Halo semuaa,, semoga karya ini dapat menghibur kalian. Soo langsung di baca yah guys:)
Happy Reading!
Aulia Febrianti Oktaviana, gadis berumur 20 tahun, seorang mahasiswi dengan kecantikan dan kepintaran melebihi anak seusia dirinya pada umumnya.
Aulia adalah putri dari tuan Andreas Jonathan Janice dan nyonya Berliana Jelita.
Aulia merupakan pewaris satu-satunya dari JNC company, sebab itu kehidupannya selalu di tekan dan di atur untuk menuju jalan kesuksesan besar.
Didikan yang di dapatkan oleh Aulia, adalah didikan keras dari keluarganya. Sehingga ia tumbuh menjadi seorang gadis yang arogant.
Namun dibalik sifat arogant dan cueknya itu, sebenarnya Aulia adalah gadis yang baik. Hanya saja pembawaannya yang mungkin kurang baik pada khalayak umum.
Malam itu, entah bagaimana. Harus disebut sebuah keberuntungan atau sebuah kesialan. Ketika Aulia membaca novel yang di request kan oleh temannya.
"Karakter utamanya gak ngena banget. Harusnya yang jadi karakter utama itu yang antagonis aja, Ariana ini terlalu lemah dan lebay" Gumam Aulia menilai karakter dari novel yang ia baca.
Novel berjudul Queen Girls, yang di baca oleh Aulia. Novel itu menceritakan tentang sebuah kisah percintaan segitiga.
Dimana karakter utama wanita dan pria saling mencintai, namun terdapat karakter antagonis yang ternyata juga mencintai karakter utama pria.
Namun pada akhirnya, cerita itu tetap berakhir dengan karakter utama wanita dan pria yang bersatu. Sedangkan tokoh antagonis nya berakhir mengenaskan.
Bukankah itu tidak adil? Menurut Aulia, seberapa jahat pun antagonis itu, ia hanya ingin mengejar sesuatu yang ia sukai. Salahkan jika tokoh itu mencoba untuk merebut hati dari tokoh utama pria?
Ingat, sebelum janur kuning melengkung, tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan.
Aulia menyukai tokoh antagonis dalam novel itu. Sebab tokoh itu memiliki watak, sifat dan pendirian yang keras. Serta tidak mudah di tindas. Berbeda dengan karakter utama wanita, walaupun auranya pekat, namun tetap saja itu tidak bisa menarik perhatian Aulia.
"Akhirnya selesai juga gue baca. Hoam, ngantuk, udah jam 1 malam juga mending tidur. Besok ada pemotretan, kalau telat nanti di marain Bunda" Gumam Aulia seraya memejamkan mata indahnya.
➷➷➷
Keesokan harinya,
"Non bangun Non, Non Livi mesti ke sekolah kan" Samar samar Aulia mendengar suara itu.
Aulia mengerjabkan matanya beberapa kali, ia terkesima dengan nuansa dari kamar yang ia tempati sekarang. Semuanya berwarna biru di padukan dengan hitam pekat.
Aulia mengedarkan netranya pada seorang wanita kisaran berumur 20 tahunan di sampingnya, dengan sedikit menundukkan kepalanya.
"Kamu siapa?" Tanya Aulia pada wanita itu.
Wanita itu mengerjabkan matanya, "Non, sudah bermimpinya. Sekarang Nona bangun dan bersiap, karna sebentar lagi Nona akan berangkat ke sekolah" Tukas wanita itu menggelengkan kepalanya melihat Aulia.
Aulia mengkerut kan keningnya tidak mengerti. Apa maksudnya dengan bermimpi, ayolah dan sekolah? Aulia kan sudah tamat sekolah dan sedang kuliah. Dan seharusnya jadwal ia pagi ini kan pemotretan, kenapa malah begini sekarang?
Aulia tidak ingin terlihat aneh di depan orang itu, karna itu ia meminta wanita itu untuk keluar dari kamarnya.
Setelah wanita itu keluar, Aulia berjalan menuju meja rias yang berada di dalam sana. Aulia kaget sekaligus terkesima melihat pemandangan yang ia lihat sekarang.
Di cermin, ia melihat pantulan dirinya. Seorang wanita berkulit putih, dengan bola mata coklat bibir merah ceri dan bulu mata lentik, serta pipi tirus yang indah dan menawan.
"Wow" Satu kata itu berhasil terlontar kan dari mulut Aulia.
Aulia mengedarkan pandangannya, dan menemukan sebuah buku diary di laci meja, ia membuka dan membacanya.
Beberapa menit ia membaca, dan kini Aulia mengerti ia sedang berada dimana, dan mereka semua siapa.
"Huft, emang kalau di pikir gak mungkin. Tapi ini nyata" Gumam Aulia mengelus wajahnya di pantulan cermin.
☆☆☆☆
Typo? Tandain yah nanti author benahi:)
Jumlah kata, 576 kata
Tanggal publis 04 Juni
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Novel [TAMAT]
Teen Fiction[TAMAT] FOLLOW SEBELUM BACA! Aulia, gadis yang sangat tertekan oleh keluarganya. Keluarga Aulia, selalu menuntut dirinya untuk menjadi yang terbaik, dalam hal apapun. Selalu menjadi yang pertama, adalah moto hidup dari Aulia karna keluarganya. Pad...