Suasana canggung melanda Livia. Ya hanya Livia, sebab Erick sedari tadi hanya bersikap biasa saja.
"Emm, Erick lo kenapa bisa di sini?" Tanya Livia membuka suara.
Erick memandang Livia yang berbicara padanya. "Gue jengukin sepupu gue tadi. Tapi gak sengaja ketemu sama Ana, jadinya gue ikutan deh jagain lo sekalian" Alibi Erick dengan ramah.
Livia mangut-mangut mendapat jawaban itu. Walau sebenarnya, ia tidak sepenuhnya percaya pada Erick.
"Oh" Balas Livia singkat.
Setelah perbincangan singkat itu, kembalilah suasana canggung yang sebelumnya. Hingga akhirnya Erick mengubah suasana canggung itu.
"Lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Erick serius pada Livia.
Livia menatap cengo pada Erick. Bukankah pria ini sangat tidak menyukainya? Bahkan ia memutuskan hubungan pertunangan mereka sangking tidak sukanya pada Livia.
"Tapi,, lo kan gak suka sama gue. Lagian hubungan pertunangan kita juga udah batal kan, jadi kita gak ada hubungan apa apa lagi" Balas Livia pada Erick.
Erick menatap Livia dalam.
"Emang, gue udah putusin hubungan pertunangan kita. Tapi itu karna gue mau mulai hubungan dari awal sama lo, gue mau hubungan sehat tanpa paksaan. Tapi dulu itu hubungan kita berawal dari paksaan, makanya gue putusin, tapi sekarang gue mau mulai semuanya ulang" Ujar Erick dengan sungguh-sungguh sembari menggenggam erat tangan Livia.
Jantung Livia berdegup kencang mendengar ucapan dari Erick. Tapi tetap saja, ia tidak akan tertipu semudah itu. Bukankah Erick sangat mencintai Ariana? Dan tidak mungkin cintanya itu bisa hilang dalam beberapa hari saja.
Livia menepis tangan Erick dari genggamannya. "Sorry Er, tapi gue masih belum bisa yakin sama lo" Balas Livia dengan hati-hati pada Erick.
Erick hanya dapat mengangguk mendengar balasan dari Livia. Ia tau, bahwa selama ini ia sudah mendiami Livia. Tapi entah kenapa, kali ini ia merasakan ada sesuatu yang berubah dari Livia. Livia yang sekarang seperti bukan dirinya saja. Dan itu menarik perhatian dari Erick.
"Gak papa, tapi gue akan terus berusaha sampai lo mau terima gue. Karna Erick yang lo kenal sejak masuk SMA itu bukan Erick yang sekarang" Batin Erick.
"Huft, ok gak masalah. Tapi gue bakal terus berusaha buat dapetin hati dan cinta lo" Balas Erick dengan tulus pada Livia.
Livia mendengus mendengar ucapan dari Erick yang begitu teguh akan pendiriannya. Namun Livia tidak terlalu memperdulikan hal itu.
Beberapa hari telah berlalu, dan kini kesehatan Livia semakin memburuk. Bahkan sekarang ia jarang dapat makan namun tidak berakhir dengan memuntahkan makanan itu.
Tubuh Livia sangat lemah sekarang.
Beberapa hari yang lalu, Erick juga sudah berhasil merebut hati dari Livia.
Katakanlah pertahanan Livia lemah, tapi itu memang tidak sepenuhnya benar. Sebab Erick lah yang memiliki pesona seribu kali lipat lebih besar dari yang di novel. Jadinya Livia mulai terpicut.
Apalagi Erick yang sekarang sudah jarang dekat dengan Ariana. Bahkan mereka bertemu saja audah terhitung berapa kali dan menit dalam sehari.
Sedangkan keluarga Livia, sama sekali belum ada yang mengetahui keadaan Livia. Mereka mungkin mengira bahwa keadaan Livia baik-baik saja saat ini. Dan memang itulah yang di inginkan oleh Livia.
Klek
Suara knop pintu yang terbuka.Rere datang untuk melakukan pemeriksaan pada Livia. Livia menerima semua pemeriksaan itu dengan baik, hanya saja ia tidak ingin melakukan terapi pengobatan seperti yang di sarankan oleh Rere.
"Gimana perasaan kamu Li?" Tanya Rere pada sepupunya itu.
"Emm, biasa aja kok kak. Kayak kemarin sih" Balas Livia dengan senyum paksa pada Rere.
Rere menghembuskan napasnya melihat Livia yang setegar itu. Ia ingin sekali memeluk dan memberitahukan pada dunia seberapa tegarnya sepupunya itu.
☆☆☆☆
Jumlah kata, 565 kata
Tanggal publis 08 Juni
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Novel [TAMAT]
Teen Fiction[TAMAT] FOLLOW SEBELUM BACA! Aulia, gadis yang sangat tertekan oleh keluarganya. Keluarga Aulia, selalu menuntut dirinya untuk menjadi yang terbaik, dalam hal apapun. Selalu menjadi yang pertama, adalah moto hidup dari Aulia karna keluarganya. Pad...