8 jam telah berlalu. Dan kini Elang dan Satya telah sampai di Indonesia.
Tepat ketika ia turun dari pesawat, beberapa orang bodyguard datang menghampiri dirinya.
"Tuan, biar kami bawakan barang-barang Tuan" Ujar salah satu bodyguard berstyle serba hitam itu.
Elang mengangguk dan menyerahkan kopernya kepada bodyguard itu.
"Lo langsung ke mansion aja. Gue mau nemuin camer gue dulu" Tukas Elang pada Satya.
Satya mengangguk dan meninggalkan Elang bersama dengan para bodyguard itu.
Sebetulnya Satya ingin ikut bersama Elang, namun badannya sangat letih dan kebas akibat selama 08 jam duduk di dalam pesawat.
Elang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata-rata menuju mansion keluarga Berlian dan Andre.
Sengaja Elang ingin kesana, karna ia tau pasti Aulia sedang tidak di sana sekarang. Karna memang Elang belum ingin bertemu dengan Aulia, ia ingin memberi kejutan pada wanita itu dengan kepulangannya.
Dua puluh menit'an Elang mengemudi kini ia sudah sampai di sebuah mansion mewah dengan tema klasik yang benar-benar megah.
Elang memasukkan mobilnya kedalam parkiran mansion yang di buka kan oleh penjaga mansion itu. Setelahnya ia pun menekan bel mansion itu.
Tidak butuh waktu lama, seorang wanita paruh baya muncul dan membuka kan pintu mansion. Dapat di pastikan, itu pasti asisten rumah tangga dari Berlian dan Andre.
"Eh,, cari siapa yah Den?" Tanya asisten itu dengan ramah dan sopan pada Elang.
"Nyonya Berlian dan Tuan Andre nya ada?" Tanya Elang, tidak terlalu ramah dan terkesan dingin dan datar.
Elang memang orangnya dingin dan datar pada semua orang. Kecuali dengan orang orang yang ia cintai dan berarti dalam hidupnya.
Asisten rumah tangga itu mengangguk, "Nyonya sama Tuan ada di dalam Den. Aden silahkan ikut Bibi" Ujar asisten rumah tangga itu pada Elang.
Elang mengikuti asisten rumah tangga itu memasuki mansion keluarga Janice. ART itu pun beranjak untuk memberitahukan kan tuan rumah, bahwa ada seorang tamu yang ingin bertemu dengan mereka.
Tidak lama Elang duduk di sofa ruang tamu, Andre dan Berlian pun datang.
Andre dan Berlian cukup terkejut ketika melihat siapa yang datang. Namun tidak butuh waktu lama hingga mereka kembali merilekskan keterkejutan mereka.
"Mah, Pah" Sapa Elang pada Andre dan Berlian.
Andre dan Berlian pun membalasnya dengan senyuman juga. Mereka bahagia melihat pria yang dulu suka sekali menangis dan mengadu pada mereka karna putri mereka yang merebut permen miliknya, kini telah menjadi seorang pria sukses dalam berbagai bidang.
"Hay ganteng" Sapa balik Berlian.
Andre dan Berlian mendudukkan diri mereka di salah satu sofa pada ruang tamu itu.
"Apa kabar kamu kak? Udah lama loh gak ketemu kita yah" Ujar Andre ramah pada Elang.
"Hhh,, iya Pah. Elang sibuk di negara tetangga, jadi gak sempet main ke sini" Jelas Elang dengan tertawa kecil.
"Sibuk boleh. Tapi jangan terlalu sibuk juga, tuh gara-gara kamu sibuk dulu. Aulia nya hampir di rebut kan" Tukas Berlian menimpali ucapan Elang dengan tertawa kecil juga.
Elang mengenyir kuda.
"Iya Mah,, tapi Elang udah balik sekarang. Dan soal kejadian waktu itu, Elang bener bener minta maaf yah Mah Pah. Di situ sebenernya bukan Aulia atau Bastian yang mau Elang incar" Jelas Elang meminta maaf pada Andre dan Berlian.
"Iya,, Mamah sama Papah tau kok" Ujar Andre.
"Huft,, sebenernya di sana ada orang yang mau habisi Aulia. Tapi sasaran tembakannya meleset karna Bastian" Jelas Elang lagi.
"Heem,, tapi mau gimana lagi ya kan, udah terlanjur juga" Timpal Berlian mencoba membuat Elang agar tidak menyalahkan dirinya sendiri.
Memang saat itu di sana ada seseorang yang ingin membunuh Aulia dan Bastian, Elang mengetahui hal itu. Dan berusaha melindungi Aulia dan Elang.
Namun saat Elang membidik orang itu, Bastian malah menarik Aulia dan melindunginya, sehingga tembakan itu akhirnya meleset dan malah mengenai Bastian sendiri.
☆☆☆
Jumlah kata, 599 kata
Tanggal publis 21 Juni
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Novel [TAMAT]
Teen Fiction[TAMAT] FOLLOW SEBELUM BACA! Aulia, gadis yang sangat tertekan oleh keluarganya. Keluarga Aulia, selalu menuntut dirinya untuk menjadi yang terbaik, dalam hal apapun. Selalu menjadi yang pertama, adalah moto hidup dari Aulia karna keluarganya. Pad...