"Kenapa Daddy nampar aku?" Tanya Livia pada Brili dengan memegang rahangnya yang terasa perih.
"Kamu masih berani nanya?! Dari mana saja kamu hah, anak gadis pulang jam segini. Atau jangan jangan kamu udah gak perawan lagi iya!" Teriak Brili dengan tidak tau malunya pada Livia.
Livia meremas erat rok sekolahnya, dan mempererat cengkraman nya pada rahangnya, hingga mengakibatkan rahangnya yang sudah terluka semakin memerah.
"Apa maksud Daddy bilang gitu, Livi sama sekali gak gitu Dad" Bantah Livia pada Brili.
Bukan Brili yang menyahut kali ini. Melainkan, Agas, sosok Abang yang seharusnya menyayangi dan melindungi dirinya. Namun ia malah menjadi kipas dan memanasi api yang sudah sangat membara di hadapan Livia itu.
"Udah Dad, maling mana ada yang mau ngaku yang ada kalau maling ngaku penjara penuh. Livia gak mungkin ngaku Dad" Ujar Agas mengompori amarah Brili.
Brili mengangguk membenarkan ucapan dari sang putra, kesayangan. Brili menafa Livia dengan tatapan jijik.
"Kamu mulai sekarang keluar, angkat kaki dari rumah saya! Kamu tinggal di apartemen yang sudah saya belikan untuk kamu saja dulu. Kalau kamu tidak mau, itu terserah kamu, intinya jangan munculkan wajah kamu di hadapan saya lagi. Jangan kembali ke rumah ini lagi, uang jajan kamu akan tetap saya transfer setiap bulan" Tukas Brili mengusir Livia dari rumahnya.
Livia menjatuhkan rahangnya mendengar hal itu. Ia tidak menyangka, sesakit ini perasaan dari Livia. Sesesak ini rasanya di perlakukan layaknya anak tiri oleh keluarga mu sendiri.
"Daddy yakin mau Livi pergi? Gak akan nyesel?" Tanya Livia dengan serius pada Brili. Dan tanpa menunggu lama, Brili langsung menganggukkan kepalanya.
'Kayaknya, gue mesti ninggalin keluarga ini deh emang. Supaya mereka nyesel, penyesalan selalu datang di akhir' batin Livia.
Livia menatap Brili, Deli dan Agas secara bergantian, kemudian menghembuskan napasnya pelan. "Yaudah Livia bakal pergi" Putus Livia setuju dengan perintah Brili.
"Tapi, Livi pergi karna Livi gak tahan sama perlakuan kalian. Cangkam ini, penyesalan selalu datang di akhir" Ujar Livia seraya berdiri dan meninggalkan keluarga itu yang teridiam mendengar ucapan Livia.
Mereka merasa bersalah pada hati kecil mereka. Namun mereka menepis semua itu.
Tidak berselang lama, Livia datang dengan menenteng sebuah koper berwarna hitam yang berukuran tidak terlalu besar.
"Aku gak bawa semua barang aku. Aku cuman bawa beberapa barang yang bener bener penting. Kalau kalian mau buang yang di kamar, silahkan, oh iya, ini Daddy ambil aja. Livia balikin semuanya, mau fasilitas mobil, apart, ataupun kartu-kartu yang Daddy kasih ke aku. Aku balikin semuanya sekarang" Ujar Livia seraya menyerahkan kunci mobil, kunci apart dan tiga buah kartu yang berisi saldo lumayan banyak.
Setelah itu Livia menyeret kopernya keluar dari rumah itu, namun tidak ada yang menyadari bahwa di sana, air mata Livia setetes terjatuh.
Saat hendak melangkah keluar, tangan Livia di cekal oleh seseorang. Livia berbalik untuk melihat, siapa yang mencekal nya.
Livia tersenyum melihat siapa seseorang yang begitu berani mencegah dirinya keluar dari rumah itu. Ia adalah Bi Tian. Bi Tian mencegah Livia untuk pergi dari rumah itu. Namun sayang, sebab keputusan dari Livia sudah bulat.
Bi Tian akhirnya hanya bisa pasrah dan melepaskan Nona kesayangannya dengan air mata.
Livia menyeret kopernya menuju sebuah rumah yang berada tidak jauh dari mansion keluarga Dickson.
Saat Livia berada dalam kamarnya di mansion keluarga Dickson tadi, Livia menelfon Justine untuk mencarikan sebuah mansion atau apartemen yang letaknya tidak terlalu jauh ataupun dekat dengan mansion keluarga Dickson.
Livia sengaja mencari apart atau mansion di dekat mansion keluarga Dickson, sebab ia tau bahwa saingan bisnis dari Daddynya, saat ini sedang mengincar keluarganya, dan Livia tidak ingin sampai keluarganya itu kenapa-napa.
Walau sudah di sakiti, namun Livia masih memiliki hati nurani untuk melindungi keluarga brengsek yang selalu mengekang dirinya selama ini.
☆☆☆☆
Jumlah kata, 581 kata
Tanggal publis 05 Juni
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Novel [TAMAT]
Teen Fiction[TAMAT] FOLLOW SEBELUM BACA! Aulia, gadis yang sangat tertekan oleh keluarganya. Keluarga Aulia, selalu menuntut dirinya untuk menjadi yang terbaik, dalam hal apapun. Selalu menjadi yang pertama, adalah moto hidup dari Aulia karna keluarganya. Pad...