabulkan oleh semesta, kegiatan belajar mengajar berjalan dengan sempurna. Namun, bagi Sasya hal ini terlalu mulus.

Terasa aneh bahkan, seolah sudah direncanakan saja. Sasya terus bertanya-tanya kenapa dalam semalam semuanya berubah menjadi baik-baik saja?

Apa yang sudah Sasya lewatkan?

Caca, teman sebangkunya juga aneh. Sepanjang pelajaran berlangsung, dia hanya diam. Sekali dua kali, Sasya memergoki Caca yang ingin berkata padanya namun lagi-lagi bungkam.

Teman-teman Sasya yang kemarin menyemangatinya pun diam, hey! Ada apa ini?!

'Ah! Kalian membuatku frustasi!'

'Aneh aneh aneh! Kenapa mereka seolah melupakan kejadian kemarin begitu saja? Ini terlalu cepat untuk dilupakan! Kalian kenapa sih?!'

Istirahat pertama, Sasya berniat mengunjungi Pak Agung. Sepertinya hanya dia seorang yang tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Permisi, Pak. Assalamualaikum...," ijin Sasya kemudian masuk ke dalam ruang BK.

Disana sudah ada Pak Agung dan Ketua Osis yang sedang berbincang. "Permisi Pak, apa saya mengganggu?" tanya Sasya ramah.

"Eh kebetulan, ada yang mau bapak omongin. Duduk dulu, ngga apa-apa kan kalo ada ketua Osis?" jawab Pak Agung.

"Ah iya Pak, ngga apa-apa kok," jawab Sasya. Rasa penasarannya mengalahkan gengsinya. Laki-laki yang menjabat sebagai ketua osis itu tersenyum, Sasya pun balik senyum untuk menghormati keberadaannya.

"Jadi gini Pak, kenapa semua orang jadi aneh ya pak? Mereka kayaknya lupa sama kejadian kemarin, saya jadi kebingungan sendiri Pak. Barangkali Bapak tahu sesuatu?" jelas Sasya.

Pak Agung nampak kusut, beliau juga seperti tengah merahasiakan sesuatu dari Sasya. "Kasih tau aja Pak, dia berhak tau," saran si ketua osis dengan ekspresi serius.

Sasya tambah terheran-heran, apa cuma dirinya yang ketinggalan berita besar?

"Ehem- Sasya Anastasya. Kamu tahu kan Bapak paling tidak suka jika seorang murid memanfaatkan kekuasaan orang tua mereka? Semalam para guru di kumpulkan, kami semua di disiplinkan." tutur Pak Agung semakin membuat Sasya gentar.

"Lalu pak? Kenapa Bapak bilang itu ke saya?"

"Masalahnya, orang misterius itu mengancam kami jika tidak menghapus bukti kejadian kamu kemarin, dia bakalan menghancurkan sekolah ini." lanjutnya.

Sasya meremat jemarinya, 'Danendra!'

"Tapi kewenangan itu juga berdampak baik buat sekolah. Nama baik sekolah kembali bersih, kamu juga ngga kena dampak negatif media sosial. Secara ngga langsung, bapak ucapkan terimakasih ke kamu,"

"Tapi satu yang Bapak khawatirkan," ujar Pak agung, lalu menatap pria yang duduk di samping Sasya.

"Alan." cetus Pak Agung.

Sasya mendongak, menatap mereka berdua yang menampakkan ekspresi kusut.

"Alan, walaupun dia bersalah. Ngga seharusnya, satu keluarga terkena dampaknya. Disisi lain, Bapak kecewa sama kamu. Bapak tahu kamu sakit hati Sasya, tapi untuk menghukum Alan seperti ini sangat keterlaluan. Hari ini aja Alan sudah ngga berangkat, mungkin dia memutuskan untuk berhenti sekolah." cecar Pak Agung.

"Astaghfirullah Bapak serius? Keluarganya Alan kenapa pak? Sasya bener-bener ngga tau," aku Sasya pada Pak Agung. Dua pria itu mengkerut.

"Lho Bapak pikir kamu yang minta sama orangtua kamu, buat ngejatuhin keluarganya Alan. Kamu beneran ngga tau Sya?"

Sasya semakin yakin, ini semua ulah Danendra. 'Pria itu keterlaluan!'

===========================
Terimakasih sudah mampir
Luv u
===========================

Penyatu Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang