Bolehkah aku merasa bahagia? Kali ini saja, biarkan aku melepas rasa benci dan menikmati kesalahanku sedikit lebih lama.
—Sasya Anastasya—
__________________WELLCOME TO PROM NIGHT DHARMAWANGSA HIGH SCHOOL
Banner yang terpasang di pintu masuk gedung membuat siapa saja yang melihatnya menjadi gagal fokus, apalagi para osis yang bertugas untuk menyambut para tamu.
Sasya masih diam ditempat, sebelum Danendra menepuk pundaknya dan menyodorkan tangan kirinya.
"Apaan dah?" ucap Sasya kurang peka.
"Ish Cantiknya aku masa ngga peka sih, yaudah aku ajarin aja ya. Mana tangannya, sini."
Danendra menuntun Sasya agar menggandeng tangannya, kemudian mengajaknya masuk ke dalam gedung dengan senyum mengembang.
Sasya masih syok, namun dia bisa mengontrolnya dengan cepat.
Sebenarnya gadis itu tidak ingin menjadi pusat perhatian, namun gara-gara ulah Danendra mereka berdua menjadi sorotan oleh kameramen.
"Selamat malam kakak, boleh ngga kami ngevideo kalian buat opening video nanti?" ucap seseorang yang mengarahkan si kameramen.
Sasya melongo tak percaya, masa dirinya bakal terpampang di awal video apalagi bareng Danendra.
"Hmm, boleh kok. Gimana konsepnya?" jawab Danendra antusias.
"Eh, lo yakin?" tanya Sasya memastikan.
"Yakin banget dong, mubazir kalo gue yang ganteng ini ngga kesorot kamera."
"HUWA! Dasar pd banget. Bukan temen gue ya kak," tukas Sasya pada dua orang di hadapannya yang sama-sama menahan tawa.
"Hehe, nggapapa Kak. Emang ganteng sih, Kakak juga cantik. Jadinya cocok buat opening nanti," sambungnya yang tentu saja membuat udel Sasya berputar terbang.
"Bisa aja sih kalian, yaudah yuk," ajak Sasya menarik Danendra yang kini malah memasang tampang jutek.
"Apalagi sih?" rengek Sasya.
"Ngga jadi deh, ntar banyak yang ngeFANS sama lo." ujar Danendra dengan menekankan kalimat ngefans.
"Udah ah masuk aja, gue ngga mau." Danendra lebih dulu menyeret Sasya masuk ke dalam gedung.
"Aihh, bikin malu aja... Sorry kak!" teriak Sasya pada dua orang yang kini terbengong-bengong melihat kepergian Sasya dan Danendra.
Pupus sudah harapan mereka.
"Yang bener aja dong, masa lo gitu?!" omel Sasya yang kini tak punya muka untuk bertemu dengan dua orang tadi.
"Bodo amat, gue ngga suka sama mereka." jawab Danendra ketus.
Sasya melepas tangan Danendra yang sedari tadi menggandengnya, lalu menghela nafas dalam. "Tolong dong, hargai acara temen-temen gue."
Danendra menaikkan satu alisnya, kemudian mengedarkan pandangan. Mereka berdua ternyata sudah menjadi pusat perhatian, Pria itu tersenyum senang.
"Hmm, apa sih yang engga buat kamu," ucap Danendra dengan nada sensual.
Sasya panik, teman-teman yang sudah hadir disana meneriakinya dengan kata "CIE!"
Sasya menabok lengan Danendra lirih, "Ngga usah aneh-aneh deh."
"Iya kok, aku juga sayang sama kamu."
"CIE!"
"Njir! Cowok sinting!" umpat Sasya, lalu keluar dari kerumunan yang terus saja menyorakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyatu Rasa [Selesai]
Romance⚠ CERITA LENGKAP ☑ FOLLOW SEBELUM BACA Danendra Ardana. Kehadiran lo dalam hidup gue bener-bener ngebuat gue bingung, kenapa lo jahat sekaligus baik? Banyak pertanyaan yang harusnya gue cari tahu kebenarannya, tapi lo ngga pernah menjadi satu sosok...