42,,Kembali°

10.2K 1.1K 11
                                    

"Bagus, saya suka kinerja kamu. Kalau begitu kamu boleh pergi" Titah Berlian pada orang suruhannya.

Orang itupun mengangguk dan meninggalkan ruang kerja dari Berlian.

Berlian nampak membuka map yang berisi tentang data diri dari seseorang.

"Haha,, lumayan berani juga putra kamu David" Tukas Berlian seraya memainkan ujung runcing dari map itu.

Klek
Suara pintu ruangan Berlian terbuka.

Perhatian Berlian teralihkan pada seseorang yang memasuki ruangannya itu.

Hanya dua orang yang dapat bersikap seperti itu pada Berlian. Jika bukan Andre, suaminya. Maka itu adalah Aulia, putrinya.

"Aulia, tumben ke sini sayang?" Tanya Berlian pada Aulia.

Aulia hanya mendengus.

"Aul tau, Mamah pasti lagi mau bales orang itu kan? Tapi aku mohon sama Mamah, biar Aul aja Mah yang lakuin itu. Mamah cukup dukung Aul dari belakang aja, gimana?" Pinta Aulia pada Berlian.

"Kamu emang selalu pinter yah. Yaudah, kalau itu mau kamu sih, Mamah ok ok aja" Balas Berlian menyetujui permintaan Aulia.

Aulia tersenyum seraya memeluk dan mengecup singkat tubuh Berlian.

"Makasih Mah, Aul pastiin dia bakal menderita, dan dapetin hukuman yang setimpal atas perbuatannya ke Aulia" Gumam Aulia seraya tersenyum pada Berlian.

Berlian hanya mengangguk sebagai pertanda mendukung keinginan putrinya. Berlian memang tidak pernah mengekang Aulia, jika itu tentang keselamatannya.

Berlian tau, Aulia pasti mampu menyelesaikan masalah itu sendiri. Karna bagaimanapun, Aulia itu keturunan dirinya dan Papahnya alias suaminya.

Keluarga mereka itu bak keluarga keturunan Bangsawan yang tidak pernah kalah dan di tindas pada masanya.

"Ok,, ini berkas dan keterangan data diri tentang dia. Kalau kamu butuh sesuatu bilang aja ke Mamah, atau Papah" Sungut Berlian menyerahkan map yang tadi ia pegang dan mainkan pada Aulia.

Aulia menerima map itu, seraya membukanya dan membaca sedikit data tentang orang itu.

"Wah,, lumayan juga orang ini yah Mah. Tapi masih atas'an kita sih" Tukas Aulia memuji sedikit tentang orang itu. Namun menyertakan, bahwa orang itu masih berada di tingkat bawah mereka.

"Hahah,, jangan remehin lawan yah Aul. Selemah dan serendah apapun mereka. Bisa aja mereka berubah dan jadi monster di saat tertentu" Pesan Berlian pada Aulia, agar putrinya itu tidak meremehkan seorang lawan.

"Pasti Mah" Balas Aulia.

Aulia pun pamit pada Berlian, dan meninggalkan ruang kerja Mamahnya itu.

"Elang Kalandra Priadana. Nama yang cukup bagus, tapi gak sebagus orangnya nih kayaknya" Ujar Aulia seraya berjalan menjauhi ruangan Berlian.

Di sisi lain, seorang pria berwajah tampan tengah memandang sebuah bingkai foto dengan senyum yang menghiasi wajahnya, seraya mengusap lembut foto seseorang yang di dalam bingkai itu.

"Lo pasti lupa sama gue By, tapi gue bakal tetep buat lo inget sama gue. Dan gue gak akan biarin siapapun milikin lo, karna lo itu milik gue, sejak lo belum lahir. Dan takdir lo emang sama gue" Tukas pria itu seraya menyimpan bingkai foto tadi.

Pria itu berbalik dan mengatakan sesuatu pada bawahannya.

"Siapkan penerbangan untuk saya kembali" Titah pria itu pada bawahannya. Bawahannya itu membungkukkan dirinya sebagai jawaban.

"Baru beberapa minggu gue ninggalin lo, tapi udah kangen lo lagi By. Gue gak sabar ketemu lo" Gumam pria itu seraya menatap keindahan kota yang terpampang kan dengan jelas melalui dinding kaca transparan kantornya.

Pria itu kembali duduk di kursi kebesarannya, seraya mengotak atik tab miliknya.

Tok tok,, "Permisi tuan. Ada yang ingin bertemu dengan anda" Ujar seseorang dengan sopan dari luar sana.

Pria itu mengkerut kan keningnya, seraya berkata. "Persilahkan untuk masuk" Ujar nya.

Penjaga di luar ruangan itupun mempersilahkan tamu itu untuk menemui atasannya.

Pria itu cukup tertegun melihat siapa yang datang, namun detik berikutnya pria itu mengulas senyum pada wajahnya.

☆☆☆

Jumlah kata, 577 kata
Tanggal publis 20 Juni

Damn Novel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang