Rasa 19 - Alan keluargamu hancur

124 18 0
                                    

P E N Y A T U R A S A
Alan keluargamu hancur
_________________

Setelah kejadian Alan menampar Sasya, pandangan orang-orang terhadap Alan berubah drastis. Dari seorang laki-laki yang dicap idola bagi para fansnya, sampai beralih haluan menjadi haters.

Cacian dan makian selalu menyapa kemanapun Alan pergi, namun pria itu seolah tuli. Baginya, omongan itu sama sekali tidak mempengaruhinya.

Setelah diceramahi Pak Agung sampai telinganya memerah, Alan memutuskan untuk bolos sekolah. Ngebut-ngebutan di jalan, sampai membahayakan pengendara lain.

"Sasya Anastasya. Cih perempuan sialan! Berani-beraninya lo ngatain gue bekas!" umpat Alan di sela-sela kegilaannya menunggangi kuda besi kesayangannya.

Bagi Alan, ketika tengah dilanda masalah dia lebih memilih melampiaskannya dengan SOLO RIDE. Seolah kekesalannya dengan apapun akan hilang jika sudah bertarung dengan maut di jalanan.

Hari sudah mulai petang, Alan memutuskan untuk pulang.

"Rumah gue kenapa rame gini?" monolog Alan, ketika mendapati gerbang rumahnya dipenuhi wartawan televisi.

Pikiran Alan langsung berkecamuk, apa yang sedang terjadi?

TIN! TIN!

Alan mengklakson gerombolan orang itu, mereka menyingkir sejenak lalu memberondong Alan dengan banyak pertanyaan.

"Kak, Apakah kakak sudah tahu, ayah anda terkena skandal?"

"Kak, Bagaimana tanggapan kakak, ayah kakak dituduh menggelapkan uang perusahaan?"

"Kak, bisa tolong jawab pertanyaan kami?"

"Kak..."

"Kak..."

"BISA DIEM NGGA SIH! ANJING KALIAN! SEMUA BANGSAT!" ledak Alan membuat suasana hening seketika.

"Kak, sebentar saja, tolong kasih kami penjelasan. Apa ta-"

"GUE BILANG DIEM! PERGI KALIAN DARI SINI!" usir Alan dengan suara menggelegar.

Dasar wartawan ngga tahu diri, mereka tetep aja ngeyel dan terus menanyai Alan.

TENG!

Cowok itu menggedor gerbang rumahnya, pak Satpam langsung memberi pintu untuk Alan. Motornya ia biarkan di luar, yang terpenting dirinya cepat masuk ke dalam rumah.

Alan berlarian menuju rumahnya, di ruang tamu keluarga Alan tengah berkumpul.

"Hos-hos... Ayah! Apa yang terjadi di luar ba-"

BUGH! Akh!

Satu pukulan berhasil mendarat di tulang pipi Alan. Pelakunya adalah PRADANA, ayah kandung Alan.

"Akh! Ayah?"

"Ayah kan udah bilang ke kamu untuk ngga nyari masalah di sekolah! Kenapa kamu ngga dengerin apa kata ayah hah! Sekarang puas kamu udah hancurin kerja keras ayah dari nol!" marah Pradana menggebu-gebu.

BRAK! BRAK!

Tak puas memukul Alan, pria bertubuh tambun itu memukul tembok tanpa merasakan sakit sedikitpun.

"APA SUSAHNYA SIH ALAN!" raung Pradana yang kian menusuk asa.

"Mah..." rintih Alan.

Alan terpaku, melihat ibunya hanya bisa menangis dan memeluk adiknya erat sembari menutup telinga adiknya.

Sorot mata ibunya pada Alan benar-benar mengisyaratkan kekecewaan yang teramat.

Alan tak bisa lagi berkata-kata, menyaksikan keadaan keluarganya yang begitu kacau. Pria itu mencengkram kepalanya sendiri, seolah semua ini hanyalah mimpi buruk alam bawah sadarnya.

Penyatu Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang