Beberapa saat Aulia dan Citra berjalan-jalan, dan tentunya membeli sesuatu juga di mall itu. Kini Aulia dan Citra memutuskan untuk kembali.
Namun perhatian Aulia tertarik oleh suatu hal. Aulia meminta agar Citra kembali terlebih dahulu saja, nanti ia akan menyusul juga jika urusannya sudah beres.
Citra yang awalnya menolak pun akhirnya setuju setelah berkali kali di yakinkan oleh Aulia.
Yang menarik perhatian Aulia adalah sosok pria yang sangat di kenalinya sedang berbincang dengan seorang wanita, dan dengan nada yang terlihat serius.
"Lo harus setuju! Kalau lo gak setuju, siap siap aja gue bakal kasih tau ke Aulia, kalau lo udah hamilin gue Bastian!" Ancam wanita itu pada pria yang tak lain adalah Bastian.
"Hahahaha,, lo mau ngancem gue? Gue bisa bunuh lo sekarang juga kalau gue mau Luna! Dan anak itu, jangan lo pake buat ancem gue, karna malam itu lo yang godain gue dan masukin obat ke minuman gue kalau lo lupa" Kawan Bastian dengan terkekeh menyeramkan.
Gadis yang bernama Luna itupun mematung mendengarnya, keringat dari Luna bercucuran. Namun matanya menangkan seseorang yang tak lain adalah Aulia sendiri.
Ia mencoba membuat Aulia cemburu dengan menempel pada Bastian, namun sayang sebab Aulia sudah mendengar semua perbincangan mereka berdua.
Sungguh, Aulia kaget ketika mendengar ucapan dari Luna. Namun saat mendengar pembelaan dari Bastian, kekecewaan dari Aulia sedikit berkurang, sebab itu semua ternyata bukan keinginan dari Bastian, tapi ia di jebak oleh wanita ular yang bernama Luna itu.
Namun walau seperti itu, tetap saja Aulia kecewa pada Bastian sebab Bastian mau-maunya di jebak oleh wanita ular itu. Harusnya ia pergi saja ketika hendak di jebak oleh wanita itu.
Aulia menghampiri Bastian dan Luna dengan senyum sinis, bukan pada Bastian, tapi pada Luna.
"Lepasin tunangan gue" Desis Aulia dengan nada rendah.
Namun terdengar menyeramkan, dan sontak Luna pun melepaskan pegangannya pada Bastian.
"A,, Aulia" Gumam Bastian melihat Aulia.
"Lo mending gak usah jebak tunangan gue dengan bayi di rahim lo itu. Kalau bener itu anaknya Bastian, gampang, gue bakal ambil anak itu dan rawat dia sama Bastian. Dan lo gak perlu khawatir, karna gue bakal rawat dia selayaknya anak gue sendiri nanti" Tutur Aulia dengan tersenyum remeh pada Luna.
Benar, kalau memang anak itu anaknya Bastian, maka Aulia tidak akan masalah merawatnya, toh itu buah hati dari seseorang yang ia cintai. Dan bayi itu juga ada sebab ketidak sengajaan dari Bastian, bukan karna sebuah kesengajaan.
"Lo gak boleh gitu! Anak ini anak gue, dan gue bakal rawat dia sama Papahnya, yaitu Bastian! Lo gak berhak buat ambil anak gue dari gue" Tentang Luna.
"Ok, kalau emang lo mau rawat anak itu, silahkan. Tapi lo gak bakal bisa dapetin tunangan gue. Lo sadar diri dong, lo itu cuman aktris kecil yang lagi naik daun tapi langsung jatuh kan di dunia hiburan?" Remeh Aulia pada Luna.
Luna adalah mantan aktris, namun saat ia mulai naik daun, ia mulai sombong dan meremehkan aktris yang berada di atasnya.
Ia sempat meremehkan Aulia yang bergelar sebagai seorang model dan aktris terkenal. Ia memandang dirinya lebih tinggi dari pada Aulia, namun naas sekali, sebab kedok dari Luna terbongkar dengan skandal yang ia lakukan dengan produsernya.
Dan itu membuat popularitasnya di mata dunia menjadi menurun, dan berakhir dengan dirinya yang di black list kan dari dunia hiburan.
Sejak saat itu, tidak ada lagi kabar tentang Luna. Gadis itu menghilang entah kemana, dan saat muncul kembali, malah berniat merebut milik Aulia.
Bodoh, itulah kata yang cocok untuk Luna. Luna melakukan hal itu, sama saja dengan mencoba membangunkan singa yang sedang tertidur.
"Apa maksud lo?!" Bentak Luna mulai emosi.
"Kenapa? Bener kan, lo itu cuman seorang aktris gagal dalam dunia hiburan, gak usah sok lo pengen ngerebut milik gue. Orang berhasil aja gak ada yang berani buat main-main sama gue, sedangkan lo yang bukan siapa-siapa, punya nyawa lebih kayaknya lo" Jelas Aulia.
☆☆☆
Jumlah kata, 602 kata
Tanggal publis 17 Juni
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Novel [TAMAT]
Teen Fiction[TAMAT] FOLLOW SEBELUM BACA! Aulia, gadis yang sangat tertekan oleh keluarganya. Keluarga Aulia, selalu menuntut dirinya untuk menjadi yang terbaik, dalam hal apapun. Selalu menjadi yang pertama, adalah moto hidup dari Aulia karna keluarganya. Pad...