50,,Acara Pernikahan°

9.6K 880 5
                                    

Hari ini adalah hari dimana Aulia dan Elang akan melangsungkan acara pernikahan mereka. Acara utama yang mereka tunggu-tunggu selama ini.

Di dalam sebuah kamar bernuansa putih, seorang gadis tengah memandang pantulan dirinya di cermin yang mengenakan gaun pernikahan berwarna putih, lengkap dengan riasan-riasan mewah namun elegant yang terpasang di dirinya.

"Mah, Aulia deg-degan banget" Tukas Aulia pada Berlian Mamahnya.

Berlian mengusap lembut pundak tegap sang putri. "Tenang sayang, itu wajar kalau kita mau menikah, gak terasa yah kamu yang kemarin masih nangis ngadu sama Mamah karna di gangguin sama Elang. Sekarang udah mau jadi pengantinnya Elang" Balas Berlian dengan nada dan pandangan sendu.

Aulia membalikkan badannya dan menatap sang Mamah. Wanita yang melahirkannya ke dunia ini dengan mempertaruhkan nyawanya. Aulia mengusap lembut lengan sang Mamah.

"Mamah jangan sedih. Aulia gak akan tega kalau Mamah sedih gini" Papar Aulia dengan nada sendu juga.

Berlian menggelengkan kepalanya saat air mata Aulia hendak menetes. "Kamu jangan nangis, sayang riasan nya nanti. Mamah gak papa, Mamah cuman keinget aja rasanya baru kemarin Mamah lahirin kamu sayang, tapi sekarang kamu udah mau  ninggalin Mamah" Ujar Berlian pada Aulia.

Aulia menatap Mamahnya dengan intens. "Aul gak akan ninggalin Mamah. Aul selalu ada dalam hati Mamah, Aul cuma bakal nikah sama Elang, tapi Mamah sama Papah bakal selalu ada tempat sendiri dalam hidup Aulia. Jangan mikir dengan menikahnya Aulia, Aulia bakal ninggalin Mamah, karna itu gak bener sama sekali" Tukas Aulia panjang lebar.

Berlian terkekeh kecil mendengar ucapan dari sang putri. Ia tidak menyangka gadis kecilnya kini telah menjadi sedewasa ini. Berlian bangga pada Aulia, walau ia cukup keras dalam mendidik, namun ia tetap menyayangi Aulia.

"Haha,, Aulnya Mamah udah dewasa yah. Yaudah kamu persiapin diri kamu, lima menit lagi Mamah sama Citra datang jemput kamu buat turun ke altar pernikahan yah" Ujar Berlian, di angguki oleh Aulia.

Aulia menghela napasnya berkali-kali. Sungguh ia sangat gugup, bahkan kegugupan nya kali ini melebihi kegugupan nya saat ia pertama kali menikah dulu.

Tepat lima menit berlalu, Berlian dan Citra pun datang untuk menjemput sang mempelai wanita yang tak lain adalah Aulia, untuk turun ke altar, menemui mempelai pria dan saling mengucapkan janji pernikahan mereka.

Aulia menuruni tangga dan berjalan menuju ke altar dimana terdapat Elang yang telah siap dengan menggunakan tuxedo hitam nya, di lengkapi dengan senyum manis yang terpampang di wajahnya. Sedang menunggu Aulia.

Aulia bejalan dengan langkah anggun menatap Elang tanpa menunduk sedikit pun. Elang menyambut Aulia dengan uluran tangannya dan membantu Aulia menaiki tangga menuju altar mereka.

Di sana pendeta telah menunggu Aulia dan Elang. Aulia dan Elang pun mulai mengucapkan janji dan sumpah pernikahan mereka, di hadapan sang pendeta dan atas nama Tuhan mereka.

Hanya dalam beberapa menit saja, kini Elang dan Aulia telah resmi menjadi suami istri. Aulia dan Elang menghela napas mereka, mereka pun di persilahkan untuk saling berciuman.

Setelah itu kegiatan selanjutnya adalah pemberian selamat dan do'a restu dari para tamu undangan pada sang mempelai. Satu persatu tamu pun maju dan memberi selamat pada Elang dan Aulia.

Aulia dan Elang membalas mereka semua dengan baik. Kini tiba saat orang tua dari Bastian yang memberi selamat pada Aulia dan Elang.

Aulia menatap sendu pada Arumi dan Abigail. Begitupun sebaliknya. "Selamat yah sayang. Kamu gak jadi menantu tante sama om, tapi om sama tante tetap berharap kamu bahagia yah" Ujar Arumi pada Aulia.

Aulia tersenyum, "Walau Aulia gak jadi istri dari Bastian. Tapi Bunda tetap bakal jadi Bunda Aulia, jangan sungkan anggap Aulia sebagai anak Bunda sendiri" Ujar Aulia.

☆☆☆

Jumlah kata, 579 kata
Tanggal publis 23 Juni

Damn Novel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang