47,,Pergi°

8.2K 847 8
                                    

"Gue tanya sekali lagi. Lo mau gak jadi pacar gue Aulia? Pliss, ini terakhir kalinya gue minta lo buat jadi pasangan gue" Jelas Elang pada Aulia.

Memang, kali ini adalah kali terakhir Elang akan menembak Aulia, untuk menjadi pasangannya. Sebab tadi pagi, asisten Elang menelfon nya. Dan berkata bahwa Ayah dari Elang, yang tak lain adalah David penyakitnya kambuh.

"Sorry El, tapi jawaban gue masih sama. Yaitu gue gak mau, bagi gue lebih baik kita temenan aja udah cukup" Tolak Aulia lagi dengan halus.

Namun yah,, sehalus apapun cara kalian menolak seseorang, tetap saja sakitnya akan sama. Karna hasilnya tetep saja di tolak.

Elang menghela napasnya pelan.

"Huft, yaudah kalau itu pilihan lo. Gue mau maksa juga gak mungkin. Yaudah gue balik dulu yah, soalnya Satya lagi nyariin gue pasti di apartemen. Lo baik-baik yah baliknya hati hati" Pesan Elang pada Aulia.

Aulia mengangguk sebagai jawaban.

Sebenarnya Aulia tidak menerima Elang, itu bukan tanpa alasan. Jika kalian tanya Aulia itu cinta apa tidak dengan Elang, maka jawabannya Aulia sangat mencintainya. Malah cinta banget.

Tapi sayang, Aulia tidak mau kejadian yang dulu terulang lagi. Jadi dia sampai sekarang masih ragu dan selalu nolak pernyataan cinta dari Elang ke dia.

Elang mengemudian mobilnya menuju apartemen miliknya, hanya untuk menjemput Satya kembali ke Spanyol.

Brak
Satya menutup pintu mobil Elang setelah memasukinya dengan sedikit keras. Sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.

Brummm
Elang melakukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata menuju bandara.

Elang sangat khawatir dengan keadaan dari Ayahnya, David sekarang. Sebab hanya David lah yang ia miliki sekarang, sang Bunda telah pergi, dan jujur ia tidak ingin di tinggalkan oleh Ayahnya juga.

Tidak butuh waktu lama hingga mereka sampai ke bandara. Dengan cepat mereka menuju penerbangan yang telah mereka pesan.

"Maaf Aul, gue pergi tanpa ngasih tau lo lagi. Tapi gue harus buru-buru sekarang. Karna Bokap gue lebih penting dari pada ego gue" Gumam Elang menatap ke awan dari dalam pesawat.

Sedangkan Aulia, saat ini ia sedang merenungkan sesuatu.

Sebenarnya Aulia ingin sekali menemui Elang di apartnya sekarang. Namun ia juga gengsi untuk melakukan hal itu. Hingga akhirnya ia di kagetkan oleh kedatangan orang tuanya.

"Anak Mamah kenapa? Kok ngelamun?" Tanya Berlian pada Aulia.

"Gak papah kok Mah, Aulia cuman kepikiran aja. Elang udah beberapa kali nembak Aul, tapi Aul selalu tolak" Curhat Aulia pada sang Mamah.

Berlian mengusap surai coklat sang putri.

"Emang kenapa Aul gak terima aja Elang nya?" Tanya Berlian penasaran.

"Aul takut Mah. Aul takut yang dulu terulang lagi, Aul gak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya lagi" Jelas Aulia dengan nada sendu.

Andre menatap sang putri dengan senyum.

"Kamu datangi Elang sekarang. Jangan sampai nanti semua sudah terlambat baru kamu mau kembali ke dia. Kesempatan kedua itu jarang ada loh sayang" Papar Andre menasehati sang putri.

Aulia menatap lekat surai gelap sang Papah. Wajah tegas dan rahang kokoh itu seolah memberi semangat pada Aulia, agar ia tidak terus-menerus berpikir tentang masa lalunya.

Aulia pun mengangguk seraya berpamitan pada kedua orang tuanya untuk menemui Elang.

"Bener yang Mamah sama Papah bilang. Yaudah kalau gitu Aulia izin ke apart Elang yah" Ijin Aulia pada Berlian dan Andre.

Berlian dan Andre mengangguk sebagai jawaban.

Berlian dan Andre sengaja memberikan nasehat itu pada putri mereka. Dan membiarkan Aulia pergi menemui Elang, padahal mereka tau Elang sudah tidak berada di Indonesia lagi. Namun mereka ingin agar putri mereka itu berani untuk mengejar cintanya. Dan tidak terus menerus terbelenggu oleh rasa takutnya sendiri.

☆☆☆

Jumlah kata, 575 kata
Tanggal publis 22 Juni

Damn Novel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang