Setelah perdebatan kecil beberapa saat bersama Elang, akhirnya Aulia pun berakhir dengan tercengang ketika mengetahui ternyata orang yang menggagalkan pernikahannya. Itu adalah orang yang ia janjikan menjadi pasangan hidupnya, ketika mereka sudah dewasa nanti.
"Astaga! Lo bocah tengil yang waktu kecil sering gue rebut permennya, terus berakhir dengan lo ngadu nangis-nangis ke Nyokap gue yah!" Pekik Aulia yang sangat tidak menyangka akan kebenaran itu.
"Gak nyangka gue, lo yang pas itu masih bocah ingusan, sekarang udah jadi cowok ganteng aja yah" Puji Aulia pada akhirnya.
Elang hanya terkekeh kecil melihat tingkah dari Aulia, yang tidak pernah berubah dari kecil.
Aulia dan Elang memang berteman sejak kecil. Mereka bahkan pernah saling berjanji akan menikah bersama ketika sudah dewasa. Namun sayang sebab setelah kepergian dari Bunda Elang, David, Ayah dari Elang pun memutuskan untuk meninggalkan Indonesia. Dengan alasan di Indonesia itu terlalu banyak kenangan tentang istrinya yang tidak dapat ia lupakan.
"Yaudah, kamu kan udah inget sama Elang, Aulia, jadi sekarang gimana? Kamu masih mau hancurin Elang?" Tanya Berlian pada Aulia.
Aulia menghela napasnya. Sebenarnya Aulia ingin melanjutkan pembalasannya, namun ternyata yang melakukan itu semua adalah Elang, cinta masa kecil Aulia.
"Sebenernya,, Aulia masih mau bales Elang Mah, tapi mengingat Elang itu siapa. Aulia gak tega. Gini aja deh, Elang ikut gue yah nanti ke makam Bastian, buat minta maaf sama Bastian, ok" Ujar Aulia tidak ingin di bantah.
Elang mengangguk mengiyakan. Toh memang ia bermaksud untuk melakukan itu kok.
"Apapun asal itu mau lo, gue ok-ok aja kok by" Ujar Elang yang bucin sekali pada Aulia.
Aulia hanya menggelengkan kepalanya dengan malas menatap Elang.
Kini Elang dan Aulia sedang berada di makam Bastian. Aulia mendudukkan dirinya di tembok makam Bastian.
"Hay Sayang. Aku jengukin kamu, maaf baru sempet ke sini lagi sekarang, kenalin ini Elang. Dia yang udah kacauin pernikahan kita" Jelas Aulia mengenalkan Elang.
"Tapi dia lakuin itu, karna emang di sana ada orang yang pengen bunuh kita. Dan maaf, aku gak bisa balas orang yang udah buat kamu pergi, karna ternyata, Elang ini sahabat masa kecil aku Yan" Sambung Aulia lagi dengan nada sendu.
"Aku gak bakal nangis di sini. Aku cuman mau bilang tolong, maafin Elang yah atas semua perbuatan dia ke kita" Ujar Aulia lagi seraya memejamkan matanya.
Angin sepoy berhembus saat itu juga. Seperti mendapatkan sebuah jawaban dari Bastian. Bahwa ia sudah memaafkan Elang, Aulia dan Elang pun dapat merasakan tenang setidaknya.
Setelah berada di sana selama setengah jam, Aulia dan Elang pun memutuskan untuk kembali.
Aulia dan Elang mampir ke sebuah cafe sepulangnya mereka dari pemakaman itu.
"Capek banget El. Gue pengen cuti deh rasanya. Tapi jadwal gue lagi padat-padatnya minggu ini" Tutur Aulia meratapi jadwalnya itu.
"Kalau mau cuti aja By. Soal jadwal lo tenang aja, nanti gue yang urus" Tukas Elang mengelus surai coklat milik Aulia.
"Yang bener! Makasih Elangg,, lo emang sahabat terbaik gue" Tukas Aulia seraya memeluk Elang.
Namun berbeda dengan Elang, ia merasa sedikit tidak nyaman. Sebab Aulia hanya menganggapnya sebagai seorang teman, padahal dulu Aulia itu selalu berkata bahwa dirinya mencintai Elang.
Namun Elang tidak akan pernah menyerah mendapatkan Aulia, kecuali Aulia sendiri yang memintanya untuk pergi.
Elang dan Aulia menjalani hari-hari mereka dengan bahagia akhir-akhir ini. Namun di saat Elang meminta Aulia menjadi pacarnya. Naas sekali, sebab Aulia menolak dirinya.
Namun ingat, perjuangan Elang bukan hanya sampai di situ, ia masih terus berusaha mengejar Aulia, walau telah di tolak. Ok cinta itu buta, dan tuli yah.
☆☆☆
Hai semua,, sejauh ini maaf yah kalau cerita ini makin lama makin aneh atau gak menarik🙏🙏
Jumlah kata, 573 kata
Tanggal publis 21 Juni
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Novel [TAMAT]
Teen Fiction[TAMAT] FOLLOW SEBELUM BACA! Aulia, gadis yang sangat tertekan oleh keluarganya. Keluarga Aulia, selalu menuntut dirinya untuk menjadi yang terbaik, dalam hal apapun. Selalu menjadi yang pertama, adalah moto hidup dari Aulia karna keluarganya. Pad...