41,,Campus°

10.5K 1.1K 25
                                    

Beberapa minggu setelah kematian Bastian telah berlalu. Dan minggu berikutnya, Aulia pun tersadar dari komanya.

Ya, Aulia mengalami koma selama dua bulan satu minggu. Setelah bangun dari komanya, Aulia cukup terkejut dan terpukul mengetahui fakta bahwa Bastian telah meninggalkan dirinya.

Namun jika kalian berpikir Aulia akan berlarut-larut dalam kesedihannya, maka kalian salah. Sebab Aulia bukanlah orang yang mudah lemah hanya karna hal seperti itu.

Memang Bastian adalah orang yang sangat Aulia cintai. Namun Aulia juga masih dapat berpikir, apalagi mengingat  bahwa Bastian meminta dirinya untuk menjadi sosok yang lebih baik dan mencari pengganti yang lebih baik dari Bastian untuk dirinya, itu membuat Aulia merasa sedikit lebih baik. Sebab itu adalah permintaan terakhir Bastian padanya, dan dia harus memenuhi permintaan itu.

"Semoga kamu tenang di sana Sayang. Aku coba buat ikhlasin kamu, tapi tempat kamu di hati aku bakal tetep ada. Makasih karna kamu, aku masih bisa hidup sekarang. Love You Bastian" Gumam Aulia seraya menatap sendu kearah langit yang agak mendung itu.

Beberapa minggu berlalu, Aulia sudah di perbolehkan untuk kembali dari rumah sakit, dengan syarat ia harus rajin meminum obatnya.

Aulia menyetujui syarat itu.

Kini Aulia sedang berada di kampusnya. F'A collage, campus yang di tempati oleh Aulia untuk menempuh ilmu pelajarannya.

Aulia berada di kantin campus nya sekarang, bersama dengan Citra tentunya. Kelas mereka baru saja berakhir beberapa saat lalu.

"Lo gak sedih Aul, karna Bastian meninggal? Kok gue liat kayaknya lo B aja yah" Tukas Citra memperhatikan gelagat dari Aulia selama ia sadar.

"Emm,, kalau lo tanya sedih apa gak, ya jelas jawaban gue sedih. Tapi kalau soal kenapa gue gak perlihatin itu semua, jawabannya karna gue emang harus ikhlas" Balas Aulia.

"Secara, walau gue nangis nangis sekali pun, apa Bastian  bakal balik hidup? Gak kan, apalagi Bastian selamatin gue pas itu, pasti dia mau gue hidup bahagia. Dan gue gak mau dia ikutan sedih di sana, kalau tau gue selalu sedih karna mikirin dia" Sambungnya, seraya menyedot minumannya.

Citra mengangguk paham.

Aulia itu memang benar-benar tegar anaknya, bayangkan saja, kakek dan orang yang dia cintai meninggal aja dia sama sekali tidak menangis atau terpuruk di depan orang lain.

Dia lebih milih terlihat bahagia dan biasa aja di hadapan orang-orang, agar mereka semua tidak khawatir dengan dirinya.

Tapi walau seperti itu, Citra tetap tau kalau dibalik sikap Aulia yang biasa-biasa itu. Sebenarnya hati Aulia juga menangis dan sangat bersedih pastinya.

"Bener sih yang lo bilang. Tapi inget yah, kalau mau nangis atau mau bagi cerita. Gue siap kok jadi pendengar yang baik, dan sandaran yang bisa lo gunain" Ujar Citra, seraya menyantap makanannya.

Aulia mengangguk mengiyakan.

Aulia memang cuek begitupun Citra, mereka tidak terlihat seperti seorang sahabat dekat di mata orang lain sebenarnya.

Sebab mereka itu sama-sama bersifat cuek dan tidak terlalu pandai bersosialita di sembarangan orang.

Namun itu hanya pikiran orang-orang saja, sebab sebenarnya Aulia dan Citra itu cukup pandai bersosialita. Hanya saja mereka agak tidak pandai menunjukkannya pada semua orang.

Citra adalah sahabat yang tepat untuk Aulia. Sebab Citra tidak pernah terlalu memaksakan kehendaknya pada Aulia. Dan ia juga sangat pandai dalam mengertikan keadaan dari sahabatnya itu. Citra juga cepat tanggap akan gelagat dari Aulia, karna itu Aulia sangat bersyukur bersahabat bersama Citra.

Begitupun sebaliknya, Citra juga sangat bahagia memiliki sahabat seperti Aulia. Sebab Aulia itu tidak terlalu lemah-lembut anaknya. Dan Aulia juga cukup kuat dan tegar, ia akan menjadi sosok yang sangat patut di contoh dalam keadaan tertentu.

Aulia juga tembok penyelamat dan pelindung Citra saat Citra sedang dalam masalah.

☆☆☆

Jumlah kata, 583 kata
Tanggal publis 19 Juni

Damn Novel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang