39,,Rumah Sakit°

10.9K 1.1K 44
                                    

"B,, Bastian" Lirih Aulia menangkup wajah Bastian.

"Maafin aku Aulia. Jaga diri kamu, temuin sosok yang pantas buat dampingi kamu. Maaf aku gak bisa jadi pasangan yang baik buat kamu" Lirih Bastian seraya memejamkan matanya yang terasa begitu berat.

Aulia menggelengkan kepalanya dengan kuat, ia menangis melihat Bastian yang tidak mau membuka matanya.

Detik berikutnya, Aulia meletakkan tubuh Bastian, lalu mengambil sesuatu di balik hiasan bunga tebal yang berada tepat di belakang dirinya.

Ternyata Aulia mengambil sebuah senapan dan pistol.

Dengan cekatan dan keahlian tinggi, Aulia menggerakkan senapan dan pistolnya secara bersamaan untuk menembak para penyusup itu.

Entah bagaimana mereka tau keberadaan Aulia, namun Aulia berjanji akan membunuh mereka yang telah merencanakan ini semua.

Hanya membutuhkan beberapa menit saja, hingga mereka semua tewas di tangan Aulia dengan kejam. Aulia bagai seorang monster yang haus akan darah sekarang, ia tidak akan membiarkan satu pun dari mereka lolos dengan selamat.

Aulia sendirilah yang akan mengantarkan mereka keluar dari gedung ini, tepatnya gedung sekalian, dunia ini.

Setelah mereka semua terbunuh, kaki Aulia terasa kebas melihat semua mayat itu, sehingga menyebabkan dirinya menjatuhkan tubuhnya di atas karpet putih lembut itu.

Detik berikutnya, Aulia pun pingsan, walau Aulia mentalnya kuat, tapi hatinya juga lemah.

"Maaf" Gumam seseorang dari atap sebuah gedung menatap tubuh Aulia yang terbaring mengenaskan menggunakan sebuah teleskop.

Orang itu pun pergi meninggalkan gedung itu entah kemana.

Penglihatan Aulia yang tajam dapat melihat bayangan sosok itu yang mulai meninggalkan gedung itu.

Orang tua dari Aulia dan Bastian pun menelfon polisi untuk mengecek segalanya di gedung pernikahan itu. Sedangkan mereka membawa kedua calon pengantin itu ke rumah sakit.

Dokter dan perawat dengan cepat membawa brangkar yang di tempati oleh Bastian dan Aulia menuju ruang IGD untuk di tindak lanjuti.

Lampu ruang IGD di nyalakan, pertanda ruangan itu sedang beroperasi sekarang.

Keluarga dari Aulia dan Bastian mondar-mandir dengan khawatir di luar sana, mereka menunggu kabar dari dokter mengenai kedua anak kesayangan mereka.

Arumi dan Abigail sebagai orang tua dari Bastian tentu saja sangat khawatir dengan keadaan anak satu-satunya itu.

Arumi dan Abigail baru saja kembali dari Amerika setelah memberi restu mereka pada Aulia dan Bastian untuk melangsungkan pernikahan.

Namun saat kembali, mereka malah mendapati musibah seperti sekarang.

Arumi hanya memiliki Bastian sebagai putranya, sebab janin dari Arumi itu tidaklah kuat. Sehingga ia agak sulit mempertahankan janinnya setiap ia mengandung dulu, dan dari semua janin yang di kandung oleh Arumi, hanya Bastian lah yang dapat terlahir dengan sehat.

"Yah,, itu Bastian gimana keadaannya Yah. Bunda gak mau Bastian kenapa kenapa" Khawatir Arumi pada Bastian.

Suaminya, Abigail hanya dapat memeluk istrinya mencoba menenangkan Arumi.

Jujur Abigail juga sangat khawatir dengan keadaan putranya, ia tau putranya itu tidaklah baik, namun sejahat apapun putranya dan seburuk apapun ia, tetap saja yang di dalam sana itu adalah darah daging nya sendiri.

"Bunda tenang yah Bund, Basti pasti baik-baik aja" Ujar Abigail mencoba menenangkan Arumi.

Arumi tidak berhenti menangis, justru ia semakin terisak dengan menyedihkan.

Sedangkan pada orang tua Aulia, kini Papah Aulia sedang menelfon seseorang.

"Ya,, saya mau kamu mencari siapa pelaku dari kekacauan pada pernikahan putri saya hari ini" Ujar Andre pada orang yang di seberang sana.

Andre sedang meminta bawahannya untuk mencari tau siapa yang melakukan kekacauan pada pernikahan putri kesayangannya itu.

Sedangkan Berlian sendiri, ia sama sekali tidak menangis seperti Arumi.

Justru Berlian sedang membicarakan sesuatu dengan seseorang sekarang.

"Cari letak lokasi keberadaan dia. Saya mau dapat informasi yang saya mau satu jam dari sekarang, kalau gak saya bakal bunuh kalian. Paham" Tukas Berlian dengan dingin dan tegas.

☆☆☆☆

Jumlah kata, 587 kata
Tanggal publis 18 Juni

Damn Novel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang