"Hmm, seingat aku, di novel Queen Girls itu, karakter utama pria sama antagonis ini cuman temenan, dan Livia ini yang selalu ngejar ngejar Erick" Ujar Livia bermonolog.
"Tapi,, kok di buku diary itu katanya mereka tunangan. Huft, dari pada pusing. Mending nanti gue tanyain sama Mommy aja" Tambahnya lagi.
Siang telah berganti sore, dan sore telah berganti malam. Kini Livia dan keluarganya sedang makan malam bersama.
"Mom, Livi mau nanya sesuatu boleh gak?" Tanya Livia pada Deli, Deli mengangguk sebagai jawaban.
"Emm, emangnya bener yah Mom, kalau Livi itu tunangannya Erick?" Tanya Livia dengan santai sembari mencomot potongan sosis dari piringnya.
"Iya bener" Jawab Deli singkat juga.
Livia mengangguk mendengarnya, sebenarnya ia agak pusing kalau begini. Ia ingin kembali ke dunianya, tapi tidak tau caranya bagaimana.
Dan kalau tetap hidup di sini, maka ia akan mati mengenaskan seperti yang di takdirkan oleh penulis pada cerita ini.
Seingatnya, kematian dari Livia terjadi karna Livia yang tidak sengaja membuat Ariana si karakter utama, hampir meninggal karna tenggelam di kolam saat lomba renang.
Saat itu, mereka berpikir bahwa Livia lah penyebab Ariana tenggelam, karna pada saat itu Livia lah yang berlomba bersama Ariana.
Pikiran mereka itu memang bodoh sekali, Livia tau bahwa di sana ada yang janggal, tidak mungkin Livia yang menyebabkan Ariana tenggelam. Pasti ada faktor lain, seperti kebas pada kakinya mungkin, atau Ariana yang ingin caper mungkin. Itu semua bisa saja terjadi.
Namun pemikiran mereka memang sangat tertutup, sehingga tidak dapat memikirkan berbagai kemungkinan, baik besar maupun kecil. Langsung menyimpulkan sesuatu tanpa tau kebenarannya.
Karna hal itu, Livia pun akhirnya meninggal, yaitu dengan cara Erick sangat karakter utama membuatnya membakar dirinya sendiri di api berkobar yang di nyalakan oleh Erick.
Namun saat itu, sepertinya keberuntungan tidak berpihak pada Livia, sebab setelah itupun Livia masih belum juga meninggal. Sehingga Erick dapat melanjutkan menyiksa Livia.
Berbagai macam hal Erick lakukan untuk menyiksa Livia, hingga akhirnya Livia meninggal dengan bentuk mayat yang sungguh menyedihkan.
Kembali ke dunia nyata~
Setelah selesai makan malam, Livia memutuskan untuk memperbaiki hubungannya dengan orang tuanya. Ia tidak bisa berjauhan seperti itu dengan orang tuanya, walaupun Brili dan Deli bukanlah orang tua dari Aulia yang berada pada tubuh Livia, tapi tetap saja, ia tidak terbiasa.
➷➷➷➷
Keesokan harinya, ketika mereka sedang sarapan, Livia memutuskan untuk menerima permintaan Mommynya untuk masuk ke dunia permodelan.
Livia sudah tau seberapa kelam dan kerasnya dunia itu, tapi ia tetap memutuskan untuk masuk, karna ia ingin memperbaiki hubungannya dengan orang tuanya.
"Mom, Livi setuju buat masuk dunia permodelan dan jadi salah satu model seperti yang Mommy mau" Ungkap Livia pada Deli yang sedang duduk dengan anteng di depan TV, sembari menikmati drama China yang di tayangkan disana.
Mendengar ungkapan dari anaknya, itu membuat mata Deli seketika berbinar. Ia berdiri dan langsung memeluk Livia, Livia membalas pelukan itu.
"Yang bener? Kamu mau jadi model?" Tanya Deli dengan gembira pada Livia. Dan Livia menjawab dengan anggukan.
"Ok, kalau gitu besok kita ke studio buat pemotretan kamu. Semuanya udah Mommy urus, tinggal tunggu kamu hadir aja" Tukas Deli pada Livia.
Livia lagi lagi hanya membalas dengan sebuah anggukan singkat. Setelah itu Livia meninggalkan Mommy nya, sepertinya ia akan sedikit kembali ke dunianya yang dulu, dunia hiburan, yang kelam.
"Bi,, kira kira Abang biasanya balik kapan aja dari Amerika?" Tanya Livia pada Bi Tian.
"Emm,, Aden biasanya balik sekitar sebulan sekali Non. Kan disana Aden jadwal kuliahnya juga padat" Jawab Bi Tian. Livia mengangguk mendengarnya.
Ia paham bagaimana rasanya menjadi seorang anak kuliahan, jadwalnya itu cukup padat. Jadi jika tidak pandai membagi waktu, maka semuanya akan terbengkalai nanti.
☆☆☆☆
Jumlah kata, 589 kata
Tanggal publis 04 Juni
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Novel [TAMAT]
Teen Fiction[TAMAT] FOLLOW SEBELUM BACA! Aulia, gadis yang sangat tertekan oleh keluarganya. Keluarga Aulia, selalu menuntut dirinya untuk menjadi yang terbaik, dalam hal apapun. Selalu menjadi yang pertama, adalah moto hidup dari Aulia karna keluarganya. Pad...