37,,Taman°

11.5K 1.2K 41
                                    

Wajah Luna sudah memerah padam mendengar hinaan dari Aulia, ia sangat malu bercampur marah mendengar cacian yang di lontarkan oleh Aulia.

Luna tidak menyangka bahwa Aulia akan berperilaku seperti itu, harusnya Aulia menangis dan memohon pada dirinya agar melepaskan Bastian, itulah yang di inginkan dan di ekspektasi kan oleh Luna. Namun ekspektasinya tak sesuai dengan realita yang ada.

Luna seperti menodongkan pisau pada Aulia, namun Aulia membalasnya dengan menodongkan pistol pada Luna.

"JANGAN ASAL NGEHINA LO YAH! MENTANG MENTANG LO BERHASIL DARI GUE, LO MAU GITU. ASAL LO TAU, GUE PERNAH SE BERHASIL LO WAKTU ITU!" Bentak Luna yang tidak bisa mengontrol emosinya.

"Oh ya? Iya sih, lo pernah punya popularitas yang lumayan dalam dunia hiburan. Tapi kalau lo lupa, lo gak pernah berada di atas gue, gue selalu selangkah jauh di depan lo, gue selalu lebih segalanya dari pada lo" Tukas Aulia dengan nada santai.

"Bukan mau sombong, tapi walau lo jadi simpenan produser lo, tetep aja lo akan selalu di bawah gue. Produser dan agensi gue itu, kualitas yang di kedepankan, gak kayak lo dan mantan agensi lo, yang asal milih, asal puas di awal" Sambungnya.

"Dan lo gak perlu sih bentak bentak gitu, soalnya gue gak budek. Terus mulut lo bau sorry" Tegur Aulia dengan mengejek.

Luna yang sudah malu, semakin malu sebab ia lupa di sana terdapat banyak orang. Dan sekarang, sama saja ia menjadi orang ketiga di antara hubungan dua pasangan, yang akan selalu di pandang jelek oleh khalayak umum.

Cibiran dari orang-orang di cafe itu mulai terdengar untuk Luna. Luna dengan cepat menyambar tasnya dan meninggalkan Aulia dan Bastian di sana dengan perasaan yang sangat malu.

Sedangkan Aulia, ia hendak meninggalkan Bastian.

Namun di cegah oleh Bastian.

"Ikut aku" Ajak Bastian pada Auli, dan menyeret Aulia secara paksa ke taman yang letaknya tidak terlalu jauh dari mall itu.

Bastian meminta Aulia agar duduk di salah satu bangku taman. Aulia hanya menurut dan mendudukkan dirinya di salah satu bangku taman itu, dan di susul oleh Bastian.

"Kenapa?" Tanya Aulia pada Bastian.

Bastian menghela napas pelan.

"Maaf" Gumam Bastian.

"Buat?" Balas Aulia.

"Aku minta maaf karna udah buat kamu kecewa" Lirih Bastian.

"Hmm" Balas Aulia berdehem pelan.

"Jangan gitu Aulia, aku minta maaf, plis maafin akuu" Bujuk Bastian.

Aulia memutar tubuhnya menatap Bastian.

"Buat apa minta maaf? Kalau kamu juga lakuin lagi nanti" Tukas Aulia dengan menatap kecewa pada Bastian.

Bastian terdiam mendengar Aulia.

"Kamu tau, kita udah tunangan Bastian. Harusnya gak usah saling nyembunyiin sesuatu gini. Harusnya kita saling terbuka aja, asal kamu tau, aku sedih banget loh pas liat kamu di taman malam itu" Jelas Aulia.

"Aku maafin kamu, tanpa kamu minta juga udah aku maafin kok. Tapi buat apa kamu minta maaf, kalau akhirnya kamu ulangin lagi? Kan gak guna" Sambung Aulia lagi.

Bastian masih setia dengan keterdiamannya. Ia tau, Aulia pasti sangat kecewa pada dirinya. Bahkan Bastian pun kecewa pada dirinya sendiri.

"Ini terakhir kalinya kamu bikin aku sedih Bastian. Kalau kamu ulangin lagi, maaf kalau aku udah gak bisa toleran lagi, aku masih hargain perasaan aku ke kamu, dan aku harap kamu juga bisa gitu, jangan egois dan milih buat selesaiin semua masalah kamu sendiri" Pinta Aulia dengan sangat pada Bastian.

Bastian menunduk dan memeluk Aulia dengan erat.

"Kali ini aku gak akan buat janji apa apa sama kamu Aulia, karna aku takut gak bisa nepatin nya dan malah buat kamu kecewa lagi. Tapi yang pasti aku bakal berusaha seperti yang kamu bilang tadi" Ujar Bastian.

☆☆☆

Jumlah kata, 576 kata
Tanggal publis 17 Juni

Damn Novel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang