Livia berjalan melewati koridor sekolah menuju cafe show sekolahnya.
Namun ketika dijalan, tidak sengaja ia bertabrakan dengan seseorang.
Brukk
Suara Livia dan orang itu bertabrakan."Auhhh,, sorry sorry gue gak sengaja" Ujar Livia meminta maaf pada orang itu.
'Ganteng' batin Livia, ketika melihat wajah dari seseorang yang ia tabrak.
Pria itu tidak menjawab, melainkan langsung pergi meninggalkan Livia yang masih dengan kebungkamannya di sana.
Livia tersadar dari lamunannya, ketika mendengar teriakan dari seseorang.
"Erick! Cepetan sini!" Suara itulah yang menyadarkan Livia. Livia terkesiap mendengar teriakan itu.
"Oh, nama cowok ganteng itu Erick. Tunggu Erick, Erick, kayak pernah denger deh" Gumam Livia bermonolog.
"ASTAGA,, dia jangan-jangan dia itu Erick yang itu lagi. Aduh bahaya nih, gue bukannya takut. Cuman malu banget njir, Livia kan terkenal ngejar-ngejar si Erick itu. Mana sampai kayak jalang dia lakuin, cuman buat dapet perhatian dari Erick" Gumam Livia bermonolog dengan wajah yang memerah menahan malu.
Erick Revano Casio. Karakter utama pria dalam novel Queen Girls yang dibaca oleh Livia, dan yang ia masuki sekarang ini. Juga pria yang menyebabkan kematian dari Livia.
"Gak nih, tenang Liv, tenang. Huft,, dia cuman pria biasa ok, walau tokoh utama. Bukan berarti lo gak bisa lawan, huft tenang tenang" Monolog Livia mencoba menenangkan dirinya.
Livia tidak jadi ke cafe show. Ia memilih ke rooftop saja, sebab tadi ia melihat Erick dan teman-temannya menuju ke cafe show. Jika ia ke sana juga, maka ada kemungkinan besar ia akan bertemu dengan pria itu lagi.
Bukannya takut, hanya saja ia belum siap untuk berkomunikasi dengan pria itu, atau sekadar berdebat dengannya.
"Eh Ana, lo kok ada di sini? Bukannya tadi ke UKS lo?" Tanya Livia ketika melihat Ana yang ternyata sedang berada di rooftop dan duduk dengan tenang, seraya menghisap sebatang nikotin atau rokok.
"Hehe,, iya aku tadi mau bolos makanya ke UKS. Tapi karna bosan, yaudah aku ke sini aja, aku gak ngajak kamu soalnya aku lagi ginian, kamu kan gak suka sama rokok" Ujar Ana seraya memperlihatkan sebatang rokok yang ia apit menggunakan jari tengah dan jari telunjuknya.
Livia mengangguk sebagai jawaban mengerti. Memang ia tidak suka dengan rokok. Senakal-nakalnya Livia dan searogan-arogannya Aulia, mereka tetap tidak menyukai yang namanya nikotin.
"Yaudah lah, itu rokok habisin cepet. Gue mau ngajakin lo bolos ke markas, mau gak?" Ajak Livia pada Ana.
Ana menatap Livia, seraya mengangguk sebagai jawaban. Setelah sebatang rokok yang di hisap oleh Ana habis, mereka pun meninggalkan sekolah mereka.
Mereka keluar melalui jalan yang di buat oleh anak-anak yang suka membolos, di belakang sekolah. Beruntung tidak ada guru ataupun anggota OSIS yang mengetahuinya, mereka meninggalkan mobil mereka.
"Telfon anak anak aja jemput ke sini" Saran Ana pada Livia. Dan dibalas anggukan oleh Livia.
Livia pun menelfon salah satu anggota gangnya yang dapat di pastikan sedang berada di luar dan tidak di sekolah sekarang.
"Halo,, Delon lo sama Justine lagi sekolah gak?........... Ok kalau gak tolong kalian jemput gue sama Ana di sekolah, tapi lewat jalan belakang yah. Soalnya gue sama Ana bolos, mau ke markas. Bisa kan?........... Good gue tunggu kalau gitu" Tukas Livia seraya mematikan telfonnya.
"Siapa yang kamu suruh buat jemput kita?" Tanya Ana pada Livia.
"Delon sama Justine. Mereka gak sekolah, mereka juga lagi bolos" Ujar Livia yang tau arah pembicaraan dari Ana. Setelah puas atas jawaban Livia, Ana pun mengangguk mengerti.
Tidak butuh waktu lama, Delon dan Justine pun sampai, mereka menggunakan motor sport mereka untuk menjemput Livia dan Ana.
Ana dan Livia menatap tajam kearah Delon dan Justine. "Astaga,, Del, Just, bisa bisanya kalian bawa motor sport. Ini kita ikutnya gimana, gak liat kalian kita pake rok?" Tanya Livia jengah.
☆☆☆☆
Jumlah kata, 603 kata
Tanggal publis 04 Juni
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Novel [TAMAT]
Teen Fiction[TAMAT] FOLLOW SEBELUM BACA! Aulia, gadis yang sangat tertekan oleh keluarganya. Keluarga Aulia, selalu menuntut dirinya untuk menjadi yang terbaik, dalam hal apapun. Selalu menjadi yang pertama, adalah moto hidup dari Aulia karna keluarganya. Pad...