03,,Perpustakaan°

53.1K 5.5K 270
                                    

"Livi!" Teriak seseorang dari belakang Livia.

Livia berbalik dan menatap siapa yang sedang meneriaki nya. Seseorang yang meneriaki nya itu berlari dan memeluk erat tubuh Livia.

Livia kaget, namun detik berikutnya ia berusaha membalas pelukan itu juga.

Beberapa saat mereka berpelukan, kini Livia dengan berani bertanya, mengapa wanita itu memeluk dirinya?

"Ngapain meluk gue?" Tanya Livia dengan nada ketus dan jutek.

"Ihh, kok Livi gitu sih ke Ana. Ana kan temen Livi, wajar dong kalau Ana peluk Livi" Tukas remaja itu dan mempautkan bibirnya ke depan, seperti seekor bebek.

Livia ingin tertawa, namun ia tahan. Karna tidak tega melihat remaja itu kesal dengan sangat pada dirinya.

"Huft, iya iya, lo gak usah monyong monyongin bibir gitu. Gak cocok beneran" Tukas Livia dengan tidak ber prasaan pada Ana.

Canaria Easter Deralda. Ana adalah satu satunya remaja yang mau berteman dengan dirinya. Ana juga satu satunya orang yang tau tentang kebenaran 'itu'.

"Humm, yaudah yuk masuk" Ajak Ana pada Livia. Dan Livia pun mengikuti Ana berjalan di koridor menuju kelas mereka, yang ternyata berada di lantai dua sekolah itu.

Gedung IPA lantai dua sebelah kanan, kelas IPA1, itulah kelas dari Livia.

"Liv, kamu masuk duluan, aku mau ke cafe show dulu, mau beli makan sama minum bentar. Kamu tunggu yah di dalam" Jelas Ana pada Livia. Dan dibalas anggukan singkat oleh Livia.

Livia melangkah masuk ke dalam kelas, dan menyimpan tasnya di bangku yang terdapat papan nama atas namanya.

"Lumayan juga" Gumam Livia menilai  kelas itu.

Kelas itu memiliki tiga buah AC dan di dalamnya juga terdapat bar mini, serta lampu disco, seperti sebuah bar saja kelas itu. Bukan hanya itu, tapi terdapat sangat banyak perabot yang jarang di dapatkan di sekolah umumnya, namun sangat banyak di kelas mereka.

Bahkan terdapat lemari kaca tembus pandang yang berisikan oleh liptint lipbalm dan sebagainya, serta beberapa produk make up yang di yakini harganya fantastis.

"Kelas macam apa ini" Ujar Livia bermonolog.

Ia memang sudah pernah membaca cerita itu, tapi pada bagian Livia di novel itu tidak terlalu di ceritakan. Dan juga dalam buku diary yang ia baca, tidak ada yang mengatakan bahwa kondisi dalam kelas Livia itu, seroyal ini.

➷➷➷➷

"Ok, apa tugas kalian semua sudah selesai?" Tanya Madam Juni pada para muridnya.

"Sudah Madam" Jawab mereka serempak.

"Ok, good, kalau begitu kalian kumpul dan lanjut kerjakan halaman 206, setelah itu rangkum halaman 210 sampai 280, paham?" Titah Madam Juni.

"Yes Madam" Jawab mereka.

"Hmm" Balas Madam Juni, seraya meninggalkan kelas.

Madam Juni adalah guru fisika, dan sangat suka membuat para murid berpikir.

Namun mereka juga sangat menyukai Madam Juni, bukan hanya karna cantik dan cukup tegas. Namun juga karna pemikiran dari Madam Juni dalam hal selain belajar, itu sangat sejalan dengan pikiran dari Livia dan teman teman sekelasnya.

Tinggg,, pembelajaran pertama telah usai, silahkan beristirahat..
Bel pertanda istirahat telah berbunyi, para murid merapihkan buku dan alat tulis mereka, kemudian bergegas menuju kantin atau cafe show sekolah.

Livia dan Ana tidak menuju kantin ataupun cafe show, mereka menuju perpustakaan. Yah, Ana tadi sudah membeli makanan dan minuman. Sedangkan Livia memang malas bercengkrama dengan orang orang bermuka dua seperti sekumpulan orang yang sering berada di kantin ataupun cafe show itu.

"Nih kamu makan sama aku aja Liv, aku juga gak bisa ngabisin ini semua sendiri. Dan kamu juga pasti lapar kan?" Tebak Ana, dan ternyata memang benar.

Livia memang merasa lapar, sebab sejak pagi, ia hanya makan sepotong roti dengan selai kacang, buatan Bi Tian.

☆☆☆☆

Jumlah kata, 572 kata
Tanggal publis 04 Juni

Damn Novel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang